Ten melebarkan matanya terkejut saat melihat sebuah uluran tangan yang begitu berurat tengah menunjukan setumpuk uang tepat di hadapan wajahnya.
Ia mendongak, menatap wajah tampan namun terkesan begitu datar dan juga dingin, membuatnya bergidik pelan..
"Untukmu." ucapnya dengan nada beratnya.
"Hah?"
Hanya itu reaksi yang bisa Ten berikan. Ia bahkan menatap wajah pemuda di hadapannya ini dengan tatapan bingungnya..
Pemuda tampan itu mendecak. Ia menarik tangan Ten dan setelahnya menyimpan setumpuk uang itu diatas telapak tangan Ten yang dibalas dengan wajah kebingungan Ten yang semakin menjadi..
"I-ini, i-ini untuk apa?" tanya Ten masih dengan kebingungannya.
"Sudah kubilang ini untukmu." katanya lagi.
Kali ini pemuda itu memajukan langkahnya, hingga pada akhirnya punggung Ten menabrak dinding dan membuat dirinya terhimpit ditengah-tengah antara dinding dan juga pemuda tampan di hadapannya yang tengah tersenyum miring.
"Ta-tapi aku tak butuh uang." kata Ten dengan sedikit keetakutan.
"I don't care!" ucapnya dengan nada rendahnya. Ia sedikit menundukan kepalanya, lalu berbisik "Biarkan aku menghirup aroma tubuhmu, dan aku bisa memberikanmu uang dengan lebih banyak lagi."
Setelah mendengar ucapan itu tubuh Ten bergetar hebat, merasa sedikit ketakuan, tak nyaman dan juga merasa jika suara berat itu terlalu menggoda untuk didengar oleh telinga yang berhiaskan oleh banyaknya anting itu.
.
.
.Ten terdiam dengan menatap lurus kedepan. Tatapannya begitu kosong, jiwanya entah berada dimana, sedangkan raganya kini tengah berada di pangkuan pemuda berwajah tampan yang selama hampir setahun ini selalu menarik tubuhnya secara tiba-tiba dimana dan kapan pun ia berada.
"Oh my, your smell makes me crazy."
"Kau aneh!"
Pemuda tampan itu menyimpan dagunya di bahu Ten, lalu ia melirik Ten dan tersenyum kecil. "Aku aneh? Aneh bagaimana?"
"Sebenarnya apa yang membuatmu begini?" bukannya menjawab, justru Ten memberikan pertanyaan pada sosok tampan yang memangkunya itu.
Sosok tampan itu terkekeh pelan. Ia menarik wajah Ten agar menatap wajah tampannya.
Selagi Ten menatap wajah itu, Ten masih tak mempercayainya, karena bagaimana bisa wajah bagaikan seorang bayi lucu dan menggemaskan itu justru memiliki sifat aneh dan begitu sangat mendominasinya..
Rasanya Ten ingin mati untuk sesaat, karena sosok di hadapannya ini adalah sosok pemuda yang selama hampir sepuluh tahun lamanya sudah ia anggap seperti adik kandungnya sendiri.
Dan sekarang kini ia malah berada di pangkuannya dengan wajah putus asanya..
"Ya Tuhan, kemana adikku yang menggemaskan itu pergi?" ucap Ten dengan mecubit gemas pipi sosok tampan yang berada di hadapannya.
Sosok tampan itu memutar kedua bola matanya malas saat mendengar ucapan Ten. Ia memilih untuk memegang tangan Ten, dan setelahnya ia mengecup punggung tangan Ten lama..
Senyuman manis menghiasi wajah tampannya, dan setelahnya senyuman itu hilang digantikan dengan wajah yang begitu datar dan tatapan yang begitu tajam.
His duality makes me scared, batin Ten.
"Setelah apa yang sudah aku lakukan selama setahun ini padamu, kau masih saja memanggilku 'adikku'?" tanyanya dengan nada rendahnya.
Mendengar nadanya berbicara membuat tubuh Ten bergetar. Jujur saja, sebenarnya ia merasa sangat ketakutan saat ini.. Ia benar-benar tak mengerti dengan kepribadian baru sosok yang tengah memangkunya ini..
![](https://img.wattpad.com/cover/176547842-288-k371410.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
All X TEN
RandomHanya sekumpulan cerita oneshoot atau twoshoot ALL x TEN ❗TENHAREM❗ Rate? Aman. Diusahakan gula, gak terlalu suka asem soalnya :") ❗JANGAN BERHARAP BANYAK SAMA BOOK INI ❗ Happy Readin~♡