🥀🥀🥀🥀

129 14 0
                                    

19.00 Savana masih menunggu angkutan umum lewat atau ojek, tapi yang ditunggu tak kunjung datang. Angin malam menusuk-nusuk kulit savana. Jalanan sepi tak ada yang lewat, Savana takut.

Savana makin dibuat takut karena dia dihampiri oleh 2 orang preman berbadan besar!

"Hei mau kemana?" Goda preman botam itu dengan menoel dagu savana.

Savana jijik! Dia menggelengkan kepalanya agar tangan kotor itu tak menyentuhnya!

"Kita main yu? Kamu imut badan mu bagus." Ujar preman berambut gondrong

Savana ingin menerobos preman itu "Minggir, saya ingin lewat." Tapi malah Savana di tahan sama dua preman itu.

"Eits! Tidak semudah itu nona. Kita main dulu." Kata preman gondrong

Preman botak memegangi tangan savana, Savana berusaha memberontak dari pegangan tangan itu. Preman gondrong mulai menyentuh pipi savara.

"WOI BEGO! LEPASIN ANJI*G." Ujar devvano yang tiba tiba datang

"Siapa Lo? Berani Lo sama kita?" Lawan preman gondrong

"Gue? Takut sama lo berdua? Kalian manusia gue juga manusia, ngapain takut. Hahaha." Ujar Dev tertawa remeh

"Berani Lo ya?!"

Preman gondrong memulai perang duluan! Devvano dengan sigap menghalangi tangkisan-tangkisan dari preman itu.

Bugh

Bugh

Bugh

Bugh

Preman gindorng itu terjatuh tak berdaya. Preman botak langsung menyerang devvano lagi.

Bugh

Bughh

Bughhh

Bughh

Kedua preman itu tak berdaya. Dengan sedikit tenaga mereka lari terbirit-birit.

"Lo gapapa? Ada yang sakit?" Tanya devvano berbondong-bondong.

"Gapapa, makasih ya udah nolongin."

"Iya. Ngapain Lo malem-malem sendirian disini? Bahaya Lo cewe! Untung aja tadi gue datang. Coba kalo gue ga datang Lo pasti udah di apa-apain  sama tuh preman." Cerocos devvano. Macam emak-emak je!

"Iya iya maaf." Ujar Savana menundukkan kepalanya

"Nih." Dev memberikan ponsel nya. Membuat Savana bingung

"Minta nomer telfon Lo." Ujar Dev mengerti dengan tatapan Savana

"A-aku ngga punya handphone." Cicit Savana

"What?! Lo ga punya handphone? Serius Lo?" Devvano terkejut. Zaman sekarang kok belum punya handphone.

"Iya Dev."

Devvano menghela nafasnya pelan. " Ya udah ayo, gue anterin Lo pulang."

Savana mengangguk setuju. Devvano segera membukakan pintu mobil untuk Savana masuk.

"Silahkan Nona Savana Alexander." Goda devvano membuat pipi Savana merah

"Dev!"

"HAHAHA" Tawa Dev pecah

Dev segera berbalik ke arah pintu penegmudi. Memasang sealtbeat nya. Dev melirik Savana yang kelihatan sudah memakai benda itu. Dev mendekatkan dirinya ke savana lalu memasang sealtbeat.

savana [ Tamat ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang