Ibrahim POV
_________________________________________Aku merasa menjadi pria paling beruntung, Gabriel menerima cintaku dan meresmikan aku sebagai pacar disela kejantananku yang menancap di dalam tubuhnya. Aku semakin yakin jika aku benar mencintainya, Gabriel bahkan menelan spermaku, hal yang belum pernah ia lakukan selama ini, akhirnya Teman Tapi Mengentod ini berubah status.
Aku tak menyia-nyiakan rounde ke dua yang ia tawarkan, segera kulumat lagi bibirnya yang basah karena tetesan air shower dan juga cairanku yang ia telan, ciumannya sungguh memabukkan, berbeda dengan Rasty, Chintya, Silvia, Bebi tanpa Romeo, Laura, Fira, Chelsea, Angela, Alena, Tiara, Gwen, Vinia, Karina, bahkan Maisaroh, gadis berjilbab yang ingin dipanggil Mei-Mei. Ah ... banyak juga ternyata mantanku, tapi memang tak ada yang seenak Gabriel.
Setelah bertahun-tahun menjadi Don Juan, aku ditaklukan. Ditaklukan oleh seorang pria yang tak lain dan tak bukan adalah teman sekaligus partner kerjaku.
"Aku mau masukin sekarang!" bisikku di telinga Gabriel.
Gabriel mengangguk, ia memasang posisi memunggungiku, lalu aku meludah sedikit ke batangku.
Aku menggigit telinganya, dan berbisik kembali, "kamu siap?"
"Cepetan! berisik" Gabriel memarahiku. Sepertinya Gabriel sudah tidak sabar.
Aku segera menuntun kejantananku mengarah ke liang senggamanya yang bagiku tetap saja liang tersempit, tapi Gabriel merasa ketakutan jika ia sudah tidak sempit lagi, ada ada saja kekhawatirannya. Seperti yang kukatakan, mau melebar sehektarpun aku tidak akan bosan, kejantananku sudah cocok dengan liangnya, seperti kunci yang tidak bisa digantikan ke gembok lain, walau kejantananku tak sekecil kunci juga. Bagiku yang keturunan Arab ini, barangku cukup membuatku bangga, tak jauh berbeda dengan milik Jhonny Sin yang keluar masuk di liang senggama Mia Khalifa, bahkan sepertinya lebih besar punyaku sedikit, kejantanan yang kuberi nama Ibra Junior.
Ibra junior menempel di belahan pantat Gabriel, mengetuk pintu liangnya seolah memberi salam, liang senggama Gabriel berkedut seolah memberikan izin dan menyuruh Ibra Junior berkunjung, beruntung sekali Ibra Junior menemukan tempat persinggahan ternyamannya, kau harus berterima kasih kepada tuanmu hei Ibra Junior.
Ibra junior menyelundupkan kepalanya, menyeruak memaksa masuk, menembus pintu yang menghimpit kepala Ibra Junior. Setelah Ibra Junior merasa bisa mendorong batangnya utuh, ia masuk semakin dalam, good job Ibra Junior, beri ruangan sempit itu kepuasan.
"Ahhh ...." sang pemilik liang mendesah karena Ibra ajunior menyentuh bagian dalam rektumnya.
Ibra Junior seolah memberi kode untuk digoyangkan, ia sudah siap membantuku di dalam sana, aman boss, cepat hajar, mungkin seperti itulah yang ingin Ibra Junior katakan. Aku menggoyangkan pinggulku dengan gerakan maju mundur, menggesek liang senggama Gabriel yang menghimpit kejantananku. Aghh gila, lubang yang hangat, lubang terenak, bahkan didiamkan saja kedutan dinding liang senggama Gabriel seperti memberikan pijitan.
"Ouughh" lenguhku.
Aku pelan-pelan menusuk liangnya terus menerus, lalu ritmenya sedikit kupercepat, semakin cepat dan semakin cepat, hingga biji salakku bergoyang menampar belahan pantat Gabriel.
"Aaah Ibra, terus, terusin, aah terusin, faster, faster Ibra aah" teriak Gabriel menggema ke seluruh ruangan kamar mandi.
Inilah yang aku sukai, teriakan Gabriel adalah penyemangat bagiku untuk terus memompa bokongnya, seperti yel yel cheerleader yang menyemangati tim basketku di kampus dulu. Kuhentakkan pinggangku berkali-kali. Sekali hentak, kutahan. Dua kali hentak, kutahan dan kuhentakkan lagi dengan mengambil ancang-ancang.
KAMU SEDANG MEMBACA
TTM (Gay Story)
RandomBOYSLOVE ⚠️ Cerita Gay #Lagi proses edit yang typo dan lain-lain# Mengisahkan tentang dua pemuda yang berteman, tapi pertemanan mereka berbagi keuntungan. keuntungan untuk saling menggenjot. Namun karena terlalu sering bersama dan berbagi sex bersam...