"Kring... kring... kring..." bunyi bel pulang sekolah berbunyi.
Patrick dan Martin berada di kelas seni sedang mengerjakan tugas melukis.
"Selesaikan dahulu semua tugas kalian, baru kalian boleh meninggalkan kelas dan pulang. Minggu depan kalian sudah ujian akhir, jadi tidak boleh ada tugas yang tertinggal. Lunaskan dulu semua hutang tugas kalian ya." tegas Bu Febri, guru seni sekolah mereka.
Patrick masih membutuhkan waktu yang sangat lama karena sebelumnya Ia mengerjakannya sambil bercanda dan mengobrol dengan teman-teman lainnya. Sedangkan Martin sudah hampir selesai dan sebentar lagi akan pulang. Patrick yang melihat pekerjaan Martin langsung khawatir.
"Martin, tungguin gua ya... please lah, nanti gua ga ada teman pulang." ucap Patrick memohon kepada Martin ditengah mengerjakan tugas mereka.
"Iya udah santai saja. Gua tungguin kok nanti, lagian juga lagi ga buru-buru banget. Sudah, selesain dulu cepat." ucap Martin untuk menenangkan Patrick.
"Huft, oke deh, itu baru teman gua." ucap Patrick dengan lega sambil menghela nafasnya karena panik akan ditinggal.
Mereka lalu kembali fokus dengan lukisan masing-masing dan secepat mungkin menyelesaikan karya seni mereka. Tidak lama kemudian Martin pun selesai dengan tugas nya dan sudah mulai merapihkan barang-barang nya. Patrick yang melihat nya pun kembali mengingatkan Martin.
"Hey, jangan tinggalin gua, ingat!"
"Iya, cerewet banget jadi cowo sih." ucap Martin dengan kesal kepada Patrick yang terus mengingatkannya.
Martin pun duduk di kursi tunggu di samping pintu ruang seni. Ia menunggu Patrick menyelesaikan lukisan nya sambil bermain video game. Tiba-tiba datang seorang perempuan yang tidak asing lagi di mata Martin dan juga Patrick. Ya, perempuan itu bernama Tessa.
Tessa adalah adik kelas dari Patrick dan Martin dan juga merupakan kekasih dari seorang Martin. Mereka berkenalan saat Tessa pertama kali masuk sekolah melakukan MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah) dan saat itu Martin merupakan osis pembimbing anak-anak baru. Mereka sudah menjalin hubungan sekitar setahun lebih. Tessa merupakan perempuan yang sangat cantik rupa, baik hati dan juga sangat ramah. Dia merupakan salah satu murid perempuan terkenal karena kecantikannya dan banyak yang ingin mendekatinya, namun hanya Martin yang berhasil mendapatkannya. Tessa sendiri menyukai Martin bukan karena Martin yang mendekatinya, namun karena Tessa merasa tergerak hati nya dengan kebaikan seorang Martin. Tessa sangat dekat dengan Martin dan juga Patrick, sehingga bisa dibilang bahwa Patrick juga merupakan sahabat dari Tessa. Namun ada satu hal yang tidak diketahui oleh Martin dan Tessa. Hal tersebut adalah rasa suka Patrick yang tersembunyi terhadap Tessa. Patrick sendiri kenal dengan Tessa juga karena hal yang sama. Ia dan juga Martin merupakan osis pembimbing di kelompok Tessa. Namun apa daya, perasaan hanya bisa diberikan kepada satu orang, dan orang tersebut adalah Martin.

KAMU SEDANG MEMBACA
Lebih dari Cukup
Conto"Lu bukan hanya seorang sahabat. Lu adalah teladan dan segalanya yang ternyata gua butuhkan selama ini."