Bonus page

4K 338 26
                                    

.

.

.

.

Jadi seperti inilah rasanya kehidupan pernikahan itu? Aku mengira, berumah tangga itu layaknya drama di televisi. Selalu bahagia tak ada perdebatan atau apa. Tapi aku salah.

Kebebasanku jadi berkurang. Ingin pergi harus ijin terlebih dulu dengannya. Iya, dengan Jungkook. Suamiku.

Sedikit cerita saja. Pernikahan kami sudah berjalan satu tahun lamanya. Sesuai perkiraan, pesta pernikahan kami adalah salah satu momen dimana aku merasakan hal luar biasa yang di namakan kebahagiaan seumur hidup. Dia terlihat tampan dengan jas hitamnya, sedangkan aku tentu saja sangat mempesona dengan gaun putih yang ku kenakan. Walau Seok Jin dan Taehyung tidak hadir, namun mereka memberi selamat pada kami melalui video call.  Tentu saja mereka berdua ikut bahagia atas lepasnya masa lajangku. Mereka bahkan mengirim kado pernikahan yang tidak main-main harganya.

Iya. Sebuah mobil sport keluaran terbaru dengan plat JE 0 N berwarna hitam. Waow, aku merasa ini terlalu berlebihan dan berniat mengembalikannya. Tapi mata Jungkook seketika berapi-api saat melihat mobil dengan plat atas namanya itu terparkir di depan rumah dan semakin excited saja saat tau kalau mobil itu adalah hadiah dari kedua saudara Kim. 

"Tolong sampaikan terima kasihku pada ke dua hyeong. Ah tidak, aku akan menelfonnya dan berterima kasih secara langsung nanti."

Aku melongo."Yang benar saja." Aku menggumam tak percaya saat melihatnya setiap pagi mengelap mobil sport jenis Audi r8 V10 itu. Di bersihkan sendiri, di foto setiap saat."Aku bisa gila."

Awalnya pernikahan kami memang berjalan lancar. Kami bahagia. Sangat. Terasa berbeda dan masih tak percaya saat mata ini terbuka di pagi hari, yang kulihat adalah wajah imut menggemaskan dengan mulut terbuka itu tepat berada di depan wajahku. Dia selalu memelukku saat tidur, tidak mengubah posisinya sama sekali saat sudah bangun pun.

Lucunya, dia mempunyai kebiasaan aneh. Dia tidak sadar sama sekali saat tidur, dia akan membuka satu persatu bajunya, melepas semuanya, kembali berbaring dan menarikku ke dalam pelukannya. Aku yang merasakan sesuatu di pahaku, sesuatu yang you know lah apa itu. Selalu tergencet disana. Menguji kesabaranku.

Yah bagaimana lagi. Aku tipe wanita yang mempunyai hasrat besar, mau tak mau ku mainkan saja. Yah walau masih layu awalnya, namun akhirnya berdiri juga di selingi mata Jungkook yang sudah melotot melihat kelakuanku. Dia terbangun saat miliknya ku permainkan."Apa lihat-lihat? Kau yang menggodaku."

Apa kalian pikir dia akan mengomeliku? Salah besar. Dia tidak akan menolak, TIDAK AKAN PERNAH. Si mesum itu walau baru saja membuka matanya, pasti akan bersemangat kalau sudah berhubungan dengan seks. Sampai tiga round,bayangkan.

Aku tau pernikahan pasti ada pasang surutnya. Satu bulan pernikahan semua berjalan lancar, aku bahagia. Tapi di bulan selanjutnya, aku tak percaya Jungkook menguji kesabaranku. Dia jorok, malas, dan sangat manja. Aku tidak terkejut kalau dia manja. Dari awal menjalin kasih, dia memang seperti itu. Tapi jorok dan malasnya? Wah, aku tak percaya baru mengetahui ini.

"Sayang, bisa kau masukkan celana dalammu ini ke bak kotor? Kenapa kau selalu menempatkan itu di westafel?" Tanyaku masih dengan nada lembut. Tapi dia masih tidak merespon dan tetap bermain ponsel di tempat tidur.

"Sayang?" panggilku lagi.

"Iya sayang, sebentar lagi." Dia tetap bermain dengan ponselnya. Aku hilang kesabaran.

"JUNGKOOK-A!" Dia langsung meloncat dari atas ranjang dan meraih celana dalamnya yang berserakan.

"Kau benar-benar_"

NOONA  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang