𝐱𝐢𝐢𝐢. Coffee (again)

14 2 0
                                    

   flashback, on

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

flashback, on.

   Han Seorim tengah dilanda gundah.

Ia diselimuti oleh pikiran negatif, sebab beberapa jam yang lalu rungunya tak sengaja mendengar percakapan ibunya dengan Han Junseok, kakaknya.

"Junseok-ah, tolong, pulanglah. Jangan lakukan ini."

Wanita itu berbicara melalui telepon genggam yang menempel di telinganya, dengan air muka khawatir serta gelisah.

Selepasnya, sang ibu bepergian dengan terburu-buru, meninggalkan Seorim yang terpaku di ruang tamu.

Seorim takut.

Seorim takut pikiran negatifnya akan terjadi.

Kejadian empat tahun lalu sudah cukup membuat hatinya dibalut luka. Ia tak ingin kejadian itu juga terjadi pada kakak satu-satunya.

Namun, apa boleh buat. Yang bisa Seorim lakukan saat ini hanyalah menunggu, serta berusaha menghubungi ibu juga kakakknya.

Sepersekian menit kemudian, pintu utama terbuka. Menampilkan presensi yang bahkan tak sanggup untuk mengadah. Presensi yang sedari tadi Seorim harapkan kehadirannya. "Ibu? Apa yang terjadi? Ada apa?"

Ibunya datang.

Sendirian.

Keduanya berhenti, bersamaan dengan Seorim yang menyadari bahwa ibunya pasti telah menangis. Matanya merah, tubuhnya lesu, tatapannya sayu.

"Aku dengar tadi Eomma berbicara dengan Junseok Oppa di telepon. Sekarang—di mana dia?" suara si gadis hampir terdengar gemetar. Fakta bahwa ibunya pulang sendirian dengan manik yang sembab sudah membuat hatinya tak karuan.

"Eomma, kenapa diam saja? A-Apa yang terjadi?"

Sang Ibu tak kuasa. Ia memegang kuat kedua tangan Seorim dengan tatapan yang kini telah memburam berkat air mata. "Seorim-ah, kakakmu sudah bahagia."

Detik itu pula Seorim hancur.

Hatinya yang sudah rapuh kembali dibuat sakit, kakinya lemas bersamaan dengan penjelasan sang ibu. Ia terduduk, lagi-lagi di pelukan ibunya.

Dulu, Seorim juga begini.

Kala Seohye pulang dengan kabar bahwa ayahnya telah pergi.

Ia juga hancur. Hancur dan lemas di depan sang ibu.

Dan kini, ia kembali merasakan hal yang sama.

Junseok tersayang sudah pergi. Kakaknya tak akan kembali.

   flashback, off.

꧁ 〄 ꧂

Hari yang cerah setelah pulang sekolah. Jaebeom, Jackson dan Jinyoung masih setia di kelasnya, meskipun ruangan itu sudah kosong dan hanya di isi oleh mereka bertiga.

Last PieceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang