Chapter 9: The Bet

14.7K 1.8K 98
                                    

Lisa POV

Ini sudah malam saat aku bangun. Hal terakhir yang aku ingat adalah aku berdiri di depan pintunya. Tapi bagaimana aku bisa sampai di sini di kamarku? Aku duduk di tempat tidurku dan meraih ponselku. Aku memiliki 30 panggilang tak terjawab dari Mina, 26 panggilan tak terjawab dari Tzuyu (friend with benefit-ku), 35 panggilam tak terjawab dari Momo (pacarku yang lain), 5 panggilan tak terjawab dari Chipmunk, dan satu pesan dari ibuku. Ketika aku melihat pesan Ibuku di notifikasiku, aku dengan cepat membukanya. Dan membaca pesannya.

From: Eomma

Nalalisa my sweetie, Eomma menerima uang yang kamu kirim. Ini terlalu banyak bagiku. Kamu tahu aku tidak membutuhkan ini terlalu banyak. Kamu telah memberiku banyak akhir-akhir ini? Kamu mungkin terlalu melelahkan diri sendiri? Tolong jaga kesehatanmu juga, jangan khawatir, aku akan menggunakannya dengan baik. Terima kasih banyak. Segera pulanglah, Eomma sangat merindukanmu sweetie, I love you.

Pesan dikirim pada jam 5 sore.

Aku tersenyum sepanjang waktu membaca pesan ibuku untukku. Hanya dia yang aku miliki, jadi aku akan memastikan untuk memberikan segalanya padanya. Aku perlu membalas juga. Jadi aku mengiriminya pesan juga.

From: Nalalisa

YAH!  Eomma, jangan terlalu dramatis, aku baik-baik saja di sini, jangan khawatir kamu memiliki anak perempuan yang sangat kuat. Aku akan segera pulang. Aku juga merindukan mu! Love you!


Pesan terkirim.

Aku menghela nafas, setelah mengirim pesanku padanya. Aku sangat ingin pulang. Tapi aku tetap tidak bisa. Karena hutang itu. Aisshh. Aku harus melakukan rencanaku dan bukan ini. Jadi aku mencoba yang terbaik untuk berdiri bahkan aku merasakan betapa beratnya tubuhku.

Ini masih jam 9 malam, Agasshi mungkin masih bangun dan mencoba menyelinap lagi.

Aku bisa berdiri tapi kepalaku sakit, arghh.. aku memperbaiki dasiku, dan mengenakan blazerku kembali, dan keluar.

Aku akan memeriksa Agasshi dulu sebelum aku istirahat. Aku di sini di lorong. Aku pusing tapi aku masih bisa berjalan. Saat aku sampai di depan pintunya. Aku mengetuknya dan itu terbuka. Dia belum tidur, aku tahu itu. Aku melihat dia sudah memakai piyamanya. Jadi dia tidak berencana menyelinap keluar malam ini huh?

Dia menatapku dengan alis berkerut. Dia sangat cantik. Wajahnya yang tanpa makeup adalah hal terindah yang pernah aku lihat dalam hidupku. Aku tidak tahu bahwa aku tersenyum saat melihatnya. Matanya membesar. Lalu mataku mendarat di bibirnya lagi. Ya Tuhan bibir itu, bahkan jika hanya mendapat kesempatan beberapa milidetik lagi aku akan mati hanya untuk memilikinya. Aku mulai pusing lagi, aku sedikit tersandung, tetapi dengan cepat tangan kiriku mendarat di kusen pintu untuk menopang tubuhku. Dia berjalan ke arahku, dan memegang tangan kananku. Dia mengatakan sesuatu tetapi aku tidak bisa mendengarnya. Dia menangkup kedua pipiku dengan tangannya dan kemudian mengangkat kepalaku untuk menatapnya. Aku mendekat saat aku meletakkan kedua tanganku di bahunya, tatapanku masih tertuju pada bibirnya dan dahi kami sudah bersentuhan. Aku sangat ingin menciumnya sekarang. Hanya itu yang bisa aku ingat.

Jennie POV

Aku kaget ketika mendengar ketukan di pintuku, ini sudah jam 9 malam, siapa itu?

Jadi aku segera berjalan ke arahnya, siap untuk memarahi siapa pun itu.

Saat aku membukanya. Aku menemukan monyet ini berdiri di luar pintuku. Dia masih terlihat sakit, wajahnya merah dan berkeringat. Mengapa dia bahkan pergi ke sini jika dia masih merasa tidak enak badan? Apa dia berpikir aku akan menyelinap keluar lagi? Aku juga lelah karena semua hal yang kami lakukan selama 4 hari terakhir. Jadi aku tidak akan berani keluar dan menguras tenagaku.

My Beautiful Agasshi - JENLISA (ID) GxG ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang