Part-15. AMNESIA

2 1 0
                                    

Berbanding terbalik dengan sebelumya, biasanya selama ini ayah adalah orang yang paling tabah, tapi sejak prahara pernikahan Kak Asfar dan insident kaburnya Kak Fir dari rumah membuat hati ayah begitu sedih dan kecewa. Ayah selalu merasa, bahwa dirinya benar- benar gagal. Dia selalu mengatakan bahwa tidak ada lagi yang bisa diharapkan dari semua anak laki-lakinya.

    Hal yang wajar memang, jika ayah sampai berpikir seperti itu. Selama ini ayah selalu tabah, dan menguatkan ibu didalam keputusasaannya, akan tetepi saat ini justru sebaliknya. Ayah yang begitu lemah dan terpuruk.

    Bagaimana tidak, anak laki-lakinya yang paling tua selalu menyakiti hatinya, lalu putranya yang  ke dua yang selama ini selalu membantu menopang hidup keluarga, telah menikahi wanita yang salah. Bahkan harus terjadi perselisihan dalam keluarga karenanya. Kini, ditambah lagi putra ke tiganya sampai salah paham tentangnya, bahkan mempertanyakan kasih sayangnya. 

    Semua berawal dari wanita yang sama, yang kini menjadi menantunya, dan juga pengaruh buruk dari putra sulungnya. Semua yang terjadi sangatlah tidak benar dan sangat buruk.


    Begitu buruknya sampai membuat ayah, orang yang begitu penyabar, kini benar-benar terduduk dan kehilangan kepercayaan terhadap semua putra yang dia miliki.Akhirnya semua berimbas pada si bungsu kami Yudha. Ayah selalu memarahinya tanpa alasan yang jelas.

    Melihat semua ini, aku pun merasa tak berdaya. Aku menyaksikan betapa ayah sangat prustasi, ayah terlihat sangat tidak mampu lagi menahan beban di hatinya, dengan mata kepalaku sendiri aku melihat, betapa yahku yang begitu tegar kali ini benar-benar hancur bahkan terlihat jelas dia tidak lagi memiliki semangat dalam menjalani hari-harinya.

    Imbas dari semua itu, si bungsu Yudha yang selalu menjadi sasaran dari luapan emosi ayah. Betapa miris rasanya melihat si kecil yang tak tahu apa-apa selalu menjadi sasaran dari kekecewaan ayah.

    Yudha selalu berfikir bahwa ayah tidak menyayanginya. Bisa dibenarkan memang pemikirannya, karena tiada hari yang dilaluinya tanpa menghadapi amarah ayah untuk segala alasan. Aku tahu benar, sebenarnya semua itu adalah cara ayah mendidik Yudha, agar dia tidak mengambil jalan yang salah seperti kakak nya yang lain, lalu kemudian tergelincir.




    Ayah sama sekali tidak menyadari, bahwa cara yang dilakukan olehnya justru membuat Yudha semakin jauh darinya dan menganggap bahwa dia sangat disisihkan di mata ayah.

     Ibu pun selalu mempertanyakan sikap ayah yang begitu berbeda kepada Yudha. Ayah berulang kali mengatakan, bahwa dia begitu menyayangi Yudha, tapi dia tidak mampu mengungkapkan akan apa yang hatinya rasakan. Akhirnya, ibu pun beranggapan bahwa kasih sayang ayah terhadap Yudha memanglah berbeda.

    Dalam kekalutan aku berusaha menghibur ayah agar dia bisa mengatasi gejolak di hatinya, sambil berupaya menjelaskan bahwa sikap keras ayah terhadap Yudha, akan berpengaruh pada sikologinya di masa depan.

    Aku juga berusaha memberi pengertian kepada ibu, bahwa sebenarnya ayah memang sangat mencintai Yudha. Baik ibu, maupun Yudha sendiri sudah terlanjur beranggapan bahwa perlakuan ayah kepada Yudha sangat berbeda.

     Cara ayah mendidik Yudha yang begitu keras menyebabkan timbulnya jiwa pemberontak dalam diri Yudha. Semakin hari, tidak sedikitpun Yudha mematuhi apa yang ayah katakan, bahkan dia selalu menentang dan melawan ucapan ayah secara terang-terangan. Semua yang terjadi ini tentu saja membuat ayah semakin depresi.

   Tatkala kekalutan dan kebingungan melanda, pada suatu malam aku bermimpi bertemu dengan ibu kandung ayah. Seseorang yang sangat ingin kutemui, akan tetapi hingga kini aku belum pernah bertemu dengannya meski sekaki saja. Dalam mimpiku dia berkata

HARAPAN YANG TAK PERNAH PUDARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang