Bag. 16 : Sebuah Pernyataan

870 536 749
                                    

DEAR READERS...

ADA YANG UDAH "VAKSIN" ?
YUK, SHARING PENGALAMAN KALIAN SETELAH DI VAKSIN!

______________________________________

EPISODE INI SEDIKIT (HANYA SEDIKIT — 1 KALIMAT) MENGANDUNG UNSUR +18.
UNTUK YANG MASIH DI BAWAH UMUR, SILAKAN SKIP JIKA TIDAK BERKENAN.

______________________________________

JANGAN LUPA,
TITIPKAN PENGALAMAN MEMBACA KALIAN DI KOLOM KOMENTAR!

JANGAN LUPA,TITIPKAN PENGALAMAN MEMBACA KALIAN DI KOLOM KOMENTAR!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Hmmm, jadi ceritanya gue sama Dhika kenal udah dari awal kuliah. karena emang 1 kost. Udah, gitu aja," ujar Saga dengan polos. Matanya menatap langit yang sedikit berbintang.

"Ihh! apaan, sih! Itu maah bukan cerita. Kalau cerita itu harus panjang," rajuk Lavita, bibir bawahnya terlihat cemberut.

Saga menoleh sebentar ke arah Lavita, kemudian kembali menandangi langit sembari tersenyum tipis.

"Iya gitu. Gue sama Dhika jadi akrab. Sering main bareng, nongkrong bareng juga. Karena kamar kita sebelahan juga. Dia pernah main ke rumah, gue juga sering main ke rumah kalian. Waktu itu, pertama kalinya lihat lo juga setelah beberapa kali main sih." Saga menceritakan dengan santai.

Lavita membelalakan matanya. Ia sedikit kaget dengan cerita Saga. Artinya, Lavita sudah pernah bertemu dengan Saga tanpa sengaja.

"Jadi, Kakak udah kenal sama aku,  dong? Kenapa pas ospek ngajakin kenalan?"

Saga menggeleng, lalu melanjutkan ceritanya. "Pertama kali lihat lo di rumah, gue belum tahu nama lo siapa. Gue cuma nebak aja lo adiknya Dhika. Gue nggak pernah berani buat nanya ke Dhika, sampai waktu itu gue pernah lihat lo di kolam ikan lagi murung. Baru deh gue berani nanya ke Dhika."

"Nanya apa, Kak?" potong Lavita penasaran.

"Nanya, lo siapa, lo lagi kenapa. Yaa, sebatas itu aja. Gue nggak berani buat nanya lebih."

"Terus Mas Dhika jawab apa?"

"Cuma jawab, 'adik gue lagi galau' gitu aja sih."

Lavita menunduk, jarinya saling meremas satu sama lain. Hatinya mulai mencuat. Dia bimbang, ingin cerita namun tidak sanggup.

Karena tidak ada jawaban dari lawan bicaranya, Saga melirik sekilas ke arah Lavita.

"Sebenaranya, yang kemarin di bioskop itu, mantan aku, Kak," ucap Lavita pelan namun masih bisa di dengar oleh Saga. Laki-laki itu pun ikut menunduk mendengarkan perkataan gadis di sampingnya.

Sekuat tenaga Lavita menahan air matanya agar tidak lolos. Rasa sakitnya belum sepenuhnya sembuh, jika harus mengingat apa yang sudah terjadi.

"Mereka pacaran. Tapi Sabrina pakai cara licik biar bisa pacaran sama Ravi."

OK, FINE [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang