2 tahun kemudian
Palembang
Pempek
Kemplang
Tekwan
Model
Pindang Patin
Tempoyak
Burgo
Kue 8 jam
Semua makanan khas palembang itu terhidang diatas meja yang sangat besar, di perkarangan rumah mewah bernuansa putih keemasan yang indah.
Tampaknya sang pemilik rumah sedang mengadakan pesta, karena rumah itu semakin ramai dengan para tamu yang berdatangan, hampir keseluruhan tamu yang datang memiliki ciri-ciri serupa, Mata sipit dan kulit putih menjadi ciri-ciri utamanya.
Rumah itu milik pengusaha yang cukup tersohor di kota palembang, namanya Agustinus Lauw, Pengusaha yang merajai bisnis properti.
Agustinus Lauw memang sedang mengadakan pesta pelepasan putra semata wayangnya Gabriel Florentinus Lauw.
Gabriel memperhatikan keluarga besar Lauw yang sedang menikmati hidangan dari balik jendela kamarnya, Ia mendesah, 2 tahun sudah berjalan, namun rasa cintanya terhadap Ibrahim tidak juga hilang, sekalipun semua akses yang Ia miliki di blokir oleh Papanya, namun rasa cinta didalam hatinya tak dapat di blokir oleh apapun.
Gabriel menutup tirai jendelanya, Ia berjalan ke ranjangnya dan merebahkan bokongnya di pinggir ranjang, satu yang tidak diketahui Papanya Gabriel, bahwa dibalik fotonya yang menghiasi meja kerjanya dulu, terselip Foto Ibrahim, Gabriel tersenyum, Ia merasa beruntung menutupi Foto Ibrahim dengan fotonya sendiri, Ia juga beruntung Papanya membawa semua barang-barangnya selama dijakarta, sehingga Ia masih membawa kenangan Ibrahim dengan memakai baju pembelian Ibrahim saat mereka ke bandung.
"Ibra" lirihnya memandangi foto ibra, itulah kegiatannya selama 2 tahun belakangan ini, memandangi foto Ibra, lalu menciumnya, bahkan Ia kadang bicara sendiri seolah foto Ibra mampu menjawabnya.
Tok
Tok
Tok
Pintu kamarnya diketuk, Gabriel segera menyimpan foto Ibra dan segera membuka gagang pintu kamarnya.
"Ayil udah siap sayang?" tanya seorang perempuan yang tak lain dan tak bukan adalah Ibunya Gabriel yang Ia panggil mama.
Gabriel mempersilahkan ibunya masuk, mereka duduk berdampingan di sisi tempat tidur.
"Ayil yakin?" Tanya Ibunya memegang tangan Gabriel.
Gabriel menatap wajah tua Ibunya, kemudian kepalanya mengangguk, dari bibirnya yang bergetar keluar kata yang selama ini ia pendam "mah, mungkin ini udah jalannya ayil harus melupakan Ibra, lagipula--" Ia diam sejenak, "lagipula percuma ayil disini tapi seperti dipenjara, akses untuk dunia luar tidak ada, lebih baik ayil ikuti keputusan papa"
KAMU SEDANG MEMBACA
TTM (Gay Story)
RandomBOYSLOVE ⚠️ Cerita Gay #Lagi proses edit yang typo dan lain-lain# Mengisahkan tentang dua pemuda yang berteman, tapi pertemanan mereka berbagi keuntungan. keuntungan untuk saling menggenjot. Namun karena terlalu sering bersama dan berbagi sex bersam...