⚠️Gabriel : Sehari Semalam

28.1K 892 30
                                    

Gabriel POV
_________________________________________

Ibra sialan, aku dipaksa untuk menjemputnya sore ini, padahal aku sudah jujur-sejujur-jujurnya kepada Mba Mel tentang paksaan menjemput Ibra, berharap ia tidak memberikan izin untukku meninggalkan kantor, namun nyatanya, "ya udah jemput aja sekalian langsung pulang, nanggung kalo balik lagi kekantor" ucapan Mba Mel masih saja terngiang di telingaku.

Ngomong-ngomong, dimana pria arab itu, bukannya saat ditelepon ia menyuruhku menjemputnya di Restoran Kencana, sudah 10 menit aku menunggunya di parkiran, namun dia tak kunjung menampakkan batang kontolnya, maksudku ... batang hidungnya.

Aku berusaha menghubungi Handphonenya, tapi tidak aktif, kenapa aku jadi cemas seperti ini, kenapa aku takut terjadi sesuatu dengannya, aku terus mencoba menghubunginya lagi dan lagi, namun tidak aktif, apa mungkin aku menyusul saja ke dalam dan bertanya ke resepsionis restoran yang lebih mirip gedung pertemuan ini. Mungkin sebaiknya aku memang menyusul ke dalam, namun langkahku terhenti saat ojek online menghampiriku, bukan karena akang ojeknya ganteng, sama sekali bukan, tapi sosok Ibra yang ada di boncengan tukang ojeklah yang membuatku terkejut.

"Selamat sore ...." sapa Ibra dengan nyaring saat turun dari boncengan tukang ojek. Di tangan kanan dan kirinya terdapat paperbag yang ia tenteng.

"Oh tuhan, aku nungguin kamu disini, kamu malah enak'enakkan shopping" A
aku langsung memarahinya, tapi sebagai tersangka, Ibra tidak tahu malu, malahan ia mencium pipiku.

"Kalo bisa naik ojek, ngapain minta jemput" sungutku lagi.

Tapi tetap saja, percuma tenagaku habis untuk memarahinya, laki-laki di depanku ini dengan santai menyodorkan paperbag yang ada di tangannya.

Aku meniupkan nafas, berusaha meredam kekesalanku pada Ibra, "ini apa?" tanyaku penasaran.

"Pakaian ganti" jawabnya santai.

"Emang kita mau kemana?" tanyaku memicingkan mata.

"Cari suasana ngentot yang baru, bosen di jakarta mulu" Ibra mengambil kunci mobil yang ada di tanganku, lalu melangkah menuju mobilnya. "Yaah ... malah bengong, ayo ikut, kesambet kontol nanti kelamaan di situ" teriaknya lagi dari dalam mobil.

Daripada urusan makin panjang, lebih baik aku menurut saja apa yang dia inginkan. Aku membuka pintu mobil, Ibra sudah telanjang bulat di kursi kemudi, aku menelan ludah, padahal sudah sering melihat, tetap saja aku menelan ludah jika mendapati tubuh telanjangnya di depanku, pahatan otot tubuhnya, bulunya, iya aku tidak akan melupakan batangnya yang paripurna dengan 2 biji menggelantung dan jembut yang rapi, pria keturunan arab ini memang tampak sempurna.

"Ini kita mau pergi, apa mau main di dalam mobil?" tanyaku kebingungan.

"Kenapa? kamu udah pengen di entot ya?" ia tertawa, "sabar ya sayang" ujarnya lagi.

"Terus ngapain kamu telanjang?" tanyaku memalingkan wajah, mataku tidak bisa dijaga, kalau melihat milik Ibra, pasti mulutku gatal ingin mencaploknya.

"Ganti baju" jawabnya singkat, "kamu juga sekalian ganti."

Aku pikir akan ada sedikit sentuhan, ternyata dia hanya ganti baju, wku masuk ke dalam mobil lalu menutup pintunya, benar juga yang dikatakan Ibra, aku sedikit gerah dengan dasi dan jas yang mengikat tubuhku, aku ikut melepas semua pakaianku, Ibra sudah berganti pakaian memakai baju kaos berwarna hitam dan celana pendek selutut.

"Cepetan, aku merem nih" ujar Ibra di sampingku, dia memang menutup matanya.

"Kayak ama siapa aja, pake tutup mata segala."

"Kamu nafsuin, yang ada makin lama waktunya kalo genjot kamu dulu" ujarnya masih memejamkan mata.

Aku dengan iseng mendekat dan mencium bibirnya, tangannya kutempelkan di dadaku.

TTM (Gay Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang