Zerois berjalan menyusuri lorong-lorong bernuansa putih dengan tenang, tatapannya masih tajam menelisik sekitar. Sampai berada pada suatu pintu bercat putih, ia menghela nafas lalu membukanya.
Laki-laki itu menghampiri ranjang yang terlihat terbaring seorang gadis dengan alat-alat di tubuhnya,
"Hallo cantik, apa kabar? Udah lama Zero ga jenguk ya. Cepet bangun ya kita nungguin nih." Zerois tersenyum mengelus pipi gadis itu dengan kasih sayang.
Lama, Zerois hanya berdiam di sana terduduk dan memandangi wajah gadisnya dengan tenang. Sampai suara dering telfon mengalihkan perhatian Zero dan memilih mengangkatnya.
"Zer lo dimana si anjing, gue sama yang lain udah di sini dari tadi, lo jadi ikut gasi?" Suara gadis di seberang sana membuat dia memutar matanya malas, cerewet sekali.
"Iya. Gue kesana." Jawab Zero singkat
"Zer! Lo kalo ganiat gausah lah janjiin kaya gini segala ke gue, cape gue sama lo lama lama." Ucap gadis itu kesal
Zero tersenyum miring, "Gaboleh berisik sayang. Gue otw" tanpa persetujuan Zero mematikan sambungan telfonnya sepihak. Ia yakin gadis di seberang sana mencak-mencak sekarang.
Zero kembali menatap gadis yang terbaring didepannya dengan sendu, "Besok gue main lagi kesini, tapi lo janji harus bangun. Nanti gue ajak jalan-jalan sepuas yang lo mau."
Zero mengecup dahi gadis itu dengan sayang, lalu beranjak meninggalkan ruangan dengan pelan menuju parkiran rumah sakit. Memakai helm dan melajukan motor sport nya membelah jalanan Jakarta yang ramai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zerois for Gwen
Teen Fiction"Gwen lo ga akan baper sama gue kan?", ingin rasanya Gwen menjedotkan kepala laki-laki dihadapan nya ini. "Lo kalo nanya gabisa aba aba apa Zer?, gila ga kira-kira kalo nanya." "Lo harus janji sama gue Gwen, lo gaboleh ada rasa sama gue. Lo emang qu...