𝐱𝐢. Eomma? (엄마?)

75 12 11
                                        

   "Hyung, bagaimana keadaanmu?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

   "Hyung, bagaimana keadaanmu?"

   Pagi hari Jaebeom disambut dengan pertanyaan manis dari si maknae, Choi Yugyeom. "Eoh, aku sudah lebih baik."

   Lee Jaebeom memang jarang sekali terserang demam. Jika itu terjadi, berarti pribadi itu sedang banyak pikiran atau memang sangat lelah. Beruntung ia memiliki teman se-atap yang peduli pada dirinya.

   "Aku berencana pergi dengan Youngjae Hyung untuk belanja. Keperluan rumah sudah hampir habis," Yugyeom merapikan meja belajarnya, membiarkan sinar mentari masuk melalui jendela yang tirainya baru ia buka.

   Lee mengangguk, lantas ia beranjak dari tempat tidur dan menyambar handuk di sana, "Terimakasih."

   Bersamaan dengan Jaebeom yang masuk ke kamar mandi, Yugyeom keluar dan mendapati Youngjae yang tengah sibuk di dapur sembari bolak-balik melihat ke ponselnya. Jemarinya menunjuk beberapa ruang yang kosong di kulkas, juga tempat penyimpanan alat lainnya.

   "Eoh, Yugyeom-ah, kira-kira apalagi yang habis, ya?" rupanya ia tengah mencatat beberapa hal yang perlu dibeli.

   Yugyeom mendekat, memperhatikan ponsel Youngjae yang kini telah dipenuhi oleh aksara-aksara. "Sepertinya sudah."

   "Oke. Ayo berangkat sekarang, tugas sekolahku banyak," bicara Youngjae buat Yugyeom spontan melirik dia dari bawah sampai ujung rambut. Yugyeom baru sadar pribadi itu sudah rapi sedang ia masih pakai kaos putih dan celana pendek. 

   "Astaga, sebentar. Aku bersiap dulu," Yugyeom setengah berlari menuju kamarnya, meninggalkan Ahn Youngjae yang menghirup oksigen sebanyak mungkin dan melepasnya guna berusaha sabar.

   Youngjae memilih untuk melangkah keluar rumah, menikmati udara Seoul yang masih sejuk. Lantas ia menyusuri jalan setapak tempat tinggalnya, menggiringnya untuk membuka pintu pagar dan mendapati dua insan tengah berjalan dengan santai hingga membuat si puan harus setengah membungkuk guna menjaga sopan santun.

   Youngjae hanya kenal, namun ia tidak akrab. Sosok ayah dengan anak perempuannya yang tinggal tepat di sebelah rumahnya. 

   Lantas, sebuah memori singgah di kepalanya. 

   Han Seorim.

   Sosok yang selama bertahun-tahun dibelenggu dalam penjara kebohongan, hatinya dibuat terluka oleh tiga hal sekaligus.

   Kepergian ayahnya, kepergian kakaknya, serta kebohongan ibunya.

    Youngjae benar-benar tak bisa melupakan bagaimana tangis si gadis, serta bagimana jemarinya menggenggam erat lengannya. Hatinya terasa nyeri, Ahn tak bisa membayangkan bagaimana jika ia ada di posisi Seorim saat ini.

   Lantas, jemari Ahn tergerak untuk merogoh ponsel di saku jeans-nya. Ia memeriksa sesuatu di sana, banyak aplikasi ia kunjungi; dengan username yang kurang lebih identik.

Last PieceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang