Sesuai arahan Ustadzku, aku melakukan shalat Istikharah. Pagi itu, istri sepupuku menemuiku di rumah Paman Narus. Sungguh hal yang tidak biasa, karena semenjak aku tinggal di rumah Paman Narus, Ningsih belum pernah sekalipun mengunjungiku.Pagi ini, dia datang dan mengatakan ingin membicarakan hal yang sangat penting. Hal ini tentu saja membuatku penuh tanda tanya dan khawatir.
”Ada apa, Dik, hal penting apa yang ingin kau bicarakan?” tanyaku pada Ningsih.
Aku merasa sangat penasaran dan juga gelisah. Hatiku merasa apa yang ingin Ningsih katakan adalah hal yang tidak biasa, karena sepagi ini dia menemuiku hanya untuk membicarakan sesuatu. “Mbak, aku nggak bisa ngomong di sini. Gimana kalau kita duduk di bawah pohon itu, yok!”
Ajak Ningsih sembari menunjuk sebatang pohon rindang di samping rumah Paman Narus yang letaknya sekitar dua puluh meter dari rumah.
Aku semakin yakin ini pasti ada yang tidak benar. Tanpa banyak bicara aku menyetujui apa yang sepupuku katakan, dan berjalan ke arah pohon yang Ningsih maksud, dengan diikuti oleh Ningsih di belakangku.
Aku mendudukkan diriku dengan menjadikan akar pohon sebagai alas, Ningsih duduk di sampingku. Sambil menghela napas dalam, Ningsih bertanya padaku “Mbak, apa Mbak sudah denger cerita tentang Kak Asfar, Kak Fir, sama Muji?”
“Iya, dik, ini bukan lagi rahasia umum, dari dulu memang Muji suka sama Kak Fir begitu juga sebaliknya. Namun di sisi lain dia menjalin hubungan dengan Kak Asfar. Tapi masalah ini sudah berakhir, dan mereka sepakat melupakan segalanya. Muji lebih memilih Kak Asfar, itulah kisah yang sebenarnya, dan Mbak rasa itu bukan rahasia, semua orang juga tahu hal ini, Dik,”
Aku bicara dengan penuh keyakinan karena inilah hal sebenarnya yang terjadi. “Artinya, Mbak sama sekali tidak mendengar gossip yang beredar saat ini,”
Ningsih menatapku lekat-lekat.
Aku menjadi semakin penasaran dengan ucapan Ningsih, kemana sebenarnya arah pembicaraan Ningsih.
”Tolong katakan dengan jelas, apa yang sebenarnya terjadi, Sih, jujur, Mbak bingung dan nggak ngerti arah pembicaraanmu,” ucapku
“Sebenarnya sudah sekitar sebulan ini aku mendengar kabar ini, Mbak. Mas Suroto akhirnya minta aku nemuin Mbak dan menceritakan segalanya sama Mbak, karena Mas Suroto yakin, Mbak bisa mencari jalan keluar untuk masalah ini,” Ningsih mencoba menuturkan.
“Sebenarnya ada apa? Tolong jelaskan langsung pokok permasalahannya!” pintaku.
Aku benar-benar penasaran dan semakin gusar.
Perlahan Ningsih menceritakan segalanya, dia memintaku mendengarkan ceritanya sampai selesai, dan tidak memotong pembicaraannya. Akupun setuju dengan yang dikatakan Ningsih. Lalu, Ningsih memulai ceritanya
“Sejak sebulan yang lalu, ada banyak gossip yang beredar bahwa Muji berselingkuh dengan Kak Fir. Awalnya aku sendiri menolak untuk percaya, tapi semakin lama, cerita itu semakin memanas. Bahkan saat ini sampai ada berita yang mengatakan bahwa anak yang sekarang dikandung oleh Muji bukan hanya anak Kak Asfar, tapi juga ada benihnya Kak Fir,” jelas Ningsih “What, are you serious?” heranku
Aku benar-benar terkejut mendengar semua penuturan Ningsih. Saking kagetnya aku sampai melompat dari tempat dudukku. Rasanya jantungku ingin melompat dari tempatnya mendengar ucapan Ningsih.
KAMU SEDANG MEMBACA
HARAPAN YANG TAK PERNAH PUDAR
Dla nastolatkówNamaku Annisa, aku anak tengah dari tujuh bersaudara. Seorang gadis kutu buku lagi kuper, tapi aku adalah putri kesayangan ayah. Akan tetapi, hal itu tidak membuat ku lantas menjadi gadis manja. Saat waktunya aku masuk SMA ayah harus membayar h...