13| Pijakan yang Sama (The End)

285 28 10
                                    

•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Entah waktu yang berlalu begitu cepat, atau Lia yang tidak perduli pasal penghitungan kalender. Yang jelas ia melewati semuanya dengan bernafas dan mengerjakan semua tugasnya. Tidak terlalu pusing memikirkan hal yang sudah hilang dan berlalu, cenderung menatap kedepan tanpa memiliki mimpi.

Bisa dibilang Lia terlalu datar dalam menikmati hidup, syukurlah ada Ryujin, Hyunjin, Haechan, dan Renjun—Lee Chaeryeong juga, orang itu ikut ambil kendali dalam membuat rusuh. Menjadi teman sebangku sampai akhir dari masa SMA.

Siapa bilang Lia tidak sedih dan melupakan cintanya, justru ia akan semakin tersiksa kalau stuck disatu tempat. Melihat Jaemin yang sudah beranjak dan mengejar mimpinya sendiri, sedangkan Lia, tidak mungkin akan menunduk dan terus merasa terpuruk.

Setidaknya ia tahu bagaimana cara bangkit, meski tidak mudah.

Lia bernyawa dengan senyum Jaemin yang lebih sering ditujukan untuk orang lain. Bukan masalah, selagi hal itu masih bisa dilihatnya. Lia tidak meminta apapun lagi.

Hal yang patut disyukuri kan, mereka masih sekelas. Lia tidak perlu membuat ribuan alasan untuk merangkai kejadian bertemu. Bahkan ia bisa setiap hari melihat punggung Jaemin dari belakang.

Aula sekolah hari ini sangat padat dan penuh, diisi ratusan anak kelas 3 yang sudah menemui waktu kelulusan.

Menyenangkan?

Bisa iya, bisa tidak.

Iya karna akhirnya terlepas dari sisa-sisa hubungannya dengan Jeno, karna sebenarnya orang itu diam-diam masih mengawasi Lia. Wajar bila ia merasa risih.

Dan tidak sebab Lia akan jarang atau mungkin mustahil menemui Jaemin lagi.

Memang benar kalau hubungan mereka tidak seburuk itu, bukan musuh atau yang lainnya. Hanya, nihil alasan untuk bisa dekat lagi.

Kata orang sih, sesuatu yang sudah berantakan dan selesai, akan sangat sulit untuk dirakit ulang. Masalahnya Lia tidak paham, apakah hubungan mereka selesai menemui titik tanpa bisa kembali atau hanya butuh waktu dan perbaikan.

Tenang saja, sebanyak apapun orang lain berargumen, Lia hanya akan memegang satu petuah.

-

"...dimanapun kamu, dimanapun aku nanti. Sama siapapun kita sekarang berhubungan, ada hal yang bisa kita percaya. Sesuatu yang ditakdirkan bersama pasti bakal kembali pada tempatnya.."

-

Yang selalu menguatkan Lia tentang kegelisahannya, toh selama mereka berjarak, tidak sekalipun ia mendengar fakta kalau Jaemin sedang berpacaran dengan gadis lain. Kalaupun dekat, Lia sangat paham dengan itu. Gibahan anak koridor IPS memang penuh dengan garam dan micin.

ll. Minus 101% 𓇚 [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang