Well, mungkin ekspektasiku terlalu ketinggian ya? Haha...
Okaylah, aku tidak akan memaksa kalian, itu hak kalian, haha...Langsung aja...
Chapter ini, musim semi tidak hanya terjadi di Jin Selatan, hati readers juga akan bermusim semi, hehe...
Selamat membaca my lovely readers🤗
🔸🔸🔸🍁🍁🌸🦋💖🦋🌸🍁🍁🔸🔸🔸
Kamu Sedang Bermimpi!
"Sangat indah..." Sejauh mata memandang, seluruh hutan pegunungan bermekaran dengan bunga persik merah muda, membuat orang merasa seolah-olah berada di surga.
"Perjalanan ini benar-benar tidak sia-sia." Tang Yue menarik napas dalam-dalam. Aroma bunga segar menyerbu hidungnya, membuatnya seolah sedang melihat pemandangan pohon persik yang penuh dengan buah-buahan.
"Kakak akan mengajak kalian memetik buah persik saat buah persiknya matang, oke?"
Sekelompok gadis muda mengangguk dengan penuh semangat. Tang Yun menyedot hidungnya dan bertanya, "Kakak laki-laki, apa kamu akan memanjat pohon untuk memetik buah persik? Ah Yun tidak bisa memanjat!"
Tang Yue mencubit hidungnya dan menjawab sambil tersenyum, "Ah Yun tidak perlu memanjat. Kamu hanya perlu memetik buah persik di bawah pohon."
Tang Wan menarik lengan baju Tang Yue dan bertanya dengan lembut, "Kakak laki-laki, hutan persik ini seharusnya milik Kuil Buddha. Bisakah kita memetiknya?"
"Kita bisa bertanya kepada Kepala Biara saat waktunya tiba." Meskipun Tang Yue berkata begitu, pasti ada cara untuk membuat Kepala Biara setuju membiarkan mereka memetik buah.
"Akan lebih bagus jika ada kamera." Tang Yue bergumam, sangat disayangkan bahwa pemandangan yang begitu indah ini tidak bisa diabadikan.
Dibandingkan dengan hutan bunga persik yang dia lihat dalam foto dikehidupan sebelumnya, hutan ini lebih besar dan lebih lebat. Ini adalah lautan bunga merah muda. Ketika orang masuk, mereka akan merasa seolah berada di surga.
Mereka bermain sepanjang sore dan baru pulang saat hari sudah gelap. Tang Yue mengantar saudara perempuannya kembali dan mengambil kesempatan untuk makan malam di Mansion Yueyang.
Setelah makan, Nyonya Zhao memanggil putri keduanya ke dalam rumah. Dia menutup pintu dan bertanya dengan diam-diam, "Ah Wan, apa kalian pergi dengan Putra Mahkota hari ini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] It's Hard To Be A Good Wife √
Ficción históricaNovel Cina terjemahan bahasa Indonesia Author : Cang Ming Sinopsis : Ia mampu rukun dengan ibu tirinya yang sulit, dan membuat semua saudara perempuannya mengaguminya, namun hanya saja tidak menyangka kehidupan pernikahan dengan pangeran begitu suli...