ll. Minus 101% 𓇚 [✔]

8| Hari Ini, Kita Saling Berkata

•

*tlginisgdmengsedih,tiati:"

Tidak pernah sekalipun ia melihat Jaemin dengan versi yang seperti sekarang, tenang-tenang menghanyutkan. Sejak kejadian tadi sih, bagaimana tidak kalau orang itu melihatnya sendiri.

Jaemin yang duduk tepat dibelakang Lia, berawal dari iseng ingin menemani dalam diam, berakhir—

"Emmm, Jjaeminnn..." panggil Ryujin yang juga baru pertamakali dalam sejarah tergagap dalam bicara.

Ia tau sebab ikut menemani Jaemin untuk duduk, mengetahui persis bagaimana kesabaran yang awalnya tak terhingga menjadi lenyap bersama sosok Jaemin yang langsung pergi setelah adegan yang membutakan matanya.

Dia Menatap fokus kearah layar monitor, mengerjakan soal yang belum sempat diselesaikan.

"Jjae—"

"Jin," Jaemin memutar kursi belajarnya, "lo belum makan malem kan tadi, malah ngikutin gue balik. Mau makan disini gue masakin apa gimana?" Tawar Jaemin yang kebetulan juga lapar.

Maklum anak bujang hobi ditinggal keluar kota.

Ryujin yang masih bingung harus membahas hal kampret atau pura-pura tidak tau hanya mengangguk, takut salah ngomong malah tambah berabe.

Ia mengikut dari belakang, menatap canggung punggung Jaemin. Jantungnya berdetak sangat cepat, entah karna apa. Akhir-akhir ini terlalu banyak yang terjadi, soal Lia dan dirinya, soal kelabilan temannya. Sungguh miris menjadi umat manusia, punya jantung cuma satu, kalo pas disituasi kek gini dugunnya beraneka rasa.

"Pake telor ga?"

Lagi-lagi Ryujin hanya mengangguk dan langsung duduk diruang makan sesuai arahan Jaemin. Mulutnya mengatup sangat rapat, fiks ia tidak akan membahas apapun yang terjadi tadi malam atau bahkan hari-hari kemarin.

Mustahil juga memberitahu Lia sekarang, bagaimana kondisi Jaemin—arghhh, kepalanya hampir pecah memikirkan hubungan temannya.

•••