Chapter 24: Guilt

15.1K 1.6K 175
                                    

Lisa POV

Kami kembali ke hotel. Jennie tertidur di mobil selama perjalanan. Tentu saja, banyak hal terjadi hari ini. Aku sendiri juga kelelahan.

Aku meminta staf hotel untuk memarkirkan mobil kami. Karena aku menggendong Jennie di lenganku sambil mengangkatnya dengan bridal style. Saat kami mencapai kamar kami, aku mencoba yang terbaik untuk tidak membangunkannya. Aku juga meminta salah satu staf hotel untuk membukakan unit kami untuk kami, untungnya mereka mengenal Jennie dan mereka bersedia membantu kami kapan saja

Begitu kami masuk. Aku membaringkan Jennie di tempat tidurnya selembut mungkin, lenganku sudah terasa sakit tapi tidak apa-apa, aku bahkan rela memotong lenganku hanya untuk dia.

Tapi aku gagal begitu dia dibaringkan di atas tempat tidurnya dia bangun. Dia mengerutkan matanya mencoba membukanya. Aku duduk di tepi tempat tidurnya untuk menunggunya menyesuaikan diri.

"Hei~ kita sudah di hotel. Kau tertidur di mobil. Aku berusaha sekuat tenaga untuk tidak membangunkanmu tapi kurasa aku gagal." Kataku dan tersenyum padanya.

"Tidak apa-apa, aku benar-benar belum mau tidur tapi mataku juga gagal." Katanya sambil menunjukkan gummy smile-nya padaku.

"Well, ini sudah malam juga, kau benar-benar harus istirahat. Apa kau mau aku mengganti pakaianmu?" Kataku sambil mengedipkan mata padanya dan terkekeh.

"Kau tak bisa dipercaya. Aku bisa mengganti pakaianku sendiri." Katanya sambil memutar matanya padaku.

"Hahaha. Aku hanya ingin membantumu. Jangan khawatir pikiran kotorku masih OFF. Kecuali kau menekan tombol ON." Kataku sambil tersenyum nakal.

"Oh benarkah? Di mana aku bisa menemukan tombol ON / OFF milikmu? Apakah ini tombolnya?" Katanya, mengejekku dan menunjuk ke dadaku.

"What the fuck, aku hanya bercanda jangan coba-coba." Kataku padanya dengan mata melebar dan mundur menutupi dadaku darinya.

"Hahaha! Kau yang memulainya lebih dulu dan sekarang kau mundur." Katanya sambil bangun dari tempat tidurnya.

"Yah. Aku akan mandi dulu. Hari ini sangat melelahkan aishh." Ucapnya sambil meregangkan lengan dan tubuhnya sambil menuju kamar mandi.

"Apa kau bahkan tidak akan mengajakku untuk bergabung? BABE~~" kataku mengejek

"Kau berharap." Dia berkata memberiku seringai itu lagi.

Setelah Jennie masuk ke dalam kamar mandi, aku masuk ke dalam kamarku sendiri, sebenarnya aku memiliki kamar sendiri di sini di unitnya, tidak sebesar kamar Jennie tapi masih besar untuk satu orang. Ini pertama kalinya aku tidur di sini karena kemarin aku tidur di sofa bersama Jennie. Aku tersenyum mengingat apa yang terjadi tadi malam, dia benar-benar merawatku dengan baik. Tunggu, dia menangis tadi malam seingatku? Aku melihatnya, apakah dia menangis karena aku? Aishh.. Jika itu karena aku bagaimana aku bisa menghadapinya sekarang, membuatnya menangis adalah hal yang paling terakhir yang ada di pikiranku.

"Aku sangat bodoh, kenapa aku malah membiarkan diriku jatuh ke dalam situasi ini." Kataku sambil merebahkan tubuhku di atas tempat tidurku.

Bagaimana aku bisa memperbaiki semuanya sekarang? Aku tidak bisa membiarkan Jennie tahu tentang masalahku. Karena begitu aku memberitahunya, dia mungkin akan mencari tahu bagaimana aku terjerat ke dalam hutang itu juga. Dia hanya akan memikirkan yang tidak baik tentangku. Aishh, aku harus memperbaikinya sendiri tapi bagaimana caranya? Bisakah kami melanjutkan taruhannya? Aish! Meminta uangnya sebagai hadiah juga akan membuatnya meragukanku. Fuck! Aku membenci diriku sendiri. Aishh.

"Bodoh. Bodoh. Bodoh." Kataku berulang kali sambil mengernyitkan mata dan membenturkan telapak tanganku ke kepalaku.

--------------------------------

My Beautiful Agasshi - JENLISA (ID) GxG ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang