Hard Day

3.3K 354 11
                                    

_

_

_

_

Sebelum itu....

Setelah Hye Su makan siang bersama Jimin. Dia menerima telfon lain lagi, bukan dari Jungkook ataupun Yoongi. Tapi dari orang lain. Saat Hye su menerimanya, dia tercengang untuk sesaat. lalu beranjak dari duduknya dan pergi begitu saja.

Mobilnya ia kendarai dengan tergesa-gesa. Menuju tempat di mana GPS di mobilnya berjalan. Lima belas menit kemudian, dia sudah sampai di sebuah bar ternama. Kakinya melangkah masuk begitu saja dan menemukan pria bermarga Kim sudah duduk di sana dengan segelas martini di tangannya.

Senyumnya mengembang tipis, mengangkat gelas ke arah Hye Su yang baru saja datang."Kau sudah di sini." ucapnya.

Alis Hye Su terangkat. Berjalan mendekat dengan pesona yang membuat beberapa penghuni bar memperhatikannya."Aku sangat terkejut kau sudah berada di Korea. Jam berapa kau sampai?" Hye Su mendaratkan pantatnya tepat di sebelah pria yang tak lain adalah Seok Jin.

"Lumayan lama. Aku berharap kau punya cukup alasan untuk menyuruhku datang kesini" Jin memutar isi dalam gelas itu lantas meneguknya.

Hye Su tersenyum miring, matanya mengisyaratkan pada bartender, kalau dia menginginkan minuman yang sama."Aku rasa aku punya cukup alasan untuk itu. Tapi sebelum aku bicara, coba katakan padaku. Bagaimana kabarmu? Kau sudah menikah?"

Seok Jin berdecih."Menikah apanya? Mencari uang yang banyak dulu baru memikirkan hal itu. Dari pada membicarakanku, melihatmu semakin seksi, bisa ku pastikan kalau kau baik-baik saja. Bagaimana, sudah mendapatkan kepuasan yang kau inginkan?"

Hye Su berdecak. "Mulutmu."

Seok Jin tergelak. Tak heran kalau dia begitu. Seok Jin tau benar Hye Su seperti apa. Dia sudah mengenal Hye Su sejak kecil. Tautan usia mereka juga tak begitu jauh, hanya satu tahun. Wanita itu juga terlihat tidak marah atau bagaimana. Dia hanya kembali menenggak minumannya tak perduli."Masih mau merebut hak waris perusahaan Kim?"

"Kenapa? Ada yang menarik?"

"Hem. Adikmu membuat masalah denganku. Dia jadi gila."

Seok Jin tertawa lagi."Bukankah dari dulu dia sudah gila?"

Hye Su tersenyum miring."Bagaimana kalau kegilaannya karena aku?"

"Apa?"

"Bagaimana kalau hanya karena ingin membuktikan siapa dirinya padaku, dia memporak-porandakan perusahaanku?"

Mata Jin membelalak."Apa katamu?!"

Hye Su menghembuskan nafas kasar. Meminum minumannya sekali lagi."Dia menyukaiku. Tergila-gila padaku. Bukankah itu menggelikan?"

Kedua alis Jin saling bertaut. "Jangan bercanda." Dia tak percaya.

Kini Hye Su yang tertawa."Apa wajahku kelihatan sedang bercanda? Bahkan hewan saja tidak mau memangsa keluarganya sendiri." intonasi ucapan Hye Su menurun di akhir kalimat. Meminum kembali minumannya.

Keadaan yang tadinya hangat karena candaan, kini berubah menegang karena obrolan serius. Jin kembali menautkan alisnya bingung, mau berkomentar seperti apa kala adiknya sendiri sudah melewati batasnya.

"Aku berniat menghancurkannya. Yang pasti masih didalam ruang lingkupmu. Di bawah perhatianmu. Kalau kau masih mempunyai sedikit keinginan untuk membalasnya, bisakah kita bekerja sama?" tawar wanita itu.

Lama Jin diam. Bukan karena apa, musuh yang akan ia hadapi adalah adiknya sendiri. Bukan orang lain. 'Untuk itu, kau harus menjebaknya. Ada bukti lebih baik."

NOONA  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang