Z&G 3

14 2 0
                                    

Bel istirahat berbunyi, anggota inti Carola berjalan dengan angkuhnya membelah koridor, siapa lagi kalo buka Zergio dengan sahabat sahabat bringasnya dan juga Gwen dengan ketiga sahabatnya.

Jika dilihat dari kejauhan mereka ini memang memiliki kegantengan dan kecantikan di atas menusia normal semua, kalo kata netijen SMA Mandala si perfect.

Bukan Jayden jika tidak memulai keributan, "Lo nya aja baperan anjir, orang gue manggil Vino kok."

Alysa menggeplak dahi Jayden keras membuat laki-laki itu meringis,"Lo manggil bi babi babi tadi mata lo ke arah gue setan, ngeles terus anjing lo."

"Gila Al tenaga lo kaya kuli. Dahi gue berasa di geplak tangan gajah." Saut Jayden masih setia mengusap dahinya.

Belum sempat Alysa menyaut usapan di kepalanya membuat ia menengok,"Udah ya Alysa sayang, nanti lagi berantemnya. Sini sama babang Vino aja jangan deket deket Jayden, bau sampah."

Alysa mendelik, "Sayang sayang, udah lo jadi mantan gausah ngelunjak make ngelus ngelus pala gue. Tanganlo panas. Lo kan setan!."

Ahhh ya, Alysa itu memang mantan Vino. Mereka berpacaran lumayan lah sampai satu tahun tapi kandas setengah tahun lalu karena Vino ketahuan tidur bersama wanita panggilan di apartemenya. Vino mengakui kesalahnnya, ia bukan manusia baik-baik asal kalian tahu. Namanya cowo, kalo masalah nafsu tetap bejat. Tapi Vino tidak pernah mau merusak Alysa makanya ia melampiaskan ke wanita bayaran. Apesnya malah ketauan.

"Duh galak banget si, dulu aja dipanggil sayang nyautnya "iya kenapa sayang"Gitu."

"Siapa tuh yang gitu, duh amnesia nih gue." Ucap Alysa sarkas.

Tanpa sadar mereka sampai ke tujuan mereka, kantin. Mereka menduduki bangku yang kosong, Vino Jayden menarik kursi di meja lain, karena kursi dimeja mereka kurang. Jangan kalian pikir Carola menempati meja yang berembel embel "milik" mereka dan tidak boleh disentuh orang lain. No, bagi mereka semua berhak menduduki tidak ada milik milik, tapi ya tanpa disadari temapat duduk yang mereka duduki sekarang selalu kosong, sepertinya memang tidak ada yang berani menduduki.

Zerois dari tadi hanya diam sambil menenggelamkan wajahnya di leher Gwen, memeluk gadis itu dari samping. Manja sekali bukan lelaki itu, tenang itu hanya dilakukan pada Gwen, hanya Gwen. Pawang Zero untuk sekarang.

"Mau pada pesen apa?" Rose bertanya, tanpa basa basi.

"Mie ayam aja Rose, samain semua biar ga ribet." Gwen menyaut.

Semua menangguk setuju, Rose lalu berjalan ke penjual kantin yang menjual mie ayam, memesan 8 mie ayam dan 8 esteh untuk mereka. Setelah membayar, Rose kembali. Tenang masalah peruangan memang Rose yang ditugaskan untuk itu. Keuangan Carola pun Rose yang pegang, mereka punya tabungan inti dan anggota. Inti sering Rose pakai jika mereka hanya ber delapan seperti sekarang, dan tabungan mereka tidak pernah absen diisi oleh masing-masing mereka setiap bulan dengan jumlah dibagi rata. Kadang malah dilebihkan oleh Zerois, biasa lah.

"Mber? Lo lagi ada masalah?" Airis bertanya menatap Amber yang memang diam saja tidak banyak bicara, padahal gadis itu bukan type yang sangat pendiam seperti Rose.

"Gak, gue biasa aja. Lagi mager ngomong, apalagi sama lo!."

Airis berdecak memikirkan apalagi kesalahannya, Vino berbisik ke arah Airis, "Lo tadi si abis ngatain Gwen kan, dia yang tersinggung tuh. Kaya gatau Amber aja lo."

Airis mengangguk paham, Amber ini sangat amat sayang terhadap sahabat-sahabatnya. Malah kalo Gwen di pedesin orang yang tesinggung itu Amber padahal Gwen merasa biasa aja. Perkataan Airis tadi pagi berhasil mengusik Amber, dan jadilah gadis itu sekarang menatap Airis berapi-api.

Zerois for GwenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang