Bab.9

21 15 5
                                    


"Bagaimana bisa." Henri melempar berkasnya kemeja kerja.

"Maaf pak kita semua udah berusaha, tapi Carva group memutuskan kerja sama dengan perusahan kita." sahut Hadi menundukkan kepalanya.

"Harusnya kamu bisa mempertahankan kerja sama dengan Carva group perusahaan merekah itu cukup terkenal jika kita bisa bekerja sama kita bakal banyak dapet untung." Henri meluapkan emosinya.

Henri memijat pelipisnya palanya sangat sakit dengan Carva group yang tiba-tiba saja memutuskan kerja sama dengan perusahaannya. Harus dengan siapa lagi Henri meminta  bekerja sama dengan perusahaan lain  perusahaan sudah diambang batas kehancuran jika saja Ferdi mau meneruskan perusahaan yang Henri bangun mungkin ini semua tidak akan pernah terjadi.

Namun Ferdi anaknya yang keras kepala seperti dirinya menolak mentah-mentah malah mau bekerja sebagai karyawan biasa. Semenjak Ferdi memilih Sekar sebagai istrinya Ferdi seakan tidak pernah lagi menuruti kemauannya membuat Henri semakin kesal dibuatnya apa lagi Henri sudah sering kali meminta Ferdi untuk menceraikan namun Ferdi tetap mempertahankan pernikahannya.

Henri juga sudah mempunyai calon istri buat Ferdi yang sangat kaya yang bisa membuat perusahaannya semakin berjaya, tapi apa Ferdi anaknya tiba-tiba saja membawa gadis kampung yang tak punya apa-apa kehadapannya dan meminangnya menjadikan istrinya.

"Maaf pak, ada orang yang mau menemui bapak." kata Intan sekertaris Henri.

"Hmn, siapa?" tanya Henri.

"Mrs. Lysander pak." balas intan.

Dia, mau apa wanita iblis itu dateng kemari untuk menemuinya batin Henri.

"Suruh dia masuk." perintah Henri pada Intan.

"Baik pak." ucap Intan dan berjalan meninggalkan ruang Henri.

"Sudah sangat lama yah kita tak bertemu kembali, setelah kejadian itu." Luna berjalan melihat sekeliling ruangan yang dulu pernah ditempatinya.

Henri menatap Luna dengan tampang waspada karna Henri tau Luna itu seperti apa dia bisa saja tiba-tiba membuat masalah Luna itu licik seperti ular berbisa.

"Ada keperluan apa anda datang ke perusahaan saya." ketus Henri.

"Teryata kau tidak pernah berubah yah, masih sama seperti dulu dingin dan ketus." sahut Luna duduk disofa tanpa diperintah.

"Ck!" decak Henri.

"aku dengar katanya Carva group memutuskan kerja sama dengan perusahaanmu, benar." tanya Luna.

"Apa tujuanmu dateng kemari Luna." Henri menatap tajam Luna yang duduk manis disofa.

"Ah, sepertinya kita tak perlu basa basi lagi yah Henri, sebenernya aku dateng kesini mau menawarkan kerja sama dengan perusahaan milikmu jika kamu berminat." jelas Luna menyilangkan kaki dengan tangan dilipat.

"Hmn, apakah ini suatu keberuntungan buat ku ataukah ini bencana, leluconmu sungguh luar biasa Luna."

Luna menegakkan tubuhnya berhadapan dengan Henri yang berdiri didepan meja."Apakah aku seperti sedang melucu didepan mu."

"Aku kesini berniat baik kepada dirimu jika perusahan kita bekerja sama bukannya itu akan banyak mendapatkan keuntungan buat perusahan mu Henri."

"Seberapa untungnya buat diriku jika kita bekerja sama, karna aku tau kau Luna." Henri mengangkat sebelah alisnya.

"Jadi jika tidak ada lagi hal yang ingin anda bicarakan mungkin sebaiknya anda pulang karna aku masih ada kerjaan yang mesti aku urus." sambung Henri mengusir Luna.

Vincenzo Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang