" udah semua nih di liat. Di atas juga udah semua kan. Kamu mau keliling lagi Key? Atau mau foto - foto lagi? " tanya Aldy pada ku dan membuat ku menggelengkan kepala ku beberapa kali sembari memandang dirinya. Kami berdua baru saja turun dari lantai dua saat ini.
" enggak deh. Aku mau foto - foto bangunannya aja lagi. " sahut ku.
" kalo gitu, ngefotonya dari tengah halaman aja. Sekalian istirahat. Di sana bisa duduk santai kok. Aku takut pusing mu kambuh lagi. " ujarnya lagi sembari membawa ku ke halaman Lawang Sewu yang berada di tengah - tengah.
" ya udah kalo gitu. " balas ku atas ucapannya.
" duduk di sini aja dulu, istirahat. Capek kan, dari tadi jalan mulu. " ucap Aldy dan membuat ku mau tak mau harus mengakuinya, aku lumayan capek berkeliling. Apalagi, kami terus saja berkeliling tanpa sempat beristirahat.
" iya kak. " sahut ku mengangguk.
" masih pusing? " tanya Aldy lagi. Terssirat jika dirinya masih mengkhawatirkan diri ku.
" udah berkurang kok kak. Paling sebentar lagi juga ilang. Sorry ya kak. Malah bikin kakak repot. " sesal ku pada dirinya dan membuat dirinya menggeleng.
" ah, enggak. Mana ada aku repot. Repot apa juga. Aku cuma khawatir. Muka mu pucet banget tadi. Memang tadi kamu kenapa? Kok bisa pusing begitu? " tanya Aldy yang memang tak tahu apa - apa.
" enggak papa kak. Cuma tiba - tiba langsung pusing aja. " ucap ku mengelak.
" gitu ya. Ati - ati ya. Jangan terlalu di paksa kalo emang udah pusing banget. Kalo memang mau istirahat bilang aja. " ujarnya dan sekali lagi membuat ku mengangguk pelan.
" iya kak. "
*****
" eh, iya. Kameranya make gak kak? " tanya ku pada Aldy yang duduk di samping ku.
" enggak. Kenapa? Kamu mau pinjem? " tanya dirinya yang langsung ku iyakan.
" iya, aku mau pinjem. Boleh gak? " tanya ku sekali lagi.
Aku memang berencana ingin memotret bangunan ini. Apalagi, aku cukup menyukai fotografi. Sehingga, aku tak bisa melihat kamera menganggur begitu saja ketika ada bangunan bersejarah yang bagus untuk di foto.
" Nih pake aja. " sahutnya sembari menyerahkan kamera miliknya.
Aldy pun tanpa segan langsung menyerahkan kamera miliknya pada ku dan membuat ku langsung tenggelam dalam kegiatan memotret ku. Apalagi, kami berdua berada di tengah - tengah Lawang Sewu, sehingga membuat ku mendapatkan beberapa gambar yang bagus. Aku pun mulai melupakan jika Aldy saat ini sedang bersama dengan ku.
" pake dulu. Masuk angin ntar kamu. Muka mu masih pucat juga. " tiba - tiba saja Aldy berdiri di belakang ku yang tengah sibuk memotret sembari menyampirkan jaket miliknya di bahu ku sehingga membuat ku tak kedinginan.
" eh? Kak Aldy? Gak usah kak. Aku gak papa kok. " tolak ku yang sedikit kaget karena ulah nya.
" udah, pake aja. Sakit nanti. " ujarnya bersikeras dan membuat ku akhirnya mengalah dan tetap memakai jaket miliknya.
" kakak gimana? " tanya ku padanya. Masih berupaya untuk menolak.
" aku gak papa. Aku cowok, badan ku lebih tahan dingin di banding badan mu. Kalau kamu sakit gimana. Pake aja. " ucapnya tetap bersikeras untuk memakaikan jaket miliknya di badan ku.
Jujur saja, jaket miliknya ku akui membuat ku hangat. Apalagi ke dua tangan Aldy masih berada di bahu ku setelah menyampir kan jaketnya di tubuh ku. Menambah rasa hangat yang menjalar hingga ke relung hati ku.
" ya udah. Makasih ya kak. " gumam ku akhirnya padanya.
" hm. Santai aja. Aku liat dong fotonya. " ujar dirinya lagi tepat di belakang ku.
Hingga aku merasakan jika punggung ku menempel di dadanya dan membuat posisi kami berdua sangat intim saat ini. Apalagi dirinya saat ini sedang sedikit menundukkan kepalanya di samping kepala ku dan bahkan deru nafasnya terdengar di telinga ku.
" nih. " sahut ku dan mulai memperlihatkan foto - foto yang ku dapat kan. Membuat dirinya beberapa kali terkagum - kagum karena hasil foto ku.
" bagus. Bagus banget malah Key. Gak nyangka aku, kalo kamu jago foto. " Ujarnya memuji hasil foto yang ku potret.
" enggak kok. Biasa aja kak. Cuma iseng - iseng aja. " ujar ku merendah sembari tersenyum malu. Tak terbiasa dengan pujian yang di alamatkan pada foto - foto yang ku potret.
" iseng - iseng aja hasil foto kamu bagus gini. Gimana serius. Ini beneran bagus Key. " ucapnya masih tetap saja terpukau dengan hasil foto ku.
Tanpa sadar, aku menengadahkan wajah ku menghadap wajahnya yang kini sudah berpindah tempat menjadi berada di atas wajah ku. Sehingga membuat kami berdua saling berpandangan dengan posisi yang sangat intim. Apalagi, dirinya juga memandang ke arah wajah ku di bawah wajahnya dengan senyum yang terukir di wajahnya.
*****
Tiba - tiba saja, kami berdua di kaget kan dengan bunyi handphone ku. Penanda jika ada yang menghubungi ku lewat chat. Membuat kami berdua segera tersadar dan saling salah tingkah. Aldy pun segera memberi jarak pada ku sehingga kami tak sedekat tadi.
" si.. Siapa yang ngubungin Key? " tanya Aldy terbata karena bingung harus bagaimana.
" oh, si Haris, kak. " ucap ku begitu aku memeriksa siapa yang menghubungi ku. aku pun segera membuka chat yang di kirim kan oleh Haris pada ku.
" astaga! " ucap ku terkejut karena melihat isi chat yang di kirim kan oleh Haris.
" kenapa Key? " tanya Aldy kembali mendekati ku dan memandang ku cemas karena ulah ku barusan.
" kamu gak papa? " tanya dirinya sekali lagi pada ku.
" nih. " ujar ku menjawab pertanyaan sembari menyerahkan handphone ku pada dirinya dan memperlihatkan isi chat dari Haris yang di kirimkannya pada ku.
" oh. Ku kira kenapa. Tapi by the way, bagus lho fotonya. Cara ngambilnya juga bagus. " ujar Aldy begitu melihat foto yang di kirim kan oleh Haris pada ku.
Foto yang di kirim kan oleh Haris adalah foto ketika posisi Aldy dan diri ku sedang berdiri berdekatan saling berpandangan ketika dirinya sehabis melihat foto - foto yang ku ambil di kamera miliknya. Dengan kepala Aldy yang berada di atas kepala ku.
" ish, kakak. Kok salah fokus sih. " sahut ku dan membuat dirinya tertawa karena ulah nya barusan.
" lho tapi bener kok. Bagus fotonya. Aku minta ya. Kirimin ke whatsapp ku ya? " ujarnya pada ku dan membuat ku tersadar akan satu hal.
" aku kan gak punya nomor kakak. " jawab ku menggeleng.
" iya ya. Sini deh handphone kamu. Aku masukin nomor ku. " ucap nya meminta handphone ku. Aku pun menyerahkan handphone milik ku dan langsung membuat dirinya menyimpan nomornya di handphone ku.
" udah tuh. Ntar kirimin ya fotonya. Bagus, mau aku simpan. " kali ini, ucapan Aldy yang entah mengapa membuat hati ku menghangat. Untungnya saja dirinya tak marah karena adanya foto kami berdua dengan posisi seperti itu.
" gak marah kak? " tanya ku iseng pada dirinya.
" kenapa harus marah? " tanya dirinya balik dengan kening berkerut.
" ah, enggak. Gak papa. " ujar ku menggeleng. Tak ingin membahasnya lebih lanjut dengan Aldy.
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
ASISTEN DOSEN (Completed)
Romance~~~(TAMAT)~~~ (Editing Version) Tamat : 28 April 2021 ~~~~~~~~~~ Entah kenapa, aku merasa tidur ku kali ini bersandar pada sesuatu yang empuk dan lembut. Nyaris saja aku mengira aku tidur di ranjang jika tak mengingat kalau kami semua sedang menuju...