2. Di Dalam Bis

1.4K 94 0
                                    

" Key, anak - anak di bis udah lengkap? " tanya Ibu Amy begitu aku keluar dari bis setelah memeriksa keadaan di dalam dan mulai bergabung bersama Pak Husni, Bu Amy, Bu Listy, Haris dan juga Aldy.

Sedangkan Putri dan Bu Rahma sejak tadi izin pergi ke toilet saat kami menuju ke bis yang akan mengantar kami selama kami study tour di sini.

" kayaknya udah kok bu. Tadi saya juga udah minta baris kursi depan sama satu kursi di belakangnya di kosongkan buat ibu sama bapak duduk nanti sama kak Aldy juga. " sahut ku.

" lho. Cuma lima kursi aja dong berarti? Kenapa cuma lima aja? Kamu, Haris dan Putri gimana? Duduk di mana kalian? " tanya Ibu Listy beruntun dengan kening berkerut karena kami hanya mengosongkan lima buah kursi di bagian depan bis.

" Jangan khawatir bu, kami bertiga santai aja kok bu. Kami bisa duduk di mana aja. Lagian hitungannya masih ada sisa enam kursi yang kosong nanti. Jadi kami bisa duduk di mana aja. " kali ini bukan aku yang menyahut. Tapi Haris, teman ku sesama Asdos bersama dengan Putri.

" gak mabuk memang kalian kalau dapet kursi di belakang? Lapula seingat bapak pas angkatan kalian yang study tour, kalian bertiga kan duduk paling depan. Mana rebutan gitu supaya dapet kursi di depan. Kamu juga Key, biasanya kamu duduk di baris depan kok. Yakin mau duduk di belakang? Sanggup emang? " tanya pak Husni sembari terkekeh, mengingat bagaimana bar - barnya kami dulu berebut kursi untuk duduk di dalam bus.

Apalagi angkatan ku menjadi angkatan dengan jumlah study tour terbanyak. Sekitar seratus lima belas orang dengan menggunakan dua bis berukuran besar.

" aduh, jangan di inget - inget pak. Aku nya malu. Lagian sekali - kali pak kami ngerasain duduk di belakang. " sahut ku tertawa mengetahui bagaimana pak Husni mengingat kebiasaan ku selama ini yang nyaris selalu dapat kursi di bagian depan. Bahkan beliau masih mengingat bagaimana rusuhnya angkatan kami study tour beberapa tahun lalu.

" padahal gak papa lho kalau kalian mau di depan juga. Gak harus dapet di belakang. Kan bisa di belakang kami duduknya. " kali ini ibu Listy yang bicara.

" gak papa kok bu. Beneran. Gak papa. " ucap ku sekali lagi. Berupaya menenangkan beliau semua.

*****

" kak, kak. Kak Keysha. " panggil seorang mahasiswi yang duduk di baris ke empat di bus yang memang sedang ku lewati saat ini dan berhasil membuat ku menghentikan langkah ku dan berbalik memandang dirinya.

Sebenarnya sekarang aku tengah memeriksa keadaan mereka, apakah sudah siap berangkat atau belum karena bis sudah siap berangkat. Bahkan ke tiga dosen, ibu Listy, Aldy sudah mulai masuk bis mengikuti aku, Haris dan Putri yang sudah terlebih dahulu masuk untuk mengecek semua mahasiswa.

" hm? Ya kenapa? " tanya ku sembari memandangnya begitu merasa dirinya memanggil ku sembari menarik tangan ku pelan.

" itu asdos juga kak? " tanya mahasiswi itu sembari menunjuk Aldy yang baru saja masuk ke dalam bis mengikuti bu Listy, ibunya.

" bukan. " sahut ku singkat yang langsung berpandangan dengan Haris dan Putri mencoba menebak apa yang ada di pikiran mahasiswi ini. Apalagi mahasiswi itu memandang Aldy dengan penuh rasa minat.

" terus? Siapa? Kok ikut bis sini. Anak dosen ya? Atau apa? Kayaknya bukan supir atau kernet bis deh. " tanya dirinya lagi tak pantang menyerah.

" emang tadi di ruang tunggu gak denger? Dia ikut penerbangan yang sama kita juga. Perasaan dia tadi udah ngenalin diri deh. " ujar ku memandang ke arah dirinya dengan pandangan bingung.

Pasalnya, Aldy memang sudah memperkenalkan dirinya dan bu Listy saat di ruang tunggu tadi. Sebagai tour guide kami di sini. Rasanya tak mungkin mahasiswi ini tak mendengar ucapan Aldy di sana. Bahkan sampai dirinya mengira Aldy adalah supir atau kernet bis ini.

ASISTEN DOSEN (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang