Z&G 4

13 1 0
                                    

Vino dan yang lain membawa Airis turun dari rooftop setelah kejadian tadi, mereka di UKS sekarang dengan Rose yang mengobati luka Airis serius. Sesekali ia meringis karena perih.

"Pelan-pelan Rose sayang, ini perih."

Bukan memelan Rose justru menekan kapas yang ia gunakan untuk mengobati Airis.

"Gatel." Ucap Rose singkat.

"Aw, hah? Apa lo bilang gatel? Gak gue bilang ini perih Rose."

Vino memutar matanya malas, airis ini sangat amat bodoh,"Maksud Rose lo sok kegatelan sama Gwen bego."

Airis membeo, "Ooooo, lah kan gue becanda eh baper beneran. Ngamuk deh."

"Lagian lo suka cari gara-gara sih." Ucap Amber sarkas.

"Lo kan tau Ris, nemuin sosok Gwen itu susah setelah queen dulu gugur. Jadi lo harus ngertiin posisi Zero sekarang." Ucap Jayden dingin.

"Tapi dia ga ngertiin adek gue." Ucap Airis tak kalah dingin.

Sementara para cewe saling bertatap, tidak mengerti arah pembicaraan mereka,"Apaan sih Jay? Queen terdahulu? Adek lo Ris? Apasi ko gue gapaham dari tadi." Alysa menimpali.

Vino menjentik dahi Alysa pelan, "Duh otak udang mah susah. Udah lah biarin mereka, ayo cabut. Disini sumpek."

Vino melihat ketegangan itu, berusaha mengalihkan pembicaraan. Sahabat-sahabatnya ini bodoh atau bagaimana, mengungkit ungkit hal masa lalu yang harusnya tidak diungkit secepat ini.

Rose menatap gelagat aneh mereka, Amber pun sama. Hanya Alysa yang memang oot hanya mengangguk ngangguk paham. Amber menekankan dirinya untuk mencari tahu semua setelah ini. Karena ini mungkin saja berhubungan dengan Gwen nantinya, dan ia tidak membiarkan sahabatnya itu sakit hati.

***

Pulang sekolah adalah waktu yang paling dinantikan semua murid di seluruh dunia, setelah melewati masa pelajaran yang melelahkan, mereka bisa pulang ke rumah dan beristirahat.

"Gwen mami nyuruh ke rumah." Ucap Zero

Gwen yang sedang mengemasi barang di tasnya menoleh dan mengagguk. Toh sudah biasa ia ke sana.

"Ikut lah ya Zer." Itu Jayden, emang anaknya aja gabutan.

Zero berdecih, setelah Jayden pasti semua anak buah nya ikut meramaikan rumahnya.

"Ikut semua aja. Lagian udah lama ga kesana" Kan baru Zero bilang, suara Vino sudah menimpali.

Airis menengok cengok,"Gila lo, lama lo tu tiga hari yang lalu anjir, dasar lebay."

Vino terkekeh pelan, "Kan kangen mami gue tau."

Mami Zero adalah mami mereka semua, ibu Zerois itu kelewat baik. Fasilitas di rumah Zero juga tidak diragukan, semua bisa mereka nikmati tanpa terkecuali. Ruang kamar Zero sudah disulap jadi tempat paling asoy untuk mereka berleha-leha. Apalagi stok makanan, jangan ditanya. Kulkas nya pun ada di kamar Zero.

Semua ada, termasuk minuman haram sekalipun. Prinsip mami Zero yang mereka ketahui, daripada anaknya keluyuran dan mabok diluar. Mending disediain dirumah biar ga membahayakan. Mami milenial sekali bukan.

"Kangen Zahra gue." Vino berucap sambil mereka berjalan ke arah parkiran.

Alysa menyaut dengan nada jijik, "Huwek, bocil juga mau lo sikat. Pedofil."

Zerois for GwenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang