⚠️Ibra : Rasa nikmat yang beda

53.2K 1.5K 63
                                    

Ibrahim : Rasa nikmat yang berbeda
_________________________________________

Batangku terus menyeruak, menembus liang kewanitaan Rasty dengan liar, tubuh Rasty yang ramping menggeliat, menggelinjang, meliuk berputar bagai lintah yang disiram air garam, peluh membanjiri tubuh Rasty, sudah setengah jam aku menghujamkan batangku di dalam goa sempitnya, tapi aku merasakan ada sesuatu yang berbeda, tak seperti yang aku rasakan saat batang kejantananku keluar masuk di liang senggama Gabriel. Ah ... sialan, kenapa aku jadi mengingat teman priaku itu, kenapa aku malah membayangkan persetubuhan dengan Gabriel, kenapa aku malah berharap Gabriel yang menggeliat dipelukanku saat ini.

Kejantananku yang menegang mendadak terkulai di dalam liang kewanitaan Rasty, Rasty membuka matanya, ia menatapku nanar, merasakan keanehan yang terjadi, aku berusaha memusatkan pikiranku kembali, berusaha semaksimal mungkin untuk kembali tegang dan memberi kenikmatan pada Rasty, tapi semakin aku berusaha, rasanya semakin berat, aku jadi tidak menikmati, aku ingin menyudahi pergumulan ini.

Menyadari keanehan yang tiba-tiba Rasty rasakan, ia melepas Kerisku yang mengecil didalam warangka miliknya.

"Kamu kenapa? kok jadi impotent gini?" tanya Rasty menatapku nanar.

"Kayaknya aku kecapekan karena banyak kerjaan aja, Ras" jawabku berbohong.

Namun Rasty cukup pintar menelisik dan membaca gurat di mataku. Ia menyipitkan matanya seolah tak percaya. ayang benar saja, seorang Ibrahim yusuf Almuzakky, pria keturunan arab yang berkali-kali membuat liangnya melebar karena menggenjot dengan brutal, tiba-tiba kehilangan nafsunya ditengah persenggamaan, tentu ... sudah pasti ini hal tidak biasa bagi Rasty dan juga bagiku.

"Nggak mungkin, secapek apapun kamu, kamu gak akan tiba-tiba loyo gini Baim, ada sesuatu yang kamu sembunyiin dari aku kan?" tuding Rasty.

Rasty mengambil pakaiannya yang berserakan di lantai, dia marah, dia berang, wajahnya memerah menahan kekecewaan, dengan cepat Rasty mengenakan pakaiannya kembali, dan meninggalkan kamar apartementku. Aku berusaha menahannya, namun Rasty melepaskan genggaman tanganku dengan kasar dan pergi meninggalkan apartementku.

Rasty melengos, sebelum berlalu pergi ia berkata, "aku nggak akan tinggal diam kalo kamu ngekhianatin aku, Im"

Sial, aku memaki sepuas-puasnya, menyalahkan barangku yang tiba-tiba loyo, kenapa bisa begini, kenapa aku mengharapkan menggenjot Gabriel. Seharusnya, di hari minggu ceria seperti ini aku bisa bercinta sepanjang hari dengan Rasty, tapi kejadian barusan, arghhh ... bodoh, kenapa aku tidak merindukan tubuh molek Rasty.

Disela umpatanku yang memaki diriku sendiri, tiba-tiba handphoneku berdering, dengan langkah gontai aku menuju meja yang kugunakan untuk melanjutkan pekerjaan kantor. Aku tersenyum bahagia saat mengetahui yang menelponku adalah Gabriel, entah kenapa aku jadi sebahagia ini menerima telepon dari pria yang tak lain adalah partner kerja sekaligus temanku itu.

Aku menekan tombol untuk menjawab panggilan, lalu menghempaskan tubuh telanjangku di tepi kasur "hallo" jawabku saat panggilan telah tersambung.

"Selamat pagi menjelang siang bapak Ibra yang sok sibuk, gua disuruh Mba Mel nelponin lu tau gak, Mba Mel berkali-kali nelpon gak direspon, lagian Mba Mel bloon banget, ya kali minggu gini nelponin lu, lu kan pasti lagi ngegenjot Rasty, hadeeh" Gabriel berceloteh ria, tapi aku malah bahagia mendengar celotehannya, apalagi dia satu-satunya yang memanggil namaku Ibra, jujur aku sangat menyukainya, ingin rasanya berlama-lama mendengar celotehan Gabriel.

"Hallo, nih orang malah diem, weey, hallooooo, Ibra lu gak mati kan!!" Gabriel berteriak diujung sana, membuyarkan lamunanku yang mengkhayalkan sosoknya.

TTM (Gay Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang