𝐱. Something (무엇)

65 12 3
                                        

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

   Seorim kecil tengah terduduk manis di meja belajarnya, menorehkan grafit pada kertas polos di sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

   Seorim kecil tengah terduduk manis di meja belajarnya, menorehkan grafit pada kertas polos di sana. Sebuah bunga yang cukup indah bagi seorang anak sembilan tahun. Dua sudut bibir ia angkat, memuji dirinya sendiri sebab gambar yang begitu indah.

   "Seorim-ah! Es krim di kulkas aku habiskan, ya?" sosok lain muncul di balik pintu, menatapnya penuh jahil hingga membuat yang terpanggil menghentikan aktivitas.

   "Tidak boleh! Itu es krim milik Seorim, kakak beli sendiri saja!" dengan sekantung ke-imut-an yang ia punya kala itu, Han Seorim mengerucutkan bibir dan marah pada kakaknya, Han Junseok.

   "Terlambat! Sudah aku makan! HAHAHAHA!" Han Junseok yang saat itu masih duduk di bangku sekolah dasar berlari menjauh dari kamar Seorim, membuat adiknya melotot dan akhirnya berteriak sembari mengejar kakaknya.

   "Oppa! Junseok Oppa, berhenti!" tak henti-hentinya Seorim melaungkan kalimat itu, tak dibalas Junseok--justru lelaki itu tertawa kencang kala sudah memegang sepotong es krim di tangannya.

   Pada akhirnya si kecil Han lelah. Ia terduduk di lantai, bulir air mata perlahan menetes dari kedua manik mungilnya. Seorim kecil yang masih polos, perihal es krim saja ia menangis. Ia menangis kencang, membuat Junseok sedikit panik, apalagi kala sosok lain datang dan memeluk adik kecilnya itu.

   "Hei, hei, kenapa kau menangis? Kakak mengganggumu lagi, ya?" ia berikan sentuhan lembut pada putri kecilnya, menghapus tiap-tiap air mata yang telah menetes pada bajunya.

   "A-Appa, Junseok Oppa mengambil es krimku..."

   Sosok pria paruh baya yang kini tersenyum kala mengetahui alasan putrinya menangis, masih menenangkan si kecil lantas memanggil lelaki yang menjadi pelaku menetesnya air mata Han Seorim.

   Masih berada di rengkuhan sang Ayah, Han Junseok melangkah perlahan dan akhirnya menyodorkan benda di genggamannya. "Seorim-ah, aku bercanda. Ini es krim-mu, jangan menangis, hehe."

   Masih cemberut, Seorim mulai diam dan tak lagi bersuara. Ia meraih sodoran Junseok perlahan, lantas berbicara, "Kakak jangan seperti itu lagi, Seorim tidak suka. Es krim ini pemberian Appa."

Last PieceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang