Di kamar dengan nuansa putih-hitam seorang pria terlihat sedang duduk di tepi kasur. Pria itu mengambil foto Savana, dia begitu mencintai Savana tapi di sisi lain Savana telah membuat kesalahan besar sehingga membuatnya kecewa.
"Kenapa? Kenapa lo lakuin semua ini Savana? Kenapa?" Ujar Devvano menatap sendu ke arah bingkai foto yang berada di tangannya.
"Gue benci! Gue benci sama lo! GUE BENCI! ARGHHHH!" Devvano membanting semua yang berada di dekatnya.
"Ada apa ini Dev?" Ujar Bu Susan ketika masuk ke dalam kamar Dev.
"Savana, Savana udah buat Dev kecewa mi." Lirih Devvano.
"Kecewa? Memangnya Savana salah apa sama kamu?"
Devvano mengambil ponsel nya yang ada di atas nakas. Memutar video lalu memberikan nya kepada mami di mana Savana tengah meminum dan bercumbu dengan pria hidung belang.
Bu Susan sangat terkejut, Bu Susan benar-benar tak menyangka akan hal ini wajar saja Devvano sampai begini.
"Itu benar Savana?" Ujar bus udan masih tak percaya.
"Iya. Dev benci Savana! DEV BENCI! Dev udah mutusin hubungan Dev dengan Savana. Dev udah buang cincin itu." Ujar Devvano.
"Baiklah, jika itu yang terbaik. Mami pun tak menyangka Savana akan berbuat hal itu."
🕊️🕊️
Hari sudah malam Dian tiba-tiba mengkhawatirkan Savana. Entah kenapa perasaan itu tiba-tiba muncul dalam benaknya.
"Kenapa?" Ujar Safira.
"Savana belum pulang."
"Ya udah aja sih biasanya juga ngga peduli sama Savana." Ujar Safira.
Dian tak menggubris ucapannya lagi, perasaanya tak enak. Apakah Savana baik baik saja?
"Dimana kamu Savana?" monolog Dian.
"Minta duit dong." Ujar Safira, tak sopan.
Dian menoleh. "Ibu ngga ada uang Savana."
"Lo ngga ada gunanya banget si jadi orang tua!" Bentak Safira.
"JAGA UCAPAN KAMU SAFIRA! IBU NGGA PERNAH MENDIDIK KAMU BERBUCARA SEPERTI ITU SAMA KAMU!" Bentak Dian, dia sudah muak dengan tingkah laku putrinya ini.
Safira batu teringat sesuatu. Dia berjalan ke kamar ibunya membuka pintu lemari mengobrak-abrik pakaian ibunya, mencari sesuatu.
"Nah ini duit. Bohong aja kerjaan Lo! Sama anak kok pelit!" Ujar Safira.
"Buat apa kamu?" Tanya Dian.
"Buat pergi ke club'."
"Jangan ambil uang itu Savana, uang itu buat makan kita sehari-hari." Ujar Dian berusaha merebut uang itu dari Safira
Safira mendorong tubuh ibunya sehingga terjatuh ke lantai. Lalu dia pergi meninggalkannya.
"SAFIRA! KAMU JANGAN AMBIL UANG ITU!" Teriak Dian tetapi tak di gubris oleh Safira.
🕊️🕊️
Pagi sudah tiba tapi Savana belum kunjung pulang, Dian menjadi khawatir.
KAMU SEDANG MEMBACA
savana [ Tamat ]
Novela JuvenilJangan sentuh saya! Dasar anak pungut pembawa sial! Seandainya suami saya tidak memungut kamu waktu itu! Ini tidak akan pernah terjadi!" Bentak Dian "Kamu jahat! Kamu jahat vana! Kamu udah buat bapaku pergi! Kamu jahat hiks. Aku benci kamu Savana!"...