Ibra : Diambang Pilu

7.4K 430 16
                                    

Ibrahim Pov
_________________________________________

Ternyata benar seperti yang dikatakan Abi dan Ummi, segala sesuatu yang kita miliki di dunia ini hanyalah titipan, setiap saat jika Sang Pemilik Kuasa mau, maka Sang Kuasa bisa dengan mudah mengambilnya.

Sama seperti yang kualami saat ini, begitu mudah Sang Pemberi Hati membalikkan keadaan hati, aku baru saja merasakan kebahagiaan yang teramat sangat, berekspetasi hidup yang kujalani akan semakin indah, berkhayal tentang kehidupan masa depan setelah melamar Gabriel, aku juga sudah memikirkan kapan akan menikahi Gabriel, namun nyatanya keadaan berbalik seketika.

Gabriel yang kucinta sekarang membenciku, Gabriel yang menatapku dengan hangat kemarin berubah menjadi tatapan nanar, Gabriel yang manja berubah menjadi garang, Gabriel yang selalu membiusku dengan kata-kata nakal, berubah menjadi pemaki yang menyakitkan, Gabriel yang baru saja memiliki panggilan khusus baru yaitu mas Ibra, berubah memanggilku Baim menjadi seperti orang lain, ini semua karena aku mengecewakan Gabrielku.

Masih kuingat jelas kejadian kemarin saat aku menemani Rasty untuk memeriksa dirinya ke dokter kandungan di rumah sakit, ia memang positif hamil dan kehamilannya sudah berjalan 3 bulan, Rasty bersikeras jika janin yang dikandungnya adalah anakku.

Rasty bersikeras jika ia tidak pernah bercinta dengan laki-laki lain selain denganku, tapi aku juga bersikeras jika aku tidak pernah memasukkan cairan kejantananku ke dalam rahimnya, aku ingat setiap persetubuhan yang kami lakukan, aku selalu menggunakan pengaman, mencabut kejantananku saat berdenyut, dan menumpahkan cairanku diluar.

Aku sempat meminta dokter untuk melakukan test DNA terhadap janin yang dikandung Rasty, namun mendengar jawaban Dokter, aku mengurungkan niatku, "untuk janin dalam kandungan, tes DNA dilakukan dengan mengambil cairan amnion atau air ketuban melalui prosedur amniosentesis atau dengan chorionic villus sampling yang mengambil sampel jaringan plasenta. Namun, kedua jenis tes pada janin tersebut memiliki risiko membuat ibu mengalami keguguran" begitu yang dikatakan dokter di rumah sakit kemarin.

Bagaimanapun juga, aku bukanlah orang yang jahat, aku tidak mau Rasty mengalami kejadian yang membahayakan nyawanya dan juga nyawa si jabang bayi, jadi kuputuskan mengurungkan niat tersebut sampai bayi itu lahir.

Rasty memaksaku untuk menikahinya, ia bahkan mengancam ingin bunuh diri, setelah itu Gabriel datang dan terjadilah drama percintaan diantara kami bertiga. Ah Gabrielku, apa aku mampu menatap kedua matanya pagi ini, apa ia mau memandangku hangat seperti sebelumnya, apakah ia masih mau memelukku erat seperti yang biasa ia lakukan, aku merindukan Gabrielku.

Dengan langkah gontai aku berjalan menuju ruanganku, tak kuperdulikan beberapa bawahanku, termasuk Lita dan Lusi yang menyapaku, aku sama sekali tidak tertarik membalas sapaan mereka, yang kuinginkan saat ini hanyalah Gabrielku seorang.

Gabrielku belum datang, tidak biasanya kekasihku belum tiba di kantor, biasanya ia orang yang paling rajin, ia orang yang paling pertama datang, ia orang yang memberiku ucapan selamat pagi setiap aku membuka pintu ruangan kami. Aku biasanya langsung menghampiri dirinya yang duduk di bangku kerjanya, menggoda Gabriel dan tanpa sungkan mencium pipinya semenjak kejadian aku melakukan persetujuan TTM dengannya.

Hatiku hancur, aku sudah kehilangan Gabrielku, aku tidak tahu apakah aku mampu menjalani hidup tanpa dirinya, jika Gabriel tidak memaafkanku, rasanya lebih baik aku mati saja daripada harus kehilangan cinta seorang Gabriel.

Aku duduk di bangku Gabrielku, memandangi fotonya yang tersenyum ceria, senyumannya begitu memikat, foto ukuran 4R itu seolah memandangku, aku tak perduli jika itu hanya foto, aku menciumnya, memeluknya, membayangkan jika itu adalah Gabriel yang nyata.

TTM (Gay Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang