🥀

459 21 5
                                    

Seorang penjual ice-cream keliling tengah beristirahat di sebuah halte.

"Panas sekali hari ini." Ujarnya, mengelap peluh keringat di dahinya

Oek-oek..

Penjual itu terkejut ketika ada suara bayi di belakang semak semak.

"Kok ada suara bayi? Aku tidak salah dengar kan?" Monolog nya

Oek-oek...

Suara tangis bayi itu nyata! Ia tak salah dengar. Agus-bapak penjual ice-cream itu langsung melangkahkan kakinya ke semak semak.

Matanya membelalak."Astagfirullah, bayi siapa ini?"

Agus terkejut bukan main! Ia melihat bayi yang berada dalam kardus besar beserta perlengkapannya.

Tak banyak pikir Agus langsung mengambil bayi itu dari dalam dus. Ia timang bayi itu tapi tak kunjung diam.

"Usttt, kita pulang ya nak? Kamu pasti haus." Ujar Agus, membawa perlengkapan bayi itu

Sebelum Agus pergi, ia terpaku pada benda emas yang menggantung di lehernya. Sebuah kalung melingkar cantik di leher mungil itu. Kalung emas dengan bandul "S"

" S ? Oke, bapa akan kasih nama kamu Savana Audrey Winata. "

Setelah itu Agus menggoes pedal gerobak ice-cream nya menuju ke rumah nya.

🕊️🕊️

"Assalamu'alaikum Dian ! Mas  pulang." Salam Agus ketika berada di luar rumah

Ceklek

Pintu terbuka menampilkan seorang wanita cantik dengan perut yang membesar. Wanita itu sedang hamil!

"Wa'alaikumussalam." Jawab dian-istrinya, Dian mengalihkan pandangannya menatap bayi yang di timang suami nya itu. Ia mengerutkan keningnya, bingung

Dian kembali menatap Agus. " Bayi siapa ini?" Tanya Dian

Agus tersenyum memandang bayi yang di timang nya"Tadi mas menemukan bayi ini waktu mas lagi keliling. Kasian bayi tak berdosa ini dibuang oleh orang tua nya. Mas mau rawat bayi ini, Diyan." Agus menjelaskan

"Apa?! Kamu mau rawat bayi ini? Mas! Hidup kita ini sudah susah, buat makan sehari hari aja kita kesusahan! Apalagi sebentar lagi aku bakal melahirkan! Biaya hidup itu ga murah mas!" Dian marah, karena ungkapan suaminya barusan. Bisa-bisa nya suaminya ini punya pikiran seperti itu!

"Diyan, rezeki itu udah ada yang ngatur." Ujar Agus lembut

"Akh! Mas s-sakit mas." Ringis Diyan kesakitan yang memegangi perutnya

"Kamu mau lahiran Diyan, Sebentar aku telfon bidan Eni dulu." Agus mengeluarkan ponsel jadulnya.

🕊️🕊️

Oekoek...

Suara tangisan terdengar dari dalam kamar. Agus langsung melakukan sujud syukur. Ia bersyukur sekali, tuhan memberikannya kepercayaan 2x lipat.

Ceklek

Pintu kamar terbuka menampilkan seorang bidan dengan bayi yang ada di gendongannya.

savana [ Tamat ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang