Vincen mematikan motornya setelah sampai diparkiran Lili pun ikut turun sehabis pulang tanding basket tadi Vince menggajak Lili untuk ikut menemani dirinya di apartementnya.Vincen menekan password apartementnya dengan masihengandeng tangan Lili.
Vincen merebahkan tubuhnya disofa diikuti Lili yang duduk disampingnya.Lili sebenarnya juga binggung kenapa tiba-tiba Vincen mengajaknya ke apartementnya gak seperti biasanya. Vincen memang selalu mengantar Lili jika pulang sekolah walau Lili sering menawari Vincen untuk mampir dirumahnya.
"Kenapa kita ke apartement kamu." tanya Lili memandang Vincen disampingnya yang memejamkan mata.
"Kenapa? Kamu gak senengnya kalo disini." balas Vincen masih memejamkan matanya seakan segan untuk membukanya.
Lili mengelengkan kepala."Bukan gitu aku seneng kok selagi itu sama kamu mau dimana pun, cuma aneh aja tiba-tiba ke apartemen kamu."
Vincen menghela napas panjang dan merebahkan palanya dipangkuan Lili.
"Aku cuma ingin berduaan aja sama kamu tanpa ada orang lain yang ganggu." bisik Vincen menatap wajah cantik Kekasihnya dari bawah.
Lili mengelus rambut Vincen dengan penuh kasih sayang membuat Vincen tertidur dipangkuan Lili, sudah sangat lama rasanya Vincen tidak pernah merasakan belaian seperti yang sering dilakukan oleh ibunya saat dirinya sedang sedih atau merasa kesepian.
Vincen sangat merindukan kedua orang tuanya kadang Vincen juga ingin menyusul mereka sampai detik ini Vincen masih tak percaya jika dirinya bakal ditinggal pergi oleh kedua orang tuanya untuk selama-lamanya. Dulu Vincen kira jika Kedua orang tuanya hanya tidur dan akan bangun jika sudah pagi tapi saat matanya melihat langsung bagaimana kedua orang tuanya dimasukan keliang kubur hati Vincen menjerit seakan gak rela jika kedua orang tuanya dikubur.
Walau Vincen sudah memohon dan meneriakan nama kedua orang tuanya kepada mereka agar tidak dimasukkan kedalam kubur namun mereka seakan tidak mendengarkannya.
Vincen sampai meronta-rontak dalam dekapa Rude membuat Rude orang kepercayaan neneknya kuwalahan saat tuan mudanya ingin menghampiri jasad kedua orang tuanya. Tangan kecilnya mengapai-gapai jasad kedua orang tuanya yang hendak ingin dikubur Vincen seakan gak rela jika orang tuanya dimasukkan kedalam tanah. Vincen juga gak perduli jika tengorokannya akan sakit saat meneriakan nama kedua orang tuanya sekuat apa pun Vincen meronta dan memohon merela tetap mengubur jasad orang tuanya.
Vincen yang waktu itu masih kecil hanya bisa menanggis dan menanggis didalam kamarnya sambil memeluk foto dirinya dan kedua orang tuanya. Sampai Luna neneknya tidak tau lagi mesti apa membujuk Vincen agar bisa merelakan kepergian Kedua orang tuanya.
Sampai Luna memangil dokter psikiater kerumahnya untuk menangani cucu kesayangannya yang selalu mengurung diri. Tak jauh berbeda dengan Vincen hati Luna juga sangat sakit saat kehilangan putra semata wayangnya dan menantunya mati secara teragis. Oleh sebab itu Luna selalu memanggil dokter psikiater untuk memeriksa kejiwaan cucunya sudah cukup putra dan menantunya saja yang pergi meninggalkan dirinya tidak dengan Vincen cucu kesayangannya Luna juga tidak mempermasalahkan berapa uang yang akan Luna keluarkan agar dia bisa melihat Vincen sembuh dan kembali ceria seperti dulu.
"Lili jika suatu hari nanti aku dalam keadaan sekarat dan terpuruk mau kah kau berjanji untuk datang menyelamatkanku dan selalu ada disampingku." gumam Vincen dengan menatap langsung kedua mata Lili.
"Huh." Lili bingung saat Vincen berbicara seperti itu membuat perasaannya takut.
Vincen menegakkan tubuhnya berhadapan dengan Lili yang menatapnya dan memegang pundak Lili erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vincenzo
Teen Fiction(Follow sebelum membaca ya ^_^) -ketika cinta dan dendam menjadi satu- Vincenzo Lysander ketua geng Glansine yang terkenal kejam namun populer di SMA Bangsa sehingga membuat kaum hawa ingin menjadi kekasihnya. Namun mereka bukan tipenya karna hanya...