Bab.3

35 25 2
                                    


"Gak gue sangka ternyata lu nerima juga tantangan dari gue." ucap Kezil saat Vincen dan kawan-kawannya sudah didepannya.

"Ck! Apa lu kira gue takut." decak Vincen.

"Gue suka sama orang yang pemberani termasuk lu, Vincenzo Lysander."

"Banyak bacot lu! Maju sini lu pada cincong mulu kaya arisan?" sahut Eros yang geram sama anak Ergio yang kebanyakan ngomong menurutnya.

"Santai, gue gak mau terburu-buru buat adu jotos sama anak Glasine lebih enak jika kita perkenalan dulu." balas Kezil santai.

"Lu kira ini lagi interview apa? Pakai acara perkenalan segala, bilang aja lu takut kan lawan kita." dumel Bellen tak kalah segit.

"Bener Bell, gue setujuh sama lu dia kebanyakan bertele-tele." timpal Gaian tangannya sudah mulai gatel buat membogem musuhnya.

Vincen dan Nevan masih diam dengan ancang-ancang jika Kezil dan pasukannya menyerbu secara mendadak. Kezil walau pembawaannya tenang namun dia bisa menyerang dari segala arah jadi jika ingin melawan pasukan Ergio mesti pintar membuat strategi buat melumpuhkannya. Untung saja saat pulang sekolah tadi anak Glansine berkumpul sebelum bertemu dengan Ergio, Nevan yang memang mempunyai otak paling encer sudah membuat taktik dan strategi buat melawan anak Ergio karna dari banyak ya musuh yang mereka sering lawan pasukan Ergio yang paling kuat seperti Glansine. Nevan memang paling ahli dalam membuat taktik dan strategi saat ingin menghadapi lawan maka tak heran jika dia dijuluki sebagai Macannya Glansine.

"Vin, berhati-hati gue yakin Kezil bawa senjata dibalik bajunya." bisik Nevan namun matanya tetap mengawasih pergerakan musuh yang didepannya.

"I know." gumam Vincen pelan.

"Sepertinya lu semua udah pada gak sabar buat baku hantam. Tapi sebelum lu melawan Ergio gue cuma mau nyaranin jangan memohon jika kalian semua kalah." sindir Kezil tersenyum mengejek.

"ANJING, BANYAK BACOT LU DARI TADI!" potong Eros yang sudah marah maju meninju  Kezil.

BUGH.

Namun sayangnyah kenzil dengan cepat menghindar balas meninju Eros tepat dimukanya hingga bibirnya mengeluarkan darah hingga jatuh terduduk sungguh keras pukulan dari Kezil.

BUGH.

"EROS." teriak Vincen dan anak Glansine berbarengan.

Vincen membantu Eros berdiri yang terjatuh  karna pukulan Kezil."Ros dia bukan lawan lu." ucap Vincen.

"Yang dikatakan Vincen bener Ros, lu bukan tandingannya." Nevan juga setujuh dengan ucapan Vincen. Kezil itu sangat tangguh dan kuat jika Eros melawannya Kezil, Nevan gak yakin jika Eros bisa mengalahkannya.

"Gue rasa lawan lu adalah gue." kata Vincen menatap tajam Kezil.

Bahkan tangannya sudah mengepal sangat erat hingga buku jarinya memerah Vincen tidak rela jika teman dan pasukannya tersakiti akan Vincen lindungi mereka semua dengan semampunya bahkan Vincen juga rela jika Vincen mati agar bisa melindugi semua anak Glansine.

Dengan senyum smirknya dibibir Kezil."itu yang gue tunggu." ucap Kezil.

Anak Glansine dan Ergio saling melawan seakan tidak akan ada pernah kata kalah mereka semua seakan haus akan darah. Seragam mereka pun yang kotor oleh darah tidak mereka perdulikan karna yang mereka pikirkan adalah kemenangan Glansine bukan baju mereka. Baju bisa dicuci lagi atau dibuang jika menurut mereka sudah tidak layak dipakai bisa beli dengan yang baru lagi orang kaya mah bebas.

Bellen mengelap darah dibibir dengan napas tersengal-sengal saat melawan pasukan Ergio tenaga mereka sangat kuat melebihi Glansine. Tapi Bellen tidak akan menyerah dan kalah Bellen adalah anak Glansine dan bagian dari keluarga Glansine walau Bellen tak sekuat seperti Vincen, tak sehebat seperti Eros, tak sehumor seperti Gaian atau tak sepintar Nevan tapi Bellen sangat tangguh jika melumpuhkan lawan dengan kelincahan tangan dan kakinya. Saat pertama kalinya Bellen menginjakan kaki di SMA Bangsa dan pertama kalinya Bellen juga bertemu dengan Vincen saat dirinya dikeroyok oleh sekelompok perampok yang menodongnya saat itu lah Bellen seperti melihat malaikat penolong baginya

Vincenzo Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang