Ch 175

1.5K 330 39
                                    

Hmm? 🤔

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hmm? 🤔

Jadi, cuma up satu aja ya, sorry 🙏😁

🔸
🔸
🔸

Btw, ini adalah salah satu chapter yang aku tunggu-tunggu...

Rasa penasaranku akhirnya terjawab!

🔸🔸🔸🍁🍁🌸🦋💖🦋🌸🍁🍁🔸🔸🔸

Sungguh Saran Yang Mengejutkan!

Putri Liyang memandang Tang Yue dengan tatapan kritis dan berkata, “Bagaimana orang sepertimu bisa menjadi Putri Mahkota?

Tang Yue tersenyum acuh tak acuh, “Putri memang wanita yang cantik luar biasa, tetapi... Sebagai seorang wanita harusnya lebih pendiam dan imut.”

Putri Liyang membalas dengan sarkastik, "Apa mata Putra Mahkota dipatuk oleh angsa liar? Dia benar-benar jatuh cinta dengan pria sepertimu? Cih!"

"Itu karena Putra Mahkota menyukai pria sepertiku. Putri sepertimu ini pasti tidak ada di matanya." Penampilan Tang Yue telah dikritik berkali-kali, jadi dia sudah terbiasa untuk mengabaikannya. Dia menoleh ke Putra Mahkota Zhao dan bertanya, "Apa aku benar?"

Putra Mahkota Zhao memegang tangan Tang Yue dan menariknya ke sampingnya. Dia mengangguk dan berkata, "Sudah lewat tengah hari. Sudah waktunya makan siang." Dia tidak ingin membuang waktu untuk wanita yang membosankan.

Setelah Putra Mahkota Zhao selesai berbicara, dia menarik Tang Yue ke kuil. Tang Ya dan para saudari lainnya mengikuti dari belakang. Putri Liyang ingin menyusul tetapi dihentikan oleh Wang Dingjun.

Wang Dingjun berkata dengan lugas, "Putri, menurut aturan Jin Selatan, ke mana pun Putra Mahkota pergi, dia harus membersihkan daerah itu. Kamu harus membawa orang-orangmu kembali."

(haha... Dibersihkan, cocok banget, karna dia cuma nyampah disitu)

Putri Liyang mengira Wang Dingjun hanyalah penjaga biasa. Dia mengayunkan cambuknya kearah Wang Dingjun, "Siapa yang berani menghalangi jalanku?"

Wang Dingjun menghindar ke samping. Ekspresinya menjadi dingin, "Putri, jaga tindakanmu!"

"Kamu masih berani mengelak? Pengawal... jatuhkan dia untukku!" Dengan teriakan Putri Liyang, lebih dari selusin tentara Yue Utara mencabut pedang mereka dan bergegas maju.

Tang Yun berbaring di pundak Putra Mahkota Zhao. Sepasang tangan gemuknya menutupi matanya, tetapi dia diam-diam melihat melalui celah tangan.

Gadis kecil ini pernah digendong oleh Putra Mahkota Zhao dan dia suka duduk di lengannya. Dia merasa bahwa kakak iparnya ini jauh lebih stabil daripada kakak laki-lakinya, jadi dia langsung mengulurkan tangan untuk memeluknya.

[BL] It's Hard To Be A Good Wife √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang