Menjadi seorang siswa pindahan membuat pemuda kecil bernama Qian Kun itu menelan ludahnya gugup.
Ini memang bukan hari pertamanya ia menginjak Neo Culture Junior High School, ini adalah hari kelimanya ia menginjak dan bersekolah di sekolahan elit itu. Namun, ada hal yang membuatnya merasa risih dan tidak nyaman.
Orang-orang akan menatapnya dengan tatapan jijiknya saat melihat penampilannya. Ia memang tidak mengambil pusing akan hal tersebut, tapi kata-kata yang terlontar dari beberapa siswa membuatnya merasa sedih. Contohnya seperti saat ini.
"Hey, kau lihat siswa pindahan itu? Dia jorok sekali ya, pakaiannya selalu itu-itu saja."
"Jangankan pakaiannya, lihat saja rambutnya, begitu kusut dan tidak terurus."
"Aku rasa mungkin tubuhnya sangat bau, ia terlihat tidak mandi."
Kun menundukkan kepalanya, menahan tangis saat mendengar kalimat-kalimat yang menyakitkan itu.
Bagi Kun di tatap dengan setengah mata itu tidak masalah, hanya saja jika ia harus mendengar kalimat-kalimat menyakitkan itu rasanya membuat hatinya begitu bersedih.
Walaupun ia hanya seorang siswa pindahan dari hasil beasiswa, setidaknya ia ingin belajar dengan baik dan giat. Ia tidak ingin membuat ibunya kesusahan lagi
"Hey! Bisakah kalian diam? Jangan memperlakukan orang lain seperti itu!"
Tiba-tiba saja seorang pemuda bertubuh lebih kecil dari Kun itu berteriak tepat di hadapannya kepada siswa-siswa tadi, membuat Kun mendongakkan kepalanya menatap pemuda itu.
Dapat Kun lihat jika pemuda kecil di hadapannya begitu sangat marah pada siswa-siswa tadi.
Kun mengedarkan pandangannya saat melihat beberapa siswa-siswa tadi pergi meninggalkannya dan juga pemuda di hadapannya begitu saja. Ia mengernyitkan dahinya bingung karena tidak ada satu orang pun yang berani melawan pemuda di hadapannya ini. Ia kembali menatap pemuda di hadapannya, membuat wajahnya merona seketika.
Wajahnya yang manis dan juga cantik untuk seorang anak laki-laki membuat Kun begitu terpana saat pertama kali melihatnya. Pipi tembam yang terhias rona merah alami, bibir merah berbentuk seperti buah cherry, tubuh yang mungil dan juga mata sipit namun tajam seperti kucing.
Kun terus memperhatikan wajah pemuda di hadapannya, sampai akhirnya ia tidak sadar jika pemuda di hadapannya juga tengah menatapnya dengan senyuman yang begitu manis.
"Hey, kau tidak apa-apa? Apa ada yang terluka?" pemuda itu bertanya dengan melambaikan tangannya di hadapan wajah Kun, membuat Kun terkejut dengan menyentuh dadanya.
"Y-ya, aku tidak apa-apa." Kun menganggukkan kepalanya dengan tersenyum tipis.
Mata Kun melirik untuk melihat pemuda di hadapannya, dan bisa ia lihat jika pemuda di hadapannya ini bukanlah orang sepertinya. Pakaiannya yang rapih dan juga bermerk, rambutnya begitu tertata rapih dan juga begitu wangi, bahkan dari segi apapun Kun dan pemuda di hadapannya begitu berbeda jauh.
"Apa mereka selalu memperlakukanmu seperti itu?"
Bukannya menjawab, Kun memilih untuk menganggukkan kepalanya, enggan untuk menatap pemuda di hadapannya.
"Sejak kapan? Apa kau siswa baru disini?" pemuda itu menjeda ucapannya, hanya sekedar ingin menarik wajah Kun agar menatapnya "Jika orang sedang berbicara, tolong lihat juga wajahnya."
"U-uh maaf." Kun menggaruk kepalanya yang tak gatal dan setelahnya ia menelan ludahnya gugup "Se-sejak kemarin mereka seperti itu, mu-mungkin mereka begitu karena penampilanku. Dan y-ya, aku adalah siswa pindahan baru." Setelah mengucapkan itu, Kun kembali menundukkan kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
All X TEN
RastgeleHanya sekumpulan cerita oneshoot atau twoshoot ALL x TEN ❗TENHAREM❗ Rate? Aman. Diusahakan gula, gak terlalu suka asem soalnya :") ❗JANGAN BERHARAP BANYAK SAMA BOOK INI ❗ Happy Readin~♡