33. Pulang

41 3 1
                                    


Makan malam telah selesai, Dera memilih agar Kelvin mengantarkan Anggi saja. Dirinya tidak mau egois ia memilih untuk dijemput Gifran atau Pak mamat saja lagipula ia tidak mau merepotkan Kelvin yang sudah menjemput nya dan harus mengntarnya pulang kembali, apalagi tentang Anggi, Dera juga tahu diri akan posisinya.

Walaupun Kelvin memaksanya Dera tetap gigih untuk tidak mau diantarkan pulang. "Gue udah telfon Gifran, bentar lagi dia dateng kok." Ujar Dera menolak ajakan Kelvin sekeras apapun.

"Iya udah, maaf ya gue gak anterin lo pulang malem ini sekali lagi maaf banget ya Der." Ujar Kelvin tak enak hati.

"Udah ngemis minta maaf nya? Gue capek nih nungguin kalian ngobrol." Suara berat yang amat tidak asing bagi Dera mengejutkan indra pendengaran nya Dera menoleh, didapatinya Gifran yang sedang menunggu didalam mobil yang kaca jendelanya sengaja lelaki itu buka memperlihatkan dirinya dengan ekepresi bosan sembari memainkan kaca mata hitam ditangannya.

"Udah ya Vin gue udah di jemput makasi makan malam nya, btw Anggi nungguin tuh buruan masuk kemobil." Ujar Dera mengingatkan, kemudian berjalan menuju mobil Gifran.

Dera mengenakan seatbelt nya dan berhenti sejenak menatap adiknya dengan tatapan kesal.

"Udah?" Tanya Gifran sambil menaikkan satu alisnya. Melihat hal itu Dera hanya diam ia tak membalas pertanyaan adikknya yang menurutnya sangat tidak penting.

Gifran menjalankan mobilnya menjauhi rumah Kelvin, sedangkan Dera hanya diam dari tadi tidak memulai berbicara ataupun menjawab ribuan pertanyaan tidak penting Gifran.

"Diem aja lo tiang bendera bisu lo?" Tanya Gifran seenak jidat.

"Diem bisa gak? Gue lagi gak mau bertengkar." Jawab Dera malas.

Gifran tersenyum sinis kemudian mencoba mencari celah agar Dera mau berbicara dengannya, tidak asyik juga kalau kakaknya ini tidak mengomelinya.

"Kemaren-," Belum sempat Gifran melanjutkan bicara nya Dera sudah terlelap matanya kini terturup rapat, sedangkan Gifran hanya mendengus malas, kemudian melirik jam tangan yang terpasang ditangan nya, pantas saja Kakaknya tidak menanggapi nya ternyata sudah jam sebelas malam dan sudah lewat waktu tidur Dera.

"Macet macet lagi gara-gara bendera tidur." Omel Gifran kesal. Ia merutuki dirinya untuk menjemput Dera malam ini bukannya dia menyuruh Pak Mamat malah dia yang berangkat dan jadilah dia repot sendiri.

Gifran sudah sampai didepan gerbang rumahnya, pak Mamat membukakan gerbang dengan senang hati kemudian Gifran memarkirkan mobil ke garasi nya dengan malas sejak tadi Dera belum juga bangun ia terpaksa harus membopong nya sampai ke kamar setelah selesai memarkirkan mobilnya.

"Bendera berat juga, untung lo cewek kalo cowok pasti udah gue seret-seret kesini." Ujar Gifran dengan tawa yang menyebalkan.

Ia beranjak dari kamar Dera kemudian pergi ke kamarnya untuk berbaring santai menikmati insomnia nya dimalam hari dengan menghabiskan semua snack dikulkas nya, Gifran memang mengidap insomnia akhir akhir ini ia kerap begadang dan tak tidur malam. Kebiasaan yang menurutnya buruk, namun sering ia lakukan.



Hai aku baru updete nih setelah sekian lamaa, vote dan coment yaa biar aku semangat buat lanjut oke??😆

See you next part

AderaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang