𝐯𝐢. Secret Room (비밀 방)

83 15 11
                                    

   "Lihat siapa yang baru pulang jam segini!" Begitu pintu terbuka oleh jemari Ahn, ruangan yang tadinya gulita mendadak dipenuhi dengan pendar kirana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

   "Lihat siapa yang baru pulang jam segini!" Begitu pintu terbuka oleh jemari Ahn, ruangan yang tadinya gulita mendadak dipenuhi dengan pendar kirana. Youngjae tersenyum samar kala netranya merekam jelas Jaebeom dan Yugyeom masih ada di ruang tamu; menunggunya.

   "Mianhae. Kenapa kalian belum tidur?" Melepas jaket coklatnya juga melepas gulana dengan duduk dan menyandarkan punggungnya.

   "Seharusnya aku yang bertanya lebih dahulu, darimana saja kau? Tidak mungkin kerja kelompok malam hari, dan lama sekali," Intuisi seorang Lee Jaebeom nyaris nirmala. Tak pernah salah, apalagi menyangkut orang yang masuk dalam daftar terdekatnya.

   Jelas Youngjae gundah. Ia berdehem singkat guna mengulur waktu, sembari otaknya berpikir akan jawaban yang harus ia lontarkan.

   Lantas di tengah kebingungan Ahn ada Yugyeom yang tiba-tiba memasang ekspresi aneh, menyipitkan mata dan mendekat pada Youngjae. "Kau berkencan, ya, Hyung?"

   Spontan yang tersindir menoleh dan memukul bahunya keras. Dengan relfek yang cepat Yugyeom menghindar diiringi tawanya, juga Jaebeom yang tersenyum geli.

   "Sore tadi Han Seorim meminta nomormu! Biar kutebak, kalian janjian untuk bertemu, bukan? Ketahuan!" Lagi-lagi si bungsu berulah, membuat sang puan bergidik geli dan nyaris memukulnya lagi, namun karsanya ia tahan lantaran tak mau memperpanjang.

   Ahn Youngjae menghela napas dengan kasar, ia menanggapi senyuman Jaebeom dengan ekspresi yang seolah mengatakan 'Itu tidak benar!'. Maka arkian ia mengubah air mukanya penuh pertanyaan dan balik menatap Yugyeom yang masih menahan tawanya. "Sebentar, apa kau bilang tadi? Han Seorim meminta nomorku? Untuk apa?"

   Dusta Youngjae agaknya berhasil. Buktinya, sang maknae tak lagi tertawa dan menggeleng singkat, "Kupikir kau tahu."

   Dan yang berbohong tersenyum dalam hatinya kala menyadari mereka percaya. "Dan kau memberikannya?!" Dengan mantap Choi Yugyeom mengangguk. Tanpa ayal sekalipun rasa bersalah yang berarti.

   "Sudah-sudah, ayo tidur," Jaebeom menengahi konversasi, lebih dulu melangkah pergi diikuti kedua dongsaeng-nya.

   Pun dengan Ahn yang sudah menutup pintu kamar dan serentak merebahkan dirinya di ranjang. Kedua manik indahnya menatap kosong pada awang-awang, namun pikirannya berkelana akan perkara tempo tadi.

   "Aku baru ingat! Dia adalah Sunbaenim-ku saat aku masih kelas pertama. Junseok Sunbaenim cukup terkenal, selain karena dia putra salah satu guru, juga karena kepintarannya. Aku tidak tahu apakah dia mengenalku atau tidak, tapi yang jelas aku sering berpapasan dengannya dulu."

   Bicara Mark masih terekam jelas di memorinya saat mereka saling bertukar suara melalui ponsel beberapa jam lalu. Kala itu pula Youngjae mengerutkan alis, ia kembali bertanya apakah Hyung-nya itu tahu apa yang terjadi dengan Han Junseok.

Last PieceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang