Childhood Friends confession

1.5K 126 7
                                    

"Wait.. Hey!! Wait for me!!"

Pemuda jangkung itu berteriak memanggil pemuda bertubuh mungil yang sudah melangkah kakinya dengan cukup jauh.

Nafasnya terengah-engah, keringat pun bercucuran dari dahinya, dan bajunya pun sedikit basah karena ia sudah cukup lama berlari mengejar pemuda mungil yang sejak tadi ia cari.

"Kenapa kau selalu meninggalkanku, eh?" ucapnya dengan menyentuh bahu sempit itu.

Mata tajamnya kini menatap mata bagaikan kucing yang saat ini tengah menatapnya juga.

Sosok mungil itu terdiam beberapa saat sebelum helaan nafas keluar dari bibir cherrynya..

"Aku lelah jika harus menunggumu setiap hari, Johnny." katanya.

Pemuda bertubuh jangkung yang di ketahui bernama Johnny itu mengelap keringatnya, lalu ia berdiri tepat di hadapan sosok mungil itu dengan mengerutkan dahinya.

"Maaf.." Johnny berkata dengan wajah menyesalnya. "Aku tak bermaksud untuk membuatmu menunggu lama setiap kali kita pulang." lanjutnya.

Pemuda mungil itu terdiam beberapa saat, hingga pada akhirnya ia mendongak untuk menatap wajah Johnny. Ia tak mengatakan apapun selain menatap wajah Johnny sesaat dan berlalu begitu saja.

"Don't be so mean to me, Ten. After all, we're childhood friends.. And our home are next each other.. Kau bahkan pulang pergi bersamaku menggunakan kereta setiap harinya." ucap Johnny dengan melanjutkan langkahnya.

Sosok mungil yang di ketahui bernama Ten itu hanya terdiam dengan melangkahkan kaki pendeknya. Ia tak mengatakan sepatah katapun selain menghembuskan nafasnya panjang dengan memperhatikan langkah kakinya.

Ketika Ten tengah asik melangkahkan kakinya, ia mengerutkan dahinya saat telinganya mendengar Johnny tengah mengatakan sesuatu yang tak dapat ia mengerti.

"Kau mengatakan sesuatu?" tanya Ten dengan menghentikan langkahnya.

Johnny gelagapan ketika Ten menatapnya dengan begitu intens. Ia mengedarkan pandangannya kesegala arah, lalu menggaruk tengkuknya yang tak gatal sama sekali.

"N-no-nothing! Lets go.." ucap Johnny dengan melangkahkan kaki panjangnya.

Ten menggedikan bahunya, lalu ia menatap ponselnya yang bergetar. Senyuman tipis tercetak jelas di bibirnya saat melihat sesuatu yang berada di layar ponselnya itu.

Memilih lanjut melangkan kakinya dengan mengikuti langkah Johnny, ia begitu asik dengan mengetik sesuatu di layar ponselnya hingga membuat Johnny merasa begitu penasaran.

Johnny yang penasaran mencoba mengintip, ingin mengetahui apa yang menyebabkan sahabatnya ini begitu asik dengan ponselnya.

Karena rasa penasarannya yang begitu tinggi ketika ia tak mendapatkan apa yang ia ingin ketahui, Johnny memutuskan untuk bertanya, "Siapa itu? Jarang sekali kau membalas pesan sepanjang itu."

Ten menatap Johnny, ia tersenyum tipis dengan menjawab, "Hanya seseorang."

Seseorang?

Siapa seseorang itu?

Begitu banyak pertanyaan yang berada di kepala Johnny saat ini.

"A guy?" tanyanya yang di balas anggukan oleh Ten.

"Ah, I see.." Johnny menganggukan kepalanya pelan, " I-is that yo-your boyfriend?"

Bukan jawaban yang Johnny dapatkan, melainkan hanya sebuah gelengan yang Ten berikan padanya.

Semula jantung Johnny berdegup begitu kencang saat ia mencoba bertanya pada Ten. Ia juga sampai-sampai menahan nafasnya begitu saja.. Ia bahkan takut pula untuk mendengar jawaban apa yang akan diberikan oleh Ten saat ia bertanya seperti hal tersebut.

All X TENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang