Kringggg...
Bel istirahat berbunyi, semua rakyat yang kelaparan berhamburan menuju kantin.
"Ayok ke kantin." Ujar Devvano kepada Savana.
Savana menganggukkan kepalanya, Savana berhak pergi ke kantin bersama Devvano kan? Savana dan Devvano segera melangkahkan kakinya menuju tempat yang banyak dikunjungi para siswa.
Di tengah perjalanan Savana merasakan dia akan buang air kecil.
"Dev, kamu duluan aja ya ke kantinnya?" Ujar Savana.
"Kamu kenapa?"
"Aku mau ke WC dulu Dev." Kata Savana.
"Aku kawal kamu ya? Aku takut kamu ketemu sama Cabe biadap itu lagi." Ujar Devvano.
Savana sontak membulatkan matanya. "Kamu mau ikut aku ke kamar mandi?" Ujar Savana polos.
Dev dengan cepat menggelengkan kepalanya, bukan begitu maksudnya.
"Aku cuman mau ngawal kamu. Aku ngga mau ikut kamu masuk ke dalam kamar mandi. Aku bakal jaga kamu dari luar." Ujar Dev berusaha menjelaskan.
"Ngga usah Dev. Aku bisa sendiri." Ujar Savana.
"Tapi__."
"Dev, please." Potong Savana cepat.
Devvano menghela nafasnya pasrah. Savana tersenyum lalu meninggalkan Dev, Savana sudah tak tahan lagi.
🕊️🕊️
Savana terkejut tatkala ia melihat trio cabe itu sedang berdiri di hadapannya sekarang.
"Heh! Lo pikir lo bisa kabur dari gue? Ngga! Lo ngga akan bahagia gitu aja setelah lo menjadi tunangan Devvano!" Ujar kekey penuh kebencian.
Kekey memberi kode untuk kedua antek-anteknya. Safira dan Vera langsung mengangguk menjalankan tugasnya.
Kekey mulai memakaikan bedak yang sangat tebal ke muka Savana. Memakaikan lipstik yang tebal dan berantakan. Menjadikan wajah cantik Savana seperti badut.
Savana memberontak ternyata percuma saja mereka tak membiarkan cengkeramannya lepas.
***
Perasaan Devvano tak enak. Apa yang terjadi dengan Savana, kenapa dia lama sekali. Devvano hendak pergi tetapi,
" Dev, mau kemana lo? Baru aja gue mau duduk udah ditinggalin aja." Ujar Guntur yang baru saja datang.
"Perasaan gue ngga enak, Savana pasti lagi di bully sama cabe biadap itu." Kata Devvano lalu segera pergi dari sana.
"Segitu cintanya dia sama si Savana?" Ujar Guntur.
🕊️🕊️
Benar saja feeling nya, sekarang Savana tengah di bully oleh cabe biadap itu.
"Si cabe, susah banget sih Lo dibilangin?" Ujar Devvano membuat kekey memberhentikan aktifitasnya.
"Eh ada zeyeng Devvano." Ujar kekey tersenyum manis.
Devvano langsung memasang ekspresi muak. "Gue mau tanya sama lo bertiga. Apa untungnya sih Lo bully Savana? Gue kasih tau ya, kalian bully Savana itu ngga ada untungnya bukannya nambah pahala malah nambah dosa." Ujar Devvano.
"Lagian nih ya, gue kan udah bilang sama lo jangan bully Savana lagi! Kuping kucing garong yang gue kasih sama lo ngga berguna juga apa?" Kesal Devvano.
"Aku ngga bully dia sayang, dia minta di dandanin kok." Ujar kekey mengarang.
"Tai kucing lo! Mana mungkin tunangan gue minta di dandanin sama lo!" Ujar Devvano.
KAMU SEDANG MEMBACA
savana [ Tamat ]
Teen FictionJangan sentuh saya! Dasar anak pungut pembawa sial! Seandainya suami saya tidak memungut kamu waktu itu! Ini tidak akan pernah terjadi!" Bentak Dian "Kamu jahat! Kamu jahat vana! Kamu udah buat bapaku pergi! Kamu jahat hiks. Aku benci kamu Savana!"...