" suka gak tempatnya? " tanya Aldy. Kami baru saja selesai memesan makanan dan minuman di sini.
" suka. Suka banget malah. Thanks ya udah ngajak aku ke sini kak. " jawab ku tersenyum senang.
Aku memang baru mengetahui cafe ini dari dirinya. Dan aku sama sekali tak menyesal mengiyakan ajakannya untuk pergi ke cafe yang penuh dengan pernak pernik teddy bear ini.
Jika saja boleh. Aku ingin membawa boneka teddy bear besar yang ada di sini untuk di bawa pulang. Dan ku simpan di kamar ku.
" syukur lah kalau kamu suka. Seneng? " ucapnya ikut tersenyum bersama dengan ku.
" jelas lah. Seneng banget malah. Kapan lagi dateng ke cafe penuh teddy bear begini. Kakak kok bisa sih ngajak aku ke sini? " tanya ku pada dirinya.
" erg, iya. Aku sengaja emang. Ngajak kamu ke sini. " jawabnya dan membuat ku mengerutkan kening ku.
" oh ya? Kok? Kenapa? " tanya ku bingung.
" iya, aku sebenernya mau ngajak kamu serius. Aku mau ngajak kamu nikah. Kira - kira, kamu nerima gak? " ucapnya tiba - tiba dengan nada yang amat santai.
Membuat ku terpaku. Dia sama sekali tak mengajak ku berpacaran, tapi dia mengajak ku menikah. Oh Tuhan. Aku bingung harus berbuat apa.
" ni... Nikah? Nikah sama kakak? " sahut ku tergagap atas permintaannya yang tiba - tiba.
" iya. Sama kakak lah. Sama siapa lagi emang. Tapi gak sekarang juga sih. Kamu kan juga masih kuliah, ngurusin master mu. Aku juga, masih kerja sekalian ngurus wisudaan ku. Mungkin ya, tahun depan. Gimana? " ujarnya memandang ku.
" aku tau sih, kita berdua baru kenal. Tapi aku udah bilang sama mama. Dan mama setuju. Setuju banget malah. Mama yang paling dukung aku buat ngajak kamu nikah. Ngajak kamu serius. Gak main - main, Key. " tambah dirinya lagi.
*****
" tapi... Tapi apa gak terlalu cepet, kak? Aku belum kenal sama keluarga kakak. Kecuali bu Listy tentu aja. Sama pak Agus aja aku cuma baru berapa kali ketemu. Kakak juga belum kenal siapa keluarga ku. Apa ini gak kecepetan kak? " tanya ku setelah cukup lama aku terdiam dan berhasil menguasai diri ku.
" iya sih. Makanya kakak gak maksa kamu buat nikah sekarang. Mungkin nanti, setelah kamu siap. Setelah kakak selesai wisuda. Kakak hanya mau tau. kira - kira, kamu gimana? Mau gak nerima kakak. Biar kakak bisa datengin orang tua mu buat ngajak kamu serius nanti. Sepulangnya kita dari Jogja besok. " jawab kak Aldy memandang ku serius.
" kakak serius? " tanya ku sembari memandang dirinya. Mencoba mencari keseriusan di wajahnya kini yang tengah memandang ku lekat.
" tentu aja. Gak mungkin aku ngajak perempuan nikah kalau gak serius. Aku bukan orang yang gampang minta perempuan nikah sama aku. Kamu yang pertama. Dan kalau bisa sih, yang terakhir. " jawab nya sembari tersenyum ke arah ku. Mencoba menghilangkan keraguan ku pada dirinya.
" aku bingung kak. Semua terlalu mendadak. Apalagi, aku takut kalau bu Listy dan pak Agus gak nerima aku. " ucap ku sembari menyebutkan nama ke dua orang tuanya Aldy.
Apalagi, aku hanya pernah beberapa kali bertemu dengan pak Agus saat mengurusi keberangkatan kami study tour dulu. Di tambah lagi, aku hanya tak enak pada Bu Listy, anaknya tiba - tiba mengajak ku untuk menikah saat ini.
" kata siapa? Aku sebelum ngajak kamu nikah udah bilang dulu sama mama sama papa ku. Dan mereka setuju. Mama justru yang paling heboh saat aku bilang mau ngajak kamu serius. Buktinya, tadi siang, habis aku bilang gitu, sekalian ngobrol sama mama. Mama langsung nyuruh aku nemenin kamu ke pasar Beringharjo kan. Waktu kamu bilang kamu mau pergi. " ucap Aldy membuat ku sedikit terkejut dengan fakta yang baru saja di sampai kan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASISTEN DOSEN (Completed)
Romance~~~(TAMAT)~~~ (Editing Version) Tamat : 28 April 2021 ~~~~~~~~~~ Entah kenapa, aku merasa tidur ku kali ini bersandar pada sesuatu yang empuk dan lembut. Nyaris saja aku mengira aku tidur di ranjang jika tak mengingat kalau kami semua sedang menuju...