𝐱𝐢𝐯. Kwon Ssaem (권쌤)

25 3 0
                                        

   "Sudah aku kirim alamatnya di grup. Apa kau pernah ke sana? Sepertinya lokasinya dekat rumahmu, Beom-ah," Jackson datang ke kelas sembari membawa susu kotak dan menyodorkan ponselnya ke Jaebeom dan Jinyoung yang sedari tadi duduk di bangku mereka.

   "Oh! Resto gimbap ini? Aku ke sana beberapa waktu lalu. Menunya lumayan," jawab Jaebeom. Hari ini tanggal 27 Maret, dan mereka tengah membicarakan tempat di mana Jackson akan mentraktir seperti yang sudah ia janjikan. Jinyoung meraih ponsel Jackson dan alisnya berkerut, "Aku belum pernah ke sini."

   "Sejujurnya," Jackson menjeda kalimatnya sembari mengambil kembali ponselnya dari gengganan Nam Jinyoung, "aku juga belum pernah ke sini."

   Sontak Jaebeom dan Jinyoung menghela napas. Tahu tidak, wajah mereka menyiratkan sebuah meme dengan caption "im so done with this man".

   "Kau sudah reservasi, kan? Bagaimana bisa kau reservasi ke resto ini jika kau sendiri tak pernah mencobanya?" Jinyoung sedikit kesal.

"Aku berjalan-jalan di Seocho-Gu dan bertemu dengan resto dengan kemudi kapal laut di depan pintunya. Ya, pick random! Tapi setidaknya Jaebeom mengatakan bahwa resto ini enak, bukan? Feeling-ku memang bagus, Jinyoung-ah!" Jackson menjawab dengan sangat cepat disertai antusiasmenya.

"Untuk apa kau berjalan-jalan sendirian di Seocho-Gu? Kasihan, tidak punya pacar, ya?" Jaebeom sungguh menyebalkan! Ia tertawa sembari berkata itu dan membuat Jackson melayangkan satu pukulan keras di bahunya. "Aish! Justru itu. Aku berjalan-jalan untuk mencari pacar!"

"Orang bodoh macam apa yang mencari pacar di jalanan? Kau berhadap mendapatkan wanita yang seperti apa, Seun-ah?" Kali ini Jinyoung yang membalas. Ia juga tertawa. Sungguh, pemikiran Jackson kali ini sangat absurd!

"Wajahku kan tampan! Siapa tahu ada yang kepincut!" Ya, untuk kali ini Jaebeom dan Jinyoung mengakui bahwa ucapan Jackson benar mengenai ketampanannya. Tapi kembali lagi, mencari pacar di jalanan? Orang ini gila?!

"Seun-ah, aku tahu kau bercanda. Tapi bercandamu ini sudah memperlihatkan betapa menyedihkan dirimu. Kita akan segera lulus, segeralah mencari pacar. Apa kau perlu bantuanku?" Jaebeom kembali meledek, masih dengan tawanya.

"Hei! Memangnya kau sendiri punya pacar? Hubunganmu dengan Kim Hyesoo saja tidak jelas!" Oke kali ini Jackson sungguh kelewatan. Apa yang ia ucapkan barusan membuat Jaebeom refleks menendang kaki Jackson dan melihat sekeliling. Fyuh, untung saja gadis yang tersebut namanya tidak ada di kelas sekarang.

Ini adalah hiburan yang menakjubkan untuk Jinyoung! Bahkan lelaki itu sampai harus minum karena tersedak sebab ucapan Jackson barusan. Wajahnya begitu merah karena lelah tertawa.

   "Tapi resto tidak dekat dari rumahku. Sebenarnya bisa berjalan kaki, tapi kurasa naik taksi lebih baik." Lee Jaebeom akhirnya menemukan kalimat untuk mengalihkan pembicaraan dan mengoreksi ucapan Jackson yang mengatakan bahwa sepertinya restoran ini dekat dengan rumahnya. Atmosfernya sudah tidak lucu lagi.

   "Taksi, huh?" Jinyoung berkata dengan lirih, sangat lirih. Wajahnya seketika berubah menjadi muram, pandangannya refleks ke arah bekas jahitan di lengan kirinya.

   Sudah hampir tiga tahun semenjak kejadian itu. Lengannya sudah tidak sakit, tapi traumanya masih terasa.

   "Oh, maaf, Jinyoung-ah." Jaebeom tahu bahwa sahabatnya itu sensitif terhadap sebuah kata yang baru saja ia ucapkan. Ia menyesal sekarang.

   "Apa masih sakit?" Jackson bertanya, lantas Jinyoung tersenyum samar dan menjawab, "Tentu tidak. Hanya saja, terkadang dadaku masih sesak ketika aku melihat benda itu di jalan."

Last PieceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang