4. Pucat

1K 88 8
                                    

" kak. "

" eh, iya? " ujar ku begitu aku dan Aldy yang sedang jalan - jalan berkeliling di kejutkan dengan panggilan dari Bayu yang tiba - tiba saja berada di dekat aku dan Aldy.

Pasalnya, semenjak tadi kami berkeliling di Lawang Sewu, kebanyakan dari mahasiswa sudah berkeliling sendiri - sendiri secara berkelompok. Dan terpisah dari kami. Sehingga panggilan tiba - tiba dari Bayu ini cukup membuat ku terkejut.

" dari tadi, kakak berdua gantian terus motoin sendiri - sendiri. Mau aku fotoin berdua gak? kak Aldy sama kak Key belum ada foto berdua kan? " tanya Bayu yang berhasil membuat ku membulatkan ke dua mata ku karena penawarannya yang mendadak ini. Dan belum sempat aku menjawab, Aldy sudah terlebih dulu menjawab penawaran Bayu ini.

" boleh, kalo gak ngerepotin. " sahut Aldy dan semakin membuat ku terkejut. Pasalnya, aku sama sekali tak menyangka jika dirinya akan mau di ajak untuk berfoto berdua dengan ku.

" eh? Kok? " Gumam ku terkejut.

" gak papa kan Key? Kita foto berdua? " tanya Aldy menoleh pada ku dan menatap ku lekat. Membuat ku tak bisa menolak pada akhirnya dan menyetujuinya.

" i... Iya kak. Gak papa. " sahut ku perlahan. Sembari berharap tak ada yang marah jika aku berfoto berdua bersama Aldy saat ini.

" gak repot kok kak. Pake handphone ku aja kak motonya. Nanti biar aku kirim. " ujar Bayu yang hanya bisa aku dan Aldy iyakan.

kami berdua pun mulai mendekatkan diri, dan sekali lagi Aldy mengejutkan ku dengan ulahnya yang tiba - tiba saja menarik tubuh ku semakin mendekat ke tubuhnya dan membiarkan tangannya memeluk pinggang ku dari samping selama di foto oleh Bayu.

Ulahnya ini tanpa ku sadari membuat ke dua pipi ku bersemu merah menahan malu. Bisa ku pastikan, siapa pun yang melihat foto ini mengira kami berdua adalah sepasang kekasih yang tengah berjalan - jalan di Lawang Sewu.

" fotonya bagus. Apalagi kakak berdua keliatan cocok satu sama lain. Kayak orang pacaran. " ujar Bayu lagi begitu dirinya mengamati foto - foto yang di ambilnya. Dan ucapan Bayu ini berhasil membuat wajah ku semakin memerah merona malu.

" makasih ya. Nanti jangan lupa di kirim. " sahut Aldy tanpa berniat meluruskan apa yang harus di luruskan dengan pemikiran Bayu barusan. Membuat ku yang terpaku pada kelakuan Aldy juga tak sempat meluruskan pada Bayu juga.

" iya kak. Nanti aku kirim di grup. " sahut Bayu yang tak sadar jika tak ada Aldy di dalam grup study tour yang menjadikan aku juga Putri sebagai adminnya.

*****

" mau Lanjut jalan lagi, Key? " tanya Aldy pada ku begitu Bayu berlalu dari hadapan kami berdua. Dan meninggalkan kami kembali berdua.

" boleh. Mau ke mana lagi kak? " tanya ku balik dan memandang dirinya.

" ke sana yuk. " ajak Aldy untuk memasuki beberapa ruangan dengan pintu - pintu besar yang terbuka lebar. Membuat ku mengikuti ke mana dirinya akan mengajak ku.

Tak lupa dirinya juga menjelaskan beberapa hal yang dirinya tahu mengenai Lawang Sewu ini. Dan penjelasan Aldy ini membuat kami berdua terlibat percakapan yang cukup seru. Bersama dengan dirinya mengelilingi Lawang Sewu sepertinya langkah yang tepat untuk ku.

Apalagi penjelasan dari Aldy ini begitu ringan namun terperinci. Sehingga mudah untuk aku dengarkan dan tak membuat ku mengantuk atau bosan.

" kakak tau banyak ya. " ucap ku pada dirinya.

" hm. Lumayan Key. Aku udah beberapa kali ke sini dan dapet cerita penjelasan macam - macam. Baik dari tour guide ku dulu atau dari siapa pun itu. Makanya aku lumayan tau seluk beluk Lawang Sewu. " sahut Aldy dan membuat ku mengangguk.

" di sini bukannya katanya ada penjara sama lorong bawah tanah? " tanya ku seraya menatapnya. Setidaknya itu yang ku dengar dari kebanyakan orang yang pernah sudah pergi ke Lawang Sewu ini.

" ada kok. Sayangnya, setau ku udah gak bisa di masukin. Udah di penuhi air. Tapi kalo mau ke sana, ayok. Sekalian kamu liat - liat kan. " ujar Aldy yang tentu saja ku balas dengan anggukkan antusias.

" kapan lagi kan bisa jalan sambil di jelasin detail. " batin ku.

" ayo kak. " ucap ku. Dan membuat Aldy kembali menggenggam tanganku untuk kesekian kalinya sembari berjalan.

*****

" ini nih tempatnya Key. " ujar Aldy seraya menunjuk sebuah pintu kecil yang mengarah ke lubang besar untuk pintu masuk ke ruang bawah tanah.

Dan begitu aku melihat ke sana, aku justru di suguhkan pemandangan air yang cukup banyak di dalamnya dan membuat kami tak bisa turun.

" yah, penuh air. Sayang banget. Padahal aku pengen turun ke bawah. Pengen liat. " ujar ku merengut dan mencebik kesal. Membuat Aldy tertawa lucu karena ulah ku.

" iya. Tahun kemarin juga masih banjir di bawah sini. Ku fikir udah gak ada airnya. Ternyata masih sama aja. " ujar Aldy di sela - sela tawanya.

" Ke Lantai dua aja gimana? Sekalian keliling ruangannya. " ajak Aldy lagi agar mengikis rasa kesal ku.

" di lantai dua emang ada apaan kak? " tanya ku balik bertanya pada dirinya.

" banyak sih. Banyak ruangan - ruangan kayak di sini juga. " sahut Aldy menjawab pertanyaan ku.

" boleh. Ayo deh ke lantai dua sambil liat -liat. " ujar ku dan mengikuti dirinya berjalan beriringan ke arah tangga menuju ke lantai dua. Yang tak terlalu jauh tempatnya dari tempat kami berada saat ini.

*****

Kami berdua pun mulai menaiki tangga ke lantai dua Lawang Sewu. Tapi baru saja kami mulai menaiki tangga ke lantai dua, aku sudah di kejutkan dengan sesuatu yang ku temukan di sana. Membuat ku menutup ke dua mata ku dan menarik nafas panjang.

" kak. " panggil ku lirih pada Aldy yang berjalan sedikit di depan ku. Ketika kami berdua sedang menuju ke lantai dua dari Lawang Sewu ini.

" kak Aldy. " panggil ku sekali lagi karena dirinya tak merespon panggilan ku sebelumnya.

" ya? Kenapa Key? " tanya Aldy berbalik menghadap ku. Dan dirinya di buat kaget dengan wajah ku yang sudah pucat pasi.

" Astaga! Key? Kamu kenapa? Ada apa? Kamu sakit? " tanya Aldy lagi beruntun menanyai ku dan semakin membuat ku mengernyitkan kening ku karena kepala ku semakin sakit.

Sembari dirinya mengikis jarak di antara kami berdua. Dirinya pun mulai menempelkan ke dua tangannya di pipi ku dan di kening ku guna mengecheck suhu tubuh ku saat ini.

" aku gak papa kak. " bisik ku pelan. Nyaris tak terdengar.

" gak papa gimana. Muka kamu pucet banget Key. Mau turun aja? Iya? " Tanya Aldy sekali lagi. Terlihat jelas dirinya khawatir pada ku.

" enggak papa kak. Gak usah. " tolak ku menggeleng pelan.

" aku boleh megang badan aja kakak gak? Aku agak pusing. Takut jatuh. " ucap ku mencoba menyembunyikan sesuatu dari dirinya saat ini.

" boleh. Mau pegang tangan ku aja? Atau mau aku rengkuh aja badan kamu? " tanya Aldy masih terlihat khawatir.

" pegang tangan kakak aja. " jawab ku. Dan langsung membuat Aldy meraih tangan ku dan mengenggamnya erat.

" Kamu mau turun? Biar bisa istirahat nanti. " ujarnya mengelus tangan ku yang ada di dalam genggaman tangannya dengan ibu jarinya.

" gak papa kok. Paling bentar juga ilang. Lanjut aja. " jawab ku sembari mencoba menormalkan suara ku yang ku rasa mulai bergetar.

Sembari diri ku mulai mencoba menguatkan hati ku saat ini. Aku pun membuka mata ku perlahan. Dan yang ku liat pertama kali saat membuka mata adalah wajah cemas Aldy di hadapan ku.

" beneran lanjut? "

" iya. Lanjut aja kak. " ucap ku.

Aldy yang merasa kondisi ku sedang tak terlalu baik saat ini pun terus menggenggam tangan ku sembari berjalan pelan untuk tetap menaiki tangga. Namun dapat ku rasakan dirinya sedikit - sedikit melirik ke arah ku untuk memperhatikan kondisi ku.

*****

ASISTEN DOSEN (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang