DTM - 4

2.1K 296 0
                                    

Ruang club dance ada di Gedung UKM Fakultas Ekonomi lantai 2. Pokoknya yang paling pojok. Begitu penjelasan Park Jimin sebelum pergi menghadiri kelas bersama Kim Mingyu.

Seperti yang dibayangkan, gedung UKM nampak ramai. Jelas, saat ini adalah waktu bagi UKM merekrut anggota baru jadi banyak mahasiswa baru atau senior sampai tingkat tertentu yang datang untuk sekadar bertanya ataupun sudah ada yang memasuki fase interview.

Di jalan, Jungkook menemui beberapa orang yang memberikan senyum ramah padanya. Meski tak dikenal, dia tak sungkan untuk membalas. Hal semacam itu sudah bukan hal baru baginya. Di masa mendatang, kemungkinan besar dia akan menghabiskan waktu lebih banyak di gedung ini. Yah, daripada hanya sekadar mencaritahu mengenai mengapa Kim Taehyung menghindarinya, bukankah lebih baik sekalian menyelam saja?

Berbeda dari lantai yang berada di bawah, kondisi di lantai 2 cukup tenang. Namun ketika Jungkook melewati beberapa ruangan, di dalamnya terdapat beberapa orang yang tengah sibuk dengan pekerjaannya masing-masing atau mendiskusikan sesuatu secara berkelompok.

Pintu dari ruangan yang terletak di paling ujung terbuka membuat Jungkook mengintip ke dalam. Ruangan itu cukup luas, bersih, dan nampak sepi. Bahkan terlampau sepi? Jungkook pikir hal yang sama akan terjadi di ruang club dance. Tapi apakah anggota club ini sedang tak ada di tempat?

"Permisi?"

Jungkook menunggu beberapa saat sambil mengamati apakah benar-benar tidak ada orang. Di detik berikutnya, seseorang masuk dari pintu belakang. Orang itu nampak kesulitan sebab membawa beberapa tumpuk kardus sekaligus hingga melampaui kepalanya. Hal itu membuat Jungkook melepas sepatu dan berlari masuk ke dalam ruang club.

"Ijinkan aku membantumu." Jungkook mengambil tiga kardus paling atas dan dengan cepat berbalik untuk meletakkannya sehingga tidak menyadari siapa yang dibantunya.

Beberapa langkah berjalan, dia berhenti karena tak tahu ke mana barang-barang yang sangat ringan di tangannya harus diletakkan.

Seperti tahu jika dirinya dalam kebingungan, suara di belakangnya terdengar. "Taruh dan susun saja jadi satu didekat pintu."

"Baiklah."

Dengan patuh Jungkook mengikuti arahan yang diberikan padanya dan menaruh kardus-kardus itu didekat pintu.

"Ini sisanya. Tolong letakkan di atasnya."

"Baik—Oh!" Jungkook tak bergerak setelah mengetahui siapa orang yang tengah dibantunya. Lelaki di depannya memperlihatkan ekspresi yang sama seperti saat terakhir kali bertemu di kafetaria.

Beberapa detik setelah itu, Taehyung menarik tangannya yang berada di atas telapak tangan Jungkook. Kini, dia dua kali lipat lebih terkejut mengenai fakta lainnya yang sulit dipercayai.

Sentuhan itu masih terasa membuat Taehyung menggenggam jari-jarinya dengan erat di depan dada. Dia melihat Jungkook menyelesaikan pekerjaan yang tadi mereka lakukan sambil memikirkan apakah yang dirasakannya benar atau tidak.

"Kim Taehyung Sunbae-nim, maafkan aku."

"Ah, tadi, aku tidak bermaksud seperti itu." Taehyung mengatakannya dengan pelan sehingga tidak terlalu jelas di telinga Jungkook.

"Sunbae-nim, aku tahu kau tidak suka jika ada orang asing yang menyentuhmu. Tapi sungguh aku tidak sengaja tadi. Aku hanya ingin membantumu. Tolong maafkan aku."

Melihat Jungkook yang meminta maaf sambil membungkuk membuat Taehyung merasa rumit. Memang benar dia menarik tangannya karena sentuhan itu. Tepatnya karena sentuhan itu berbeda dari yang lainnya. Taehyung tak merasakan sesuatu yang membuatnya tak nyaman dari sentuhan singkatnya dengan Jungkook. Tapi dia tak bisa mengatakan hal itu sebab dia pun belum yakin. Mungkin saja itu karena dia sedang lelah atau mempunyai banyak pikiran. Maka dari itu akhirnya dia memilih untuk berbohong.

"Ah, itu sebenarnya aku hanya terkejut. Aku tidak bermaksud bersikap kasar, sungguh."

"Oh, begitukah? Tapi kenapa kau menghindariku, sunbae-nim? Aku minta maaf karena menabrakmu."

"Itu, itu tidak seperti itu! Kau tau, em, saat aku pertama kali melihatmu.... aku, aku pikir kau seorang artis. Karena, kau.... kau sangat tampan dan itu, itu... tidak baik untuk, j-jantungku..."

Damn! Taehyung tidak tahu apa yang baru saja dia bicarakan. Dia hanya mengocehkan alasan apa saja yang terlintas di kepalanya. Karena tak mungkin dia mengaku pernah melihatnya berciuman dengan seseorang secara tak sengaja.

Taehyung sudah siap untuk menerima konsekuensi apapun dari perkataannya. Dibilang aneh, gila atau semacamnya itu tak masalah baginya. Tapi dia menerima rekasi di luar dugaan. Lelaki di depannya tertawa hingga gigi kelincinya terlihat.

"Aku tidak tahu jika kau sangat imut sunbae-nim."

"Ah, a-aku tidak seperti itu!" Taehyung mengalihkan matanya seraya mengusap tengkuk lehernya.

Kini Jungkook bisa menarik kata-katanya. Dia tak gila. Buktinya, senior yang memiliki rumor aneh itu benar-benar imut. Dia tersenyum sebelum memperkenalkan diri. "Namaku Jeon Jungkook. Aku datang untuk menyerahkan formulir pendaftaran."

"Formulir pendaftaran?"

"Ya. Aku ingin bergabung dengan club dance. Jadi, tolong jangan hindari aku." Jungkook tersenyum, sedang Taehyung terperangah dalam diam. "Dan mohon bimbingannya, sunbae-nim."

Don't Touch Me! || KookV ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang