.
.
.Kicauan burung yang berasautan di luar sana mampu membuat seseorang yang sedang tertidur itu mengerjapkan matanya pelan untuk menyesuaikan pasokan cahaya yang berlomba-lomba masuk menyapa manik kecoklatannya itu.
Kepalanya ia tolehkan kesamping untuk menatap seseorang yang sedang tertidur itu.Menatap wajah damai yang sedang tertidur tanpa terusik sedikitpun dengan pergerakan ataupun cahaya yang menembus masuk melalui fentilasi.
Wajahnya kemudian ia majukan untuk sekedar memberikan sebuah kecupan pada setiap sisi dari wajah nyaris sempurna milik orang itu.Dirinya tersenyum melihat bagaimana pria itu sama sekali tak terusik dengan apa yang baru saja dilakukannya.
Tangan lentik nan mulusnya itu terangkat mengelus pelan surai pria itu,"Kau pasti sangat lelah,hmm?"Ujarnya lembut.
"Jangan terlalu memforsir dirimu bekerja oppa,jika kau kelelahan maka beristirahatlah.Aku tidak ingin kau sakit,aku tidak suka"
Dengusan pelan keluar dari hidung mancungnya itu ketika otaknya mengulang momen dimana 1 minggu yang lalu pria itu terbaring sakit akibat kelelahan.Mengingat wajah yang pucat pasih serta tubuh yang lemas bahkan untuk sekedar membalas pelukannya,membuat dirinya benar-benar sedih.
"Oppa,jangan sakit.Dan selamat pagi sayang"
Dirinya mengecup kening pria itu lama,lantas segera meringsut turun dari kasur.Berjalan keluar dari ruangan itu untuk menyiapkan sarapan setelah sebelumnya mencuci wajahnya.
-🕊-
Jisoo terjengit saat tiba-tiba saja sebuah lengan kekar melingkar di perutnya ketika ia sedang memasak di dapur.Tanpa berbalik,Jisoo jelas tahu siapa pelakunya.Ya,siapa lagi kalau bukan tunangannya sendiri,pria itu memang sering melakukan hal seperti ini yang entah untuk apa.
Jisoo mengelus tangan Jin dengan tangan kirinya berhubung tangan yang satunya lagi ia gunakan untuk mengaduk sup yang sedang dibuatnya.
"Oppa duduklah,aku susah bergerak jika seperti ini"
Ucapan Jisoo itu ditanggapi dengan dengusan serta gelengan pelan dari prianya yang sama sekali tak menyetujui ucapannya bahkan tangannya semakin memeluk perut rata Jisoo dengan kuat.Kepalanya ia gesekkan dengan lucu pada perpotongan leher gadis itu yang membuat pemiliknya tertawa geli.
"Oppa jangan seperti itu,aku geli.Cukup diam saja,atau kuah sup ini mampir di wajahmu mau?"
Ancaman yang diucapkan Jisoo tadi seketika membuat Jin terperangah lalu segera melepaskan pelukannya dan berlari kecil menuju meja makan lantas duduk disana memandangi Jisoo dengan tajam.Jujur saja,2 hari yang lalu Jin menonton sebuah drama dimana sang istri adalah seorang psycho yang selalu menepati ucapannya.