25. Hukuman

127 4 0
                                    

Budayakan Vote dan Commet sebelum membaca:)

Oke Happy Reading.

"Anjir lah ngapa kita dihukum sih! Kesel bat gua!" Teriak Yayan jengkel. Gadis itu sudah dari tadi mencakar-cakar wajahnya sendiri. Panas, malu, pusing. Itulah yang dirasakan seluruh warga XII IPA 2. Dihukum oleh wali kelasnya sendiri dan ditonton oleh semua warga sekolah.

Bu Ica marah tadi malam, kini ia menghukum semua muridnya untuk berjemur dilapangan saat jam pelajarannya. Tidak terkecuali, semuanya. Yang gak ikut pun kena imbasnya dasar guru aneh.

Tomy beranjak, si preman kelas itu menyeret satu adik kelas laki-laki dan membawanya ke tengah lapangan dia berpesan kepada adik kelas malang itu untuk menggantikan hukumannya kemudian dia bisa tidur sepuasnya didaalam kelas. Sungguh bobrok otak kau bang!

"Gue juga mau." Teriak Utami ia melakukan hal yang sama seperti tomy bedanya siCabe Utami menyeret adik kelas perempuan. Dua manusia itu kembali kekelas dengan tak berdosanya. Sama-sama punya Otak bobrok ya maklumlah.

"Anjir lah si cabe yang bikin masalah kok balek sihh gak terima gue!" Ujar Wenda menggebu-gebu.

"Biarin Wen, ntar kalo lo kesana hukumannya tambah berat." Saran Dera. Ia meminta agar Wenda tetap ditempat saja. Kalau tidak Masalahnya akan semakin besar. Bisa-bisa Bu Ica juga akan mengeluarkan mereka dari sekolah. Oh tydack!

"Kemana sih tuh guru, lama banget." Ujar salah satu siswi perempuan yang dari tadi sudah mengibas-ngibaskan tangannya kegerahan.

"Ada Pak Kasep, Dim kesempatan." Ujar Bayu. Kebetulan Dimas adalah keponakan Pak Kasep, huh untung sekali mereka mempunyai Dimas.

"Pakde!" Panggil Dimas lantang membuat guru yang teramat dicintai Bu Ica itu berbalik kemudain menatap mereka datar.

"Ada apa Mas?" Tanya Pak Kasep menghampiri Dimas.

"Anu Pakde, saya sama temen-temen dihukum sama Bu Ica, alasannya gak jelas banget masa cuman dikeluarin dari grup sama Ajoo beliau jadi hukum kita semua, gimana Pakde? Kami semua kan enggak salah." Jelas Dimas meminta bantuan kepada Pakde kesayangannya.

Karena Dimas itu baik, dan penurut Pak kasep mengijinkan mereka semua kembali. Kecuali Ajoo ia disuruh meminta maaf kepada Bu Ica. Biar urusannya tidak panjang. Masalahnya guru yang satu itu ribetnya minta ampun. Oke makasih Pakde nya Dimas.

Mereka semua kembali, syukur juga kulit mereka tidak Gosong, apalagi Si Raya. Sudah menjerit minta pulang. Perawatan mahal lah, body care mahallah, skincare malallah, dan blablabla lagi.

Dera memasuki kelas bersama Wenda dan yang lainnya Mereka membeli minum terlebih dahulu.

"DERA ADA TEMEN NYA! DITUNGGU KATANYA." Teriak Yayan yang kebetulan masuk paling terakhir setelah Dera mendudukan bokongnya dikursi.

"Siapa?" Gumam Dera kemudian kembali berdiri untuk menemui orang yang memanggilnya itu.

"Besok lo harus dateng ke acara makan malam dirumah gue, ajak keluarga lo. Gue tunggu." Ujarnya Kemudian berbalik.

"Maaf, Kelvin. Tadi Gifran nyuruh buat barengan kesekolahnya lo gak marahkan sama gue?" Tanya Dera hati-hati. Yaa orang itu adalah Kelvin Guenno, anak dari Bunda Mawar yang kebetulan sahabat Mami Erin.

"Oh itu nggak papa, gue pergi dulu." Kelvin beranjak kemudian pergi meninggalkan Dera.

Dera tersenyum kemudian ia berlari kecil masuk kedalam kelasnya. Syukurlah si Kelvin tidak marah.

Double Up yahh❤

AderaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang