Bab. 20

5 2 0
                                    


Nevan berdiri didepan pintu runah yang minimalis dengan nuansa silver walau rumah orant tua Zilla tidak besar seperti rumahnya namu rumah Zilla sangat nyaman apa lagi tante Reeca ibu Zilla mempunyai kebun bunga di belakang rumahnya membuat suasana terasa seperti dipedesaan. Ya tante Reeca sangat suka berkebut bahkan dia juga mempunyai toko bunga hasil tanamannya sendiri walau suaminya om Charli mempunyai perusahaan namun istrinya ingin mengebangkan hobinya berkebut jadi suaminya tidak bisa menolak kemauan istri tercintanya.

Nevan memencet bel Rumahnya hingga pintu terbuka menampakan sosok wanita cantik yang berdiri didepannya dengan senyum genbira dibibirnya siapa lagi kalo bukan nyonya rumah.

"Nevan apa kabar sayang. Ada apa malem-malem kerumah tante." Reeca memeluk tubuh Nevan seperti anaknya.

"Maaf tante kalo Nevan bertamu malem-malem gini." Nevan meminta maaf.

"Tidak apa-apa. Ayo masuk anggap aja rumah sendiri kan nanti sebentar lagi kamu jadi mantu mama." ajak Reeca mengandeng tangan Nevan.

"Makasih tante sekali lagi Nevan minta maaf udah ganggu istirahat Tante." ulang Nevan meminta maaf yang merasa tidak enak dengan Reeca.

"Mama Nevan bukan tante." ingat Reeca ke Nevan.

"Gak usah minta maaf lagian mama juga sebang kalo kamu kesini apa lagi anak tante." sambungnya.

Nevan balas tersenyum."Iya tan eh mama." ucapnya.

"Mah apa Nevan boleh bertemu Zilla. Soalnya ada yang ingin Nevan omongin." ijin Nevan pelan.

"Boleh banget sayang gak usah pakai ijin lagian kan Zilla nanti bakal jadi istri kamu." balas Reeca. "Kamu keatas aja paling anak tante jam segini belom tidur." sambung Reeca menyuruh Nevan untuk kekamar putrinya.

"Hmn." Nevan mengkerutkan kedua alisnya bertanya.

"Biasa nonton drakor kalo hari libur sampai larut malem." dengus Reeca menghela napas.

Nevan hanya manguk kepala mencoba mengerti."Kalo gitu Nevan keatas dulu ya tan eh mah." ucap Nevan. Berjalan menaiki tangga menujuh kamar Zilla.

"Iya. Kalo mau nginep juga gak apa-apa tapi jangan buat cucu dulu yah buat mama." teriak Reeca dari bawah.

Nevan hanya mengelengkan kepala melihat kelakuan mertuanya yang suka bercanda. Nevan membuka pintu kamar Zilla pelan dan menutupnya kembali walau Nevan menutup pintu kamar Zilla tapi Nevan juga tau untuk tidak berbuat hal senonok pada Zilla walau Nevan sendiri juga sering khilaf jika berdekatan dengan Zilla Nevan juga pria norma dan bisa tergoda jika ada wanita cantik didekatnya.

Kamar tidur Zilla hanya diterangin lambu meja dan lampu tumblr yang dipasang didinding kamar dengan berbagai foto kemesraan mereka dan temannya. Membuat sudut bibir Nevan tersenyum saat melihat foto mereka satu persatu.

Nevan duduk dikasur dengan Zilla yang mungkin saja sudah tidur walau Nevan gak yakin kalo Zilla udah tidur dengan selimut yang menutupi seluruh tubuhnya.

"Zil...Sayang aku tau kamu belom tidur." ucap Nevan mengelus pala Zilla dibalik selimutnya.

"Aku minta maaf kalo udah buat kamu marah. Aku gak maksud untuk buat kamu cemburu." jelas Nevan masih dengan tangan yang mengelus pala Zilla seakan tidak ingin melepas tangannya.

"Kamu juga tau kalo cuma kamu yang selalu aku pandang bukan yang lain. Kamu juga satu-satunya wanita yang bisa buat aku mengenal jatuh cinta."

Walau tidak ada reaksi dari Zilla untuk bangun namun Nevan tetap melanjutkan omongannya.

Zilla yang tadinya masih marah dan kesal berbinar saat mendengar ucapan tunangannya.

"Apa benar." tanya Zilla ragu-ragu. Mengintip dari balik selimutnya menyisahkan matanya yang indah yang membuat Nevan jatuh cinta..

"Hmn." balasnya tersenyum  mengusap alis Zilla.

"Aku juga sama. Malahan cinta banget sama kamu banget-banget." Zilla langsung memeluk Nevan dengan girang.

"Tapi kamu ini gak bohong apa lagi ngegombalkan ini bener dari isi hati kamu." tanya Zilla takut Nevan bohong dan cuma mau biar Zilla tidak marah kepadanya.

"Apa menurutmu aku sedang berbohong." Nevan bertanya balik.

Zilla memandang wajah tampan tunangannya yang sangat sempurna dan melihat kedua matanya untuk mencari kebohongan namun dia tidak  menemuka apa-apa dimatanya.

Zilla pun kembali memeluk Nevan yang entah sejak kapan sudah berada dipangkuan Nevan dengan kaki yang menjepit kedua paha Nevan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Zilla pun kembali memeluk Nevan yang entah sejak kapan sudah berada dipangkuan Nevan dengan kaki yang menjepit kedua paha Nevan. Membuat Nevan pasrah saat Zilla memeluknya erat sekali ditambah lagi lampu kamar Zilla yang redap-redup membuat suasana menjadi panas dengan Zilla yang dipangkuannya. Membuat jiwa kelelakian Nevan tergoyahkan bahkan siapa pun juga yang sedang berada diposisi seperti ini pasti akan berbuat yang tidak-tidak.

Begitu pun dengan Nevan. Nevan mesti menahannya dia tidak ingin merusak Zilla sebelum dia mengucapkan janji suci didepan kedua orang tuanya. Walau sering kali Zilla selalu mengodanya baik itu saat mereka sedang berdua maupun didepan teman dan kedua orang tuanya. Membuat Nevan sakit kepala setengah mati saat Zilla sudah mengodanya ditambah Zilla mempunya bentuk tubuh yang idea membuat mata para siswa disekolah berfikir yang tidak-tidak. Membuat Nevan ingin sekali mencongkel mata setia cowok yang memandang tubuh tunangannya dengan pisau dan mencabik-cabiknya.

Walau Nevan terkesan cuek dan dinggin terhadap orang yang mungkin saja belom mengenal dirinya. Namun siapa sangka jika Nevan juga mempunya jiwa psycopat juga didalam dirinya seperti Vincen yang haus akan darah jika sudah bertarung. Bahkan Nevan juga lebih senang jika Nevan bermain-main dulu dengan lawannya hingga lawannya memilih untuk mengakhiri dirinya saja.

"Jadi. Kenapa kamu tadi tanya tentang Lili." tanya Zilla mengampit pipi Nevan dengan kedua tangannya. Membuat bibir Nevan mengerucu dan lucu.

"Viunciuen." jawab Nevan terbata-bata karna Zilla masih mengampit kedua pipinya. Membuat Nevan sulit berbicara.

Zilla hanya tertawa saat Nevan berbicara dengan bibir yang mengerucu seperti ikan.

"Udah tawanya." kata Nevan saat Zilla sudah melepas tangannya dari pipi Nevan.

Zilla menganggukan kepalanya walau masih diiringin tawanya membuat Nevan ikut tersenyum melihat wajah tunangannya yang sudah tidak marah lagi kepadanya.

"Zil. Tadi Vincen menghubungi Lili namun Lili tidak mengangkat panggilannya. Membuat Vincen khwatir. Apa kamu tau kenapa Lili tidak bisa dihubungi." tanya Nevan serius.

Zilla hanya menggeleng sebagai jawabannya membuat Nevan hanya bisa menarik napasnya dan bahu lesuh.

"Oh iya. Sayang aku baru ingat." kata Zilla. Membuat bahu Nevan kembali tegak.

"Sepulang sekolah tadi aku memang masih telponan dengan Lili tapi..." lanjut Zilla dan berhenti saat mengikat obrolannya dengan Lili.

"Tapi apa Zilla." tanya Nevan penasaran.

"Lili seperti berbicara aneh saat aku menelponnya. Dia seakan jauh dan tidak seperti dirinya." jelas Zilla.

"Maksud kamu aneh gimana." tanya Nevan lagi yang masih belom mengerti arah bicara Zilla.

"Itu..."

*
*
*
*
*
To be countiued

Vincenzo Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang