BAB 21

84.7K 11.6K 1.1K
                                    

-o0o-

•Mafia Girl Transmigration•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•Mafia Girl Transmigration•

Erla memutar-mutar kunci mobilnya di jari telunjuknya. Erla benar-benar tidak diizinkan memakai motor Kakek Ompongnya.

Erla memasuki kelasnya melihat buket bunga mawar merah dengan note kecil di atas meja Erla.

'Anak emas saya dan calon istri saya di masa depan. Terimalah sebuket bunga mawar indah ini. Dan hadiah lain akan menyusul.'-Mr. Kenneth.

Erla menghela napas, mantan gurunya di masa lalu masih saja gila. Ya, Mr. Kenneth adalah guru yang ditakuti di Mensa Internasional saat kehidupan keduanya. Entah apa yang membuat Ia pergi dari Mensa dan mengajar di Indonesia.

Erla mengambil notenya dan membuang sebuket bunga itu ke tong sampah. Erla hanya berharap Mantan Gurunya itu bisa lebih waras sedikit. Erla melihat Kerla dan Kevin berjalan ke arahnya. Erla melihat wajah Kevin yang sedikit suram.

Erla terkekeh pelan, pasti karena korek api zipponya yang diberikannya sudah diterima oleh Tuan Ketua Keluarga Cassandra/Kakeknya Kevin. "Erlaaaa." Kerla berlari ke arah Erla yang langsung dihentikan Erla dengan jari telunjuk di dahi Kerla.

Erla tidak suka dipeluk sembarang orang. Kerla yang dicegah hanya cemberut. "Erla nanti saat debat bahasa kau harus ngalahin si Pelakor jadi-jadian ya. Pokokknya harus lulus semua seleksi." Kerla berucap dengan semangat. Kerla memperhatikan tong sampah yang terdapat sebuket mawar indah.

"Wahh bunganya cantik." Kerla mengambil bunganya kembali. Erla menyipitkan mata dan berkata "Hati-hati bunga itu dari orang gila yang menyamar jadi orang waras." Kerla yang mendengar membuang bunganya kembali.

Erla memasuki kelasnya diikuti Kevin. Erla memangku dagunya melihat keluar jendela. Erla melihat pohon rindang, Erla menyipitkan mata dan menggelengkan kepala. Erla berucap tanpa suara, 'Sampai kapan kau mengutitku Alger?'

Sosok yang mengutit dari pohon rindang dengan teropong kecil berjengit kaget. "Apa dia tahu namaku? Bagaimana dia tahu aku di sini." Alger berucap pelan lalu menelfon seseorang.

"Tuan Sakiel, dia bukan orang biasa."

"Awasi!"

"Baik Tuan."

Walaupun sudah ketahuan Alger tetap menguntit Erla. Erla tidak peduli selagi Ia tidak merasa terganggu tidak apa. Erla melihat Kevin yang murung.

"Jadilah sekuat baja ketika di medan perang, latih diri sendiri menjadi singa kelaparan dalam keadaan tertentu, buat pemekiranmu seperti pisau, dan bertingkahlah seperti air yang tenang." Erla berbicara dengan menatap manik Kevin. "Suatu saat kau akan mengerti kalimat yang kumaksud. Bersabarlah."

Kevin mencoba mencerna ucapan Erla. Tetapi, entah kenapa otaknya tidak bekerja. Erla melihat sosok masuk ke kelasnya dengan kotak berbentuk love bewarna merah. Erla menghela napas.

Mafia Girl Transmigration ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang