Berhasil (2) / Frustasi

13 6 0
                                    

Keesokan harinya, Patrick bertemu kembali dengan Martin. Ia hendak menanyakan nilai ujian fisika Martin dengan asumsi bahwa Martin juga mendapatkan nilai yang jelek. Ia menanyakan ini untuk dijadikan pembelaan terhadap orang tuanya, bahwa seorang Martin juga mendapatkan nilai yang jelek.

"Tin, apa kabar?" tanya seorang Patrick yang berpura-pura peduli kepada seorang Martin.

"Ha? Oh iya, baik-baik aja." Jawab seorang Martin dengan lemas dan menunjukkan semangat yang tidak ada

"Hei, sudah jangan sedih. Kalau memang dia yang terbaik, pasti dia ga akan pergi. Semuanya harus disyukuri Tin, percaya aja kalau ada jalan yang lebih baik nantinya." ucap Patrick untuk menghibur keadaan seorang Martin.

"Iya, benar kok. Terimakasih ya." jawab Martin dengan ekspresi yang tetap tidak menunjukan semangat.

"Oh iya, lu udah coba cek quintal belum? Nilai fisika lu berapa?" tanya seorang Patrick.

"Iya sudah, nilai gua 100 sih puji Tuhan." jawab Martin

"Oh, oke kalau begitu." ujar Patrick dengan kecewa.

Mendengar perkataan Martin bahwa Ia mendapatkan nilai 100 membuat Patrick sangat kesal dan kecewa. Ia tidak bisa melakukan pembelaan terhadap orang tuanya tentang nilai jeleknya. Ia mengakui kalau memang dia tidak siap.

Kelas Biologi dimulai, dan ternyata ada quiz dadakan untuk satu kelas mereka. Sama halnya seperti ujian fisika, namun perbedaannya adalah, quiz ini singkat dan langsung dinilai di kelas setelah selesai. Patrick adalah orang yang ceroboh dan sedikit malas, sehingga Ia juga tidak memiliki persiapan untuk quiz biologi, sama seperti saat ada ujian fisika tersebut.

Quiz pun dimulai, dan terlihat semua wajah siswa menggambarkan ekspresi frustasi yang menandakan bahwa quiz tersebut memanglah sulit. Kecuali satu siswa, dan ya siswa tersebut adalah Martin. Patrick tidak bisa mengerjakan quiz biologi tersebut dan konsentrasi nya terganggu saat melihat Martin dengan wajahnya yang santai mengerjakan quiz dengan sangat lancer. Patrick sangat heran, bahwa Martin dalam keadaan yang sedang tidak bersemangat dan sedih saja bisa tetap konsisten dalam bidang studi nya.

Ternyata anggapan seorang Patrick sangatlah benar. Saat quiz selesai dan nilai dibagikan, semua anak mendapatkan nilai dibawah KKM sedangkan Martin sendiri yang mendapatkan nilai 90.

Mengetahui hal tersebut, Patrick mulai cemas dengan ujian akhir nanti. Ia takut bahwa mimpinya untuk mendapatkan beasiswa SMA akan luput jika Martin terus seperti ini.

Saat pulang ke rumah, Patrick kembali dengan perasaan yang sama dengan sebelumnya. Ya, selalu dengan frustasi dan kekesalan yang disebabkan oleh orang yang sama. Bukan sekolah dan musuh, melainkan sahabat nya sendiri, Martin.

Kembali ke kamarnya hanya dengan perasaan bingung dan dengan pertanyaan yang sama. "Mengapa Martin memiliki semua yang tidak kumiliki?" Martin sempat memiliki orang yang didambakan semua orang, bahkan dambaan Patrick sendiri. Dalam segi pendidikan, Martin juga selalu ada di atas membayangi seorang Patrick. Bahkan seorang Martin dijadikan oleh orang tua Patrick sebagai titik ukur kesuksesannya dalam belajar.

Patrick tenggelam dalam pikirannya sampai muncul kembali rencana jahatnya untuk melampaui seorang Martin dalam studi nya. Patrick berambisi dan berjanji untuk mendapatkan beasiswa SMA tersebut. Namun, sayangnya bukan dengan belajar dengan keras, tapi dengan berbuat kecurangan. Ia menghubungi seorang OB yang akrab dengan dirinya. Kebetulan OB ini adalah orang yang paham tentang dasar teknik komputer. Ia akan meminta OB tersebut membobol beberapa komputer dari gurunya untuk membocorkan soal ujian akhir kepadanya.

Sehari sebelum ujian, seperti yang direncanakannya, Patrick mendapatkan semua soal ujian di dalam satu USB yang Ia titipkan kepada OB sebelumnya. Ia sudah sangat siap mengikuti ujian, dengan perasaan optimis untuk mengalahkan seorang Martin dalam perebutan beasiswa SMA dan membuktikan kepada orang tua nya bahwa Ia adalah anak yang hebat dan bisa membanggakan orang tuanya.

Lebih dari CukupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang