7. Di ikuti

145 12 0
                                    

"Der mami mau buat agar agar tapi kata bi susi stok nya abis mami minta tolong beliin yahh?" Tanya Erin kepada Putri sulung nya.

"Iya mih Dera sekalian mau beli Sosis Bakar enak kayaknya", Selain suka Bakso dan Seblak Dera juga sangat menyukai Sosis bakar hm enak sekaleee!

"Ya udah mau dianter sama Pak Mamat atau naik sepeda aja? Biar mami yang bilang kalo mau diantar Pak Mamat."

"Naik sepeda aja mih paling juga deket kok." Jawab Dera senang hati.

"Oke hati hati ya."

Dera mengambil Cardigan maroon nya lalu beranjak dari kamar dan mengambil sepeda di garasi rumahnya.

"Malam-malah loh Der, diantar aja sama Pak Mamat." Kata Erin khawatir, Dera itu perempuan masa keluar malam-malam sendirian kan ga baik.

"Gapapa Mih deket kok." Balas Dera tenang.

"Iya deh hati-hati!" Pesan Erin sekali lagi.

Dera mengayuh sepedanya, jarak dari rumah ke supermarket itu tidak begitu jauh tapi kalau malam-malam begini pasti kelihatan jauh deh ditambah lagi pencahayaan nya kurang.

Sampai disupermarket Dera membeli pesanan Mami nya tak lupa dengan Sosis bakar yang ia inginkan sejak tadi, kalau kalian mau tahu Penjual Sosis bakar nya berada didepan supermarket yang dituju Dera.

Merasa bosan Dera memainkan Ponselnya sekedar membuka Instagram dan men scroll beranda saja.

"Mbak ini udah jadi, sekalian tak kasih bonus lho." Suara Penjual Sosis bakar itu terdengar ketelinga Dera, ia beranjak kemuadian membayar pesanannya.

"Sendirian aja Mbak, enggak takut apa?" Tanya Mas Iwan, Nama penjual Sosis Bakar langganan Dera.

"Nggak kok Mas, kan deket." Jawab Dera membenarkan.

"Sepi loh mbak Dera, apalagi dibelokan sana, Sering terjadi hal-hal nggak baik mbak." Ujar Mas Iwan menyampaikan.

"Mas Iwan tau dari mana?"

"Dengerin ibu-ibu ngerumpi mbak, katanya sih emang gitu."

"Oh jadi pekerjaan ini diduakan ya Mas sama ngerumpi. Pantes sih tuh kumis nya udah panjang banget," Ujar Dera bercanda.

"Ih apaan sih Mbak Dera ini, saya cuma ngingetin kok lagian saya juga pernah tuh ada seseorang gitu di-,"

"Ssst! Diem Mas saya mau langsung pulang aja deh, Udah ya makasih Mas Bonusnya." Potong Dera cepat, ia tidak mau membuang waktu untuk mendengaekan curhatan Mas Iwan yang hanya membuatnya semakin takut.

Mas Iwan mengangguk, kemuadian lembali melayani pembeli lainnya. Sedangkan Dera mulai menaiki serta mengayuh sepedanya dan beranjak dari tempat itu.

Diperjalanan Dera merasa aneh sejak tadi, Mungkin itu hanya perasaannya saja, hm ternyata efek gosipan Mas Kumis Iwan benar-benar ampuh. Tengok kiri tengok kanan ada nya cuman kendaraan, tapi Dera nggak Berani nengok kebelakang.

Merasa ada yang mengikuti Dera mempercepat gayuhan sepedanya. Huffft sepertinya Dera salah tidak menuruti Mami nya untuk diantar sama Pak Mamat saja tadi.

"Siapa sih yang ngikutin udah malam juga. Mas Iwan yaa?!" Ujar Dera pelan, ia terpaksa menengok kebelakang betapa kagetnya ia mendapati seorang yang sedang mengintipnya refleks Dera melemparkan sandal yang ia gunakan saat ini.

Dera kembali mengayuh sepedanya dengan kecepatan penuh ia menembus angin malam, tak lupa dengan sumpah serapah untuk Orang yang mengikutinya tadi, Ishhh kesal sekali rasanya.

"Dikira gue apa sih! Diikutin segala. Ayam? Bebek? Ada ada aja." Gerutu Dera diperjalanan.

"Gue sumpahin tuh orang yang ngikutin gue kena karma! Emang nya gue apaan udah gitu sandal gue yang jadi korban lagi. Awas aja kalo siang-siang ketemu!" emang kalo malem kenapa neng takut ya?.

Dera sampai didepan rumahnya dengan selamat tak lupa ia memarkirkan sepedanya, karena sempat mempercepat laju sepedanya Dera jadi penuh dengan keringat. huh itung-itung olahraga malem ya neng?.

"Eh neng Dera kenapa ngos-ngosan gitu?" Tanya Pak Mamat sembari mengambil alih sepeda Dera lalu memarkirkannya dengan Rapih.

"Dera gak punya kos-kosan pak." Ujar Der Asal, hm mulai lagi deh!

"Ngos-ngosan neng! Bukan Kos-kosan!" kata Pak Mamat kesal.

"Iya deh Pak Mamat, Dera masuk dulu ya pak makasih." Ucap Dera kemudian melenggang masuk kedalam rumahnya.

"Siapa yaa Orang itu? Hm," Gumam Dera, jelas ia masih memikirkan orang tadi.

"Mas Kumis Iwan emang tukang gosip yang haqiqi." Lanjutnya mengingat perkataan Mas Iwan, Si Pedagang Sosis berkumis tadi.

Gabut banget sumpah!
Wkwk next?

AderaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang