Chapter 2

69 1 0
                                    

Revika hanya duduk diam di bangkunya. Ia menunggu semua teman sekelasnya untuk pulang terlebih dahulu. Biasanya ada Nur yang menemaninya, namun hari ini Nur harus berlatih Taekwondo jadi dia harus langsung pulang. Ia memainkan sebuah game di ponsel miliknya. Game adu kecepatan dalam berhitung, melatih kemampuan visualnya dan lain sebagainya yang bisa mengasah otak. Tiba-tiba seseorang langsung menduduki bangku Nur di sebelahnya. Orang itu hanya bersedekap dada sembari memperhatikan Revika bermain.

Satu menit....

Dua menit....

Lima menit....

Sepuluh menit....

Dia berdecak kesal karena Revika tidak segera menghentikan permainannya itu, lalu dengan sedikit kasar ia mengambil ponsel tersebut. Revika hanya menatapnya datar. Alzelvin Axton Aldrich. Orang yang akan menjadi 'murid' nya nanti. Revika menaikkan sebelah alisnya seolah berkata ada-apa-?.

"kita mau belajarnya kapan?" tanya Alzelvin

Kita? Bukannya cuma lo ya?...

" lo free nya kapan?" tanya Revika datar

" Minggu. Soalnya hari senin sama selasa gue ada latihan basket, terus hari rabu sama kamis gue juga ada les, lalu hari jum'at sama sabtu gue harus latihan futsal."

Ngga nanya!...

"hoh. Yaudah hari minggu."

Revika merebut ponselnya kembali dari tangan Zelvin dan memasukkannya ke saku rok miliknya, lalu ia memakai tasnya dan berdiri. Zelvin tak bergerak sedikitpun. Ia tau kalau Revika tidak bisa keluar jika dia tidak beranjak dari bangku Nur yang notabenenya menghalangi jalannya untuk keluar karena bangku milik Revika terhimpit antara dinding dan bangku tersebut.

"materinya apa?" tanya Zelvin

"Fisika, Kimia, Pkn, sama MTK."

"hah?! Gila lo! Otak gue ngga cukup kali buat nampung semua itu sekaligus!" seru Zelvin kesal

"Pasti cukup. Kalo ngga, ngga mungkin lo bisa masuk ke SMA ini."

"Ck! Kurangin kek."

"Yaudah, lo ngga maunya apa?"

"Fisika."

"Oke. Hari minggu nanti materinya Pkn sama Fisika. Lo hafal sama pasal-pasal kan?"

"Njir fisika lagi. Gue kagak hafal sama pasal-pasal."

Revika diam. Ia menatap Zelvin dengan tatapan dingin, sementara Zelvin sendiri hanya menatapnya balik dengan wajah(sok)polos. Revika pun mengeluarkan sebuah buku kecil lalu memberikannya pada Zelvin. Zelvin hanya menaikkan sebelah alisnya saat melihat buku Undang-Undang itu di berikan padanya.

"Hafalin. Nanti gue tanya."

"Ogah!"

Revika kembali terdiam membuat kelas itu dilanda keheningan. Ia menghembuskan nafasnya dan menatap Zelvin datar, lalu kembali duduk di bangkunya tanpa mengalihkan tatapannya sedikitpun.

"Gini aja..."

Mereka kembali berdiskusi tentang masalah pembelajaran tersebut. Cukup lama karena saat langit mulai menggelap mereka baru selesai. Mereka memutuskan untuk melakukan pembelajaran itu di rumah Zelvin karena menurut Revika bisa saja Zelvin pergi kemana-mana nantinya jika mereka belajar di rumahnya ataupun di tempat lain.

Zelvin beranjak dari tempat duduk Nur membuat Revika lebih leluasa untuk pergi dan yah... Memang itu yang ia lakukan. Tanpa menunggu Zelvin ia langsung meninggalkan pemuda itu di sana.

Ia berjalan melewati gerbang sekolah begitu saja dengan wajah datar andalannya. Setelah berjalan beberapa meter ke depan, Zelvin mengimbangi dirinya menggunakan motor ninjanya.

"Bareng gue aja yuk! Ga baik jalan sendirian pas lagi maghrib buat cewek." ujarnya

"Ga usah. Kalo gue bareng lo nanti gue cepet sampe ke rumah."

"Ya iyalah! Gue nawarin lo kan juga biar lo cepet sampe ke rumah."

"Gue males di rumah. Mau ke rumah Nul dulu."

"Nul? Nul siapa? Inul?"

"sebenarnya sih namanya Nur, Nur Shafira."

"Ooohh Shafira."

"Kenal? Lo anak kelas mana sih?"

Dan Zelvin langsung ngerem mendadak saat mendengarnya. Ia menatap Revika dengan tatapan tak percaya.

"Kita sekelas woy! Gue kan selalu datang ke-2 setelah lo! Masa lo kagak tau?!"

Revika menaikkan sebelah alisnya, "Oh ya?" ujarnya datar dengan raut tak bersalah yang membuat Zelvin ingin sekali mencekiknya. Tiba-tiba sebuah mobil BMW hitam berhenti tepat di depan mereka dan orang yang mengemudikan mobil itu pun keluar.

"Ayah..." lirih Revika

"Kamu kenapa belum pulang, Ka?" tanya lelaki yang kira-kira masih berumur 30-an tersebut.

"Tadi ada urusan sebentar di sekolah,"

Lelaki itu berjalan mendekat lalu menatap Zelvin penuh selidik.

"Ini siapa?" tanyanya

"Temen aku Yah. Pulang yuk!" ajak Revika sembari memeluk lengan ayahnya manja. Ayahnya tersebut hanya tersenyum dan mengelus kepala Revika. Mereka pun pergi dari sana setelah Revika melambai sebentar pada Zelvin yang hanya bisa bengong di sana.

"Ck! Tu cewek katanya males pulang? Gimana sih? Percuma dong gue bela-belain ngehampirin dia ke sini! Argh e'ek pou tu cewek." serunya kesal. Ia pun menghidupkan motornya dan segera melaju dari sana.

Tbc~

22 February 2015

His Smile ;)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang