Let's Break Up

969 91 6
                                    

"Kak.."

Ten coba manggil sosok jangkung di hadapannya.

Sudah hampir setengah jam lamanya dia dan sosok di hadapannya saling berdiam diri..

Ada helaan napas keluar dari bibirnya saat dia tatap sosok jangkung itu..

"Kenapa, Ten?"

Sosok jangkung itu akhirnya tatap wajah Ten. Dia simpan ponselnya di meja.

"Kakak tadi siang abis dari mana?"

Naikin sebelah alisnya, sosok jangkung itu pada akhirnya ngelipet kedua tangannya di dada. "Tumben, nanya-nanya hal kaya gini?"

Ada sebuah decakan yang keluar dari bibir Ten waktu dia denger balasan sosok jangkung itu.

"Kamu gak bisa jawab langsung, John?"

Johnny, sosok jangkung itu sedikit terbelalak, terkejut karena Ten tiba-tiba manggil dirinya pake nama. Gak kaya Ten yang biasanya..

"Ten.. Ada apa, sih?" tanya Johnny khawatir.

Helaan napas lagi-lagi keluar dari bibir Ten.

"Tadi siang, kamu pergi keluar sama kak Taeil, 'kan? Terus kamu juga ngasih boneka beruang 'kan ke dia?"

Johnny diem. Dia ngehela napasnya sambil natap Ten.

"Gue udah janji sama dia, Ten. Elo tau 'kan, kalo gue tipikal laki-laki yang suka tepatin janji." Johnny ngejeda dulu omongannya, "Jangan bilang, kalo elo mikir gue sama dia punya hubungan lagi."

"Aku gak bilang begitu.."

"Tapi gue emang gak ada hubungan apa-apa sama dia!" elak Johnny dengan sedikit meninggikan intonasi suaranya.

"Iya. Kamu sering banget bilang begitu. Dari sebelum ini, sebelumnya, dan sebelumnya lagi. Gak cuma sama dia aja, kak. Kamu mau aku sebutin satu-satu?"

Hembusan napas panjang lagi-lagi keluar dari bibir Ten. Dia coba buat kontrol emosinya.

"Aku capek, kak." lanjut Ten.

Wajah Johnny seketika berubah. Dia terlihat tersinggung dengan ucapan Ten.

"Jadi, maksudnya elo ngelarang gue buat deket sama orang lain? Gitu maksudnya?"

"Enggak! Cuma, harusnya kamu tau batasan gak, sih?" kali ini Ten yang ngelipet tangannya di dada.

Johnny ngehela napasnya. Terus berdecak pelan..

"Oke.. Gue paham! Gue harus nurut sama pacar gue. Itu mau elo, 'kan?"

Ten usap wajahnya kasar. Dia benar-benar tidak mengerti dengan jalan pikiran Johnny saat ini.

"Apa sih, kak? Please, kak. Aku bener-bener capek.."

"Lo yang bahas ini duluan! Kalo emang capek, seharusnya gak perlu susah payah buat bahas hal gak penting kaya gini."

Terlihat jelas jika saat ini Johnny benar-benar marah. Wajahnya memerah dengan kerutan di dahinya..

"Paling enggak, gue tahu yang mana pacar gue, dan yang mana mantan pacar gue.. Gue tau apa kesukaan pacar gue.. Gue juga tau apa yang pacar gue gak suka.. Dan yang penting, gue gak pernah salah buat manggil nama pacar dan nama mantan pacar gue.. Gue bisa ngebedain hal itu semua, Ten!!" lanjut Johnny dengan intonasi suara yang semakin meninggi..

"Kok kamu marah-marah sih, kak?"

"ELO YANG MULAI DULUAN, TEN! LO MAU NYALAHIN GUE LAGI?" Johnny sedikit berteriak di hadapan Ten. Dia bahkan berdiri sambil tatap Ten tajam.

All X TENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang