Gabriel POV
_________________________________________Aku menghempaskan tubuh di kursi setibanya di kantor, Ibra mendadak menjadi sedikit aneh, aku merasa ada yang ia tutupi, tapi aku berusaha menepis prasangka buruk terhadapnya. Ibra mengajakku pulang ke Jakarta secara mendadak di minggu pagi, padahal Mba Mel sudah mengizinkan untuk lebih lama. Lusi dan Lita yang menjadi PJS terpaksa di cancel karena kami masuk kerja seperti biasa, sampai-sampai tadi Mba Mel merasa aneh, jelas saja Mba Mel kaget melihatku yang ada di kantor, namun setelah kujelaskan jika sakitnya Abi tidak terlalu parah, Mba Mel manggut-manggut mengerti.
Kupandangi cincin yang melingkar di jari manisku, tidak kusangka keikutsertaanku ke Yogya malah membuahkan lamaran dari Ibra, tanpa pikir panjang aku menerimanya, masalah ijin orang tuaku bisa dipikirkan nanti. Entahlah, aku sendiri tidak yakin, apa Mama dan Papa bisa seterbuka Ummi dan Abi, tapi apapun yang terjadi, aku akan mencoba jujur dan menghadapi resiko yang akan kuterima.
Mengingat Ummi dan Abi, aku jadi ingin kembali ke Yogya, mereka begitu baik dan perhatian, bahkan Ummi tidak rela melepasku saat Ibra mengajakku pulang, bagi Ummi kunjungan kami kurang lama, aku juga merasakan hal yang sama, apalagi gadis kecil yang cantik itu, baru sehari meninggalkan mereka aku sudah rindu, ingin rasanya menetap di Yogya bersama keluarga Ibra.
Sedang asyik melamun, ponselku berdenting, menampilkan notifikasi Instagram yang memberitahu jika ada akun baru yang meminta persetujuan untuk memfollowku. Setelah keseringan menghabiskan waktu bersama Ibra, aku memang jarang mengurus social mediaku, bagiku sudah tidak penting lagi, dulu aku sengaja spam Instastory hanya untuk mencari perhatian Ibra, namun setelah dekat, aku tidak membutuhkan social media lagi.
Karena penasaran, apa salahnya aku melihat sebentar, akun yang meminta izin memfollowku adalah akun milik Sarah dan juga satu akun yang bernama GAIBLovers, aku tergerak ingin tahu, aku menglik akun yang baru saja memfollowku, aku melihat jelas foto profilnya memakai foto saat aku dicium Ibra, dengan bio nama lengkapku dan juga nama lengkap Ibra disertai slogan Jangan Sampai Karam, ada-ada saja kelakuan Sarah, ini pasti ulahnya, siapa lagi yang punya fotoku berciuman dengan Ibra kalau bukan calon adik iparku itu.
"Pagi koko ganteng" sapa Lusi yang langsung nyelonong masuk dari balik pintu, "Mas Baim kemana ko?" tanyanya menghampiriku.
Aku memperbaiki posisi duduk, "tadi ngechat koko katanya dateng agak siang, soalnya langsung ketemu vendor" ujarku menjawab pertanyaan Lusi.
Lusi menaikkan alisnya, ia kebingungan atas jawabanku, "vendor apaan ko?" tanya Lusi mencari tahu, "bukannya hari ini nggak ada meeting apa-apa, kalo ada jadwal juga Lusi pasti tahu."
"Mana koko tau" timpalku, namun dibalik ucapan Lusi, aku jadi terpikirkan keanehan Ibra yang mendadak mengajakku pulang.
Sejak pulang dari bukit bintang, Ibra memang sedikit aneh, dia lebih sering melamun, tidak seperti Ibra yang tengil, selengean dan lucu seperti biasanya, bahkan malam itu ia tertidur hanya memelukku, tidak meminta jatah sama sekali.
Setibanya di Jakarta pun sama saja, setelah ia mengantarku pulang ke kossan, ia memutuskan langsung pulang ke apartemennya dengan alasan lelah dalam perjalanan, aku mengerti keadaannya karena Ibra tidak mau bergantian mengemudi, dia pasti lelah sekali, dan pagi-pagi buta ia memberiku kabar bahwa dirinya langsung bertemu clientnya, hal yang sama diucapkan oleh Mba Mel tadi karena Ibra juga memberi tahu dan meminta ijin ke Mba Mel.
Jika memang tidak ada meeting dengan Client, lalu dimana Ibra? seketika pikiranku menerka-nerka. Aku mencoba menepis prasangka buruk, mungkin saja Ibra memang bertemu vendor yang Lusi belum ketahui.
"Vendor baru kali, kamu belum dikasih tahu" ujarku berusaha menenangkan hati, padahal jelas dadaku sedikit sesak memikirkannya.
"Nggak mungkin ko, pasti dia ketemu Mba Rasty, Mba Rasty kan salah satu vendor kita juga, alesan aja Mas Baim, huuh" keluh Lusi mencurigai.
KAMU SEDANG MEMBACA
TTM (Gay Story)
RandomBOYSLOVE ⚠️ Cerita Gay #Lagi proses edit yang typo dan lain-lain# Mengisahkan tentang dua pemuda yang berteman, tapi pertemanan mereka berbagi keuntungan. keuntungan untuk saling menggenjot. Namun karena terlalu sering bersama dan berbagi sex bersam...